Nostalgia Aktivis Da'wah Kampus
Seorang ikhwah mengeluhkan, ada kehilangan yang ia rasakan antara beberapa tahun lalu ketika ia aktif di dakwah kampus dengan hari-hari ini dalam medan dakwah yang berbeda. Diantaranya adalah menangis. Ikhwah lain membenarkan. “Dulu, begitu mudah kita menangis ketika mabit, mendengar taujih, dan hampir di semua acara tarbawi lainnya,” katanya mengenang. Entah mengapa, beberapa waktu terakhir ia susah mengeluarkan air dari mata yang sama. Dan ternyata bukan dua ikhwah itu saja yang mengalaminya. Menangis, menangis karena Allah, menyesali dosa, takut neraka, mengadu padaNya akan beratnya beban, merisaukan nasib umat yang tengah diperjuangkan, atau bersedih atas kondisi kaum muslimin di kawasan, adalah bagian tazkiyah yang harusnya tetap bertahan dalam dakwah. Mungkin tidak terbayang bagi orang-orang yang keras hati, bahwa bulir-bulir bening itu akan membasahi pipi. Namun demikianlah, menangis telah dicontohkan Sang Nabi dan para sahabatnya, generasi terbaik umat ini. “Takkan masuk neraka...