Tuesday, August 24, 2004

Air mata untuk Indonesia Raya

Dipanggung tujuh belasan tak ada yang istimewa, anak-anak muda berdiri dipentas menyanyikan Indonesia Raya bersama-sama sambil meneteskan air mata mengenang kemerdekaan semu ini yang ke 59..
Tapi tari-tarian yang dipersembahakan adalah tarian modern berbau western dan band yang ditampilkan adalah hardrock dan punk...lalu kita merdeka atas apa?
Apakah merdeka diatas kebudayaan yang bukan milik kita...lalu mengapa kita masih saja merasa telah menguasai Indonesia ini sepenuhnya...alamnya, hutannya, lautnya..tanahnya negerinya, ideologinya....kebijakan-kebijakannya...bukankah masih milik segelintir orang..yang punya jabatan, kekuasaan, punya monopoli, konglomerasi. Perbudakan atas buruh-buruh pabrik, dan penindasan terhadap ras dan suku tertentu...TKW-dan pekerja wanita kita yang ditelanjangi di negeri orang...jadi agenda kepemimipinan kita sampai hari ini....
Artis-artis kita yang kini tak malu lagi buka aurat didepan umum sambil melegalkan statement bahwa kumpul kebo bukan suatu yang aneh, lalu dilanjutkan dengan pembicaraan mengenai pembentukan organisasi gay dan lesbian yang syah dan diakui di negera ini seperti diluar negeri yang katanya sudah lebih maju dari kita Indonesia.
Mana kemerdekaan itu....mana Indonesia Raya itu....mana bangsa Indonesia itu....dan mana Orang Indonesia .... masih ada...?
Aku meneteskan air mata saat lagu patriorisme itu dikumandangkan...lagu yang membuat bangsaku bersatu dalam kesedihan dan penderitaan...lagu yang dimasa lalu kita disuruh menelan pin merah-putih ketika meneriakkan "merdeka" dihadapan penjajah...
Lagu yang melambangkan rasa nasionalisku....
Indonesia Raya....
Kembalilah wahai generasi ku....
Saat kalian bergelimpangan diantara pengaruh narkoba, alkohol dan sex...
Indonesiaku merintih kesakitan...
Dan para arwah pejuang-pejuang dan para Syuhada meratapi kesia-siaannya meneteskan darah untuk negeri ini...
Mari kita panggil Soekarno-Soekarno baru, bung Tomo bung Tomo baru, Diponegoro-Diponegoro baru, Hayam Wuruk dan Gajah Mada baru...
Agar bersemayam jiwa penggagasnya dalam darah muda kita....
Agar Indonesia Raya tak meneteskan air mata.....

Tuesday, August 03, 2004

hanya waktu yang dapat menjawabnya 3

Saat dunia terasa gelap, dan keluhan menjadi raja dihati....kita tahu tak ada jalan dan jawaban atas masalah yang ada...tetapi kenapa jadi resah dan tak tahu apa yang mesti dilakukan....
Merasa tak memiliki apa-apa merasa putus asa dan tak berarti...dan diri menjadi kerdil dan tak tau diri...
Lalu setiap orang yang kita pandang menjadi mulia dihadapan kita.Setiap perkataan adalah ejekan terhadap diri kita dan malu mulai menjalari hati..
Apa yang bisa kita rasakan disaat kritis seperti itu, saat semua masalah seperti mengerubungi kepala.
Tak adakah seorang penolong...
Bahkan teman setia pun lari dari kita...
Dan aku pun mencoba melarikan diriku dalam gelap pekat malam...
Lalu kujumpai cahaya bersih disana...
didalam hati yang mengharu biru dalam syukur...seakan apa yang ada menjadi berharga...
udara, nafasku, jantungku, hidupku dan rezekiku...anak dan istriku, dunia ku menjadi pelipur laraku..dan Tuhanku tempat ku mengadu menjadi pengobat saat hati ku penat....
Wahai sang Maha, betapa lemah jiwa ku tanpa mu, bantu aku Wahai Sang Maha Kaya...
Beri aku sejuta syukur dalam do'aku....
Dan Beri aku air minum yang dapat menghilangkan dahaga sedihku selamanya.............