Monday, May 21, 2007

Cerita kecil tahajjud : Umar bin Abdul aziz

Istri Umar bin Abdul aziz, Fathimah binti Abdul Malik, berkata kepada Al
Maghirah bin Hakim, " Hai Mughirah, saya tahu bahwa kadang-kadang diantara
manusia ada orang yang lebih rajin shalat dan puasanya daripada Umar. Akan
tetapi, saya tidak pernah melihat orang yang dekat kepada Tuhannya seperti
kedekatan Umar. Setelah shalat isya pada akhir waktunya, dia merebahkan
dirinya di atas tempat sujudnya. Dia berdoa dan menangis hingga tertidur.
Kemudian, dia bangun lalu berdoa dan menangis hingga tertidur. Demikian
seterusnya hingga subuh" (Al Zuhd karya Ibn Hanbal h.299, Hilyah Al Auliya
jil.5 h.360)

--------------------------------

Rindukah kita pada 4JJI yang menjanjikan surga? Seperti rindunya Umar bin
Abdul Aziz ?Atau pamrih saja atas amal yang kita kerjakan "separuh hati" dan
berharap bisa memasukkan kita kedalam surga? Tak bisakah kita sedikit
mencintai Zat yang tiap hari tanpa henti memberi rizki kepada kita dan tanpa
henti pula juga catatan penghianatan dan dosa kita beri kepada-Nya tiap
hari?

Atau seperti apa kita rindu pada shalat malam kita? Masihkah kita jadi
PECANDU TIDUR yang begitu nikmatnya dengan tidur dispring bed yang empuk
ditemani istri yang cantik dan selimut yang tebal serta AC yang berhembus
dan "membiarkan 4JJI menunggu" picingan mata kita "berharap" mau berkhalwat
dengan-Nya ? Padahal Rasulullah SAW pun tidur hanya beralaskan daun kurma
yang ketika bangun terbekaslah garis-garis dedaunan di punggungnya yang
menyebabkan pecahnya tangisan umar ketika melihat kekasihnya seperti itu?

Hamba macam apa kami ini ya Robb ..

Irhamna Ya Robb. Irhamana.

Tentang Do'a Lagi


Pagi ini saya melihat seseorang berdo’a, begitu khusuknya sehingga terlihat tawadhu, dan penuh pengharapan, saya juga pernah seperti itu, ketika saya akan ujian atau sedang menginginkan sesuatu yang amat sangat.

Tetapi saya merasa malu pada Allah, meminta sesuatu pada Allah dan berharap agar Allah mengabulkan do’a saya seperti ketika Allah mengabulkan do’a Rasulullah ketika mengahadapi musuh-musuh Islam, apakah Allah ridha dengan do’a saya itu, padahal yang saya pinta padaNya bukan menyangkut urusan memperjuangkan agama ini.

Naif sekali jika kita berdo’a kepada Allah untuk segala sesuatu yang tidak ada urusannya dengan memperjuangkan agama dan da’wah ini, dan naif sekali jika kita memang berdo’a hanya untuk memohon hajat hidup kita yang memang tidak ada hubungannya dengan memperjuangkan agama ilahi ini.

Sehingga terpikir dalam batin saya, alangkah tak pantasnya saya berdo’a sekedar untuk memperjuangkan nafkah saya atau sekedar ingin kaya, ingin punya harta banyak atau jabatan yang layak berharap pada Allah agar Dia mengabulkan hajat dan do’a saya tersebut seperti ketika Allah mengabulkan do’a Rasulullah.

Lalu apakah yang seharusnya saya pinta padaNya?

Memang kita dianjurkan untuk meminta apa saja melalui do’a padaNya. Tetapi bukankah kita harus tahu diri juga, kontribusi apa yang telah kita berikan pada agama ini sehingga kita layak meminta ini itu pada Allah, apakah oleh karena kita sudah beribadah seperti sholat, shoum, zakat dan infaq atau telah berhaji?, bahkan ketika kita beribadah pada Allah pun kadang kita masih banyak berharap agar Allah membalasnya dengan syurga...alangkah kikirrnya kita? Dan begitu perhitungannya kita pada Allah, padahal Allah tak pernah berhitung pada kita atas atmosfer yang Dia hamparkan sebagai rezeki kepada seluruh makhluk termasuk manusia.

Bukankah kita memang diciptakan hanya untuk beribadah?

Dan bukankah ibadah kita seharusnya tanpa imbalan dari Allah, kalaupun ada reward berupa pahala bukankah karena Allah Maha Pemurah.

Seharusnya ibadah kita semata-mata untuk mengatakan pada Allah bahwa kita bersyukur atas hidup ini, dan bukan sekedar ingin menghindar dari nerakaNya.

Dan seharusnya ibadah kita untuk memberikan hak Allah yang sering diabaikan seluruh manusia, yaitu hak untuk disembah.

Wallahu ’alam bi showwab...

Tuesday, May 01, 2007

DOA DEKLARASI PK



Dilantunkan oleh K.H. Rahmat Abdullah pada Deklarasi Partai Keadilan
Lapangan Masjid Agung Al-Azhar Jakarta, 09 Agustus 1998, yang diiringi oleh tetesan air mata hadirin

Ya ALLAH, berikan taqwa kepada jiwa-jiwa kami dan sucikan dia.
Engkaulah sebaik-baik yang, mensucikannya.
Engkau pencipta dan pelindungnya. Ya ALLAH, perbaiki hubungan antar kami. Rukunkan antar hati kami
Tunjuki kami jalan keselamatan. Selamatkan kami dari kegelapan kepada terang.
Jadikan kumpulan kami jama'ah orang muda yang menghormati orang tua.
Dan jama'ah orang tua yang menyayangi orang muda.
Jangan Engkau tanamkan di hati kami kesombongan dan kekasaran terhadap sesama hamba beriman.
Bersihkan hati kami dari benih-benih perpecahan, pengkhianatan dan kedengkian

Ya ALLAH, wahai yang memudahkan segala yang sukar. Wahai yang menyambung segala yang patah.
Wahai yang menemani semua yang tersendiri. Wahai pengaman segala yang takut.
Wahai penguat segala yang lemah. Mudah bagimu memudahkan segala yang susah.
Wahai yang tiada memerlukan penjelasan dan penafsiran. Hajat kami kepada-Mu amatlah banyak.
Engkau Maha Tahu dan melihatnya. Ya ALLAH, kami takut kepada-Mu.
Selamatkan kami dari semua yang tak takut kepada-Mu.
Jaga kami dengan Mata-Mu yang tiada tidur. Lindungi kami dengan perlindungan-Mu yang tak tertembus.
Kasihi kami dengan kudrat kuasa-Mu atas kami. Jangan binasakan kami, karena Engkaulah harapan kami.
Musuh-musuh kami dan semua yang ingin mencelakai kami Tak akan sampai kepada kami, langsung atau dengan perantara. Tiada kemampuan pada mereka untuk menyampaikan bencana pada kami.
"ALLAH sebaik baik pemelihara dan Ia paling kasih dari segala kasih"

Ya ALLAH, kami hamba-hamba-Mu, anak-anak hamba-Mu. Ubun-ubun kami dalam genggaman Tangan-Mu.
Berlaku pasti atas kami hukum-Mu. Adil pasti atas kami keputusan-Mu.
Ya ALLAH, kami memohon kepada-Mu. Dengan semua nama yang jadi milik-Mu.
Yang dengan nama itu Engkau namai diri-Mu. Atau Engkau turunkan dalam kitab-Mu.
Atau Engkau ajarkan kepada seorang hamba-Mu.
Atau Engkau simpan dalam rahasia Maha Tahu-Mu akan segala ghaib.

Kami memohon-Mu agar Engkau menjadikan Al Qur'an yang agung sebagai musim bunga hati kami.
Cahaya hati kami. Pelipur sedih dan duka kami. Pencerah mata kami.

Ya ALLAH, yang menyelamatkan Nuh dari taufan yang menenggelamkan dunia.
Ya ALLAH, yang menyelamatkan Ibrahim dari api kobaran yang marak menyala
Ya ALLAH, yang menyelamatkan Musa dari kejahatan Fir'aun dan laut yang mengancam nyawa
Ya ALLAH, yang menyelamatkan Isa dari Salib dan pembunuhan oleh kafir durjana
Ya ALLAH, yang menyelamatkan Muhammad alaihimusshalatu wassalam dari kafir Quraisy durjana, Yahudi pendusta, munafik khianat, pasukan sekutu Ahzab angkara murka

Ya ALLAH, yang menyelamatkan Yunus dari gelap lautan, malam, dan perut ikan
Ya ALLAH, yang mendengar rintihan hamba lemah teraniaya
Yang menyambut si pendosa apabila kembali dengan taubatnya
Yang mengijabah hamba dalam bahaya dan melenyapkan prahara

Ya ALLAH, begitu pekat gelap keangkuhan, kerakusan dan dosa
Begitu dahsyat badai kedzaliman dan kebencian menenggelamkan dunia
Pengap kehidupan ini oleh kesombongan si durhaka yang membuat-Mu murka
Sementara kami lemah dan hina, berdosa dan tak berdaya

Ya ALLAH, jangan kiranya Engkau cegahkan kami dari kebaikan yang ada pada-Mu karena kejahatan pada diri kami
Ya ALLAH, ampunan-Mu lebih luas dari dosa-dosa kami.
Dan rahmah kasih sayang-Mu lebih kami harapkan daripada amal usaha kami sendiri.
Ya ALLAH, jadikan kami kebanggaan hamba dan nabi-Mu Muhammad SAW di padang mahsyar nanti. Saat para rakyat kecewa dengan para pemimpin penipu yang memimpin dengan kejahilan dan hawa nafsu. Saat para pemimpin cuci tangan dan berlari dari tanggung jawab.
Berikan kami pemimpin berhati lembut bagai Nabi yang menangis dalam sujud malamnya tak henti menyebut kami, ummati ummati, ummatku ummatku.
Pemimpin bagai para khalifah yang rela mengorbankan semua kekayaan demi perjuangan.
Yang rela berlapar-lapar agar rakyatnya sejahtera.
Yang lebih takut bahaya maksiat daripada lenyapnya pangkat dan kekayaan

Ya ALLAH, dengan kasih sayang-Mu Engkau kirimkan kepada kami da'i penyeru iman.
Kepada nenek moyang kami penyembah berhala. Dari jauh mereka datang karena cinta mereka kepada da'wah. Berikan kami kesempatan dan kekuatan, keikhlasan dan kesabaran.
Untuk menyambung risalah suci dan mulia ini kepada generasi berikut kami.
Jangan jadikan kami pengkhianat yang memutuskan mata rantai kesinambungan ini. Dengan sikap malas dan enggan berda'wah. Karena takut rugi dunia dan dibenci bangsa.