Monday, November 23, 2020

"H-R-S, Dalam Catatan”


Oleh: Dr. Ahmad Musyaddad


Belakangan ini, dunia medsos tanah air gempar dengan pernyataan seorang artis yang dinilai merendahkan seorang tokoh, ulama dan habib. Berita ini menjadi semakin liar, ketika  pernyataan tersebut ditanggapi banyak pihak, tak terkecuali oleh HRS. Sosok ulama dari kalangan habaib yang memiliki pengaruh di tengah gempita konstalasi politik di tanah air. Beliau merespon pernyataan si artis dengan ungkapan yang dinilai oleh beberapa pihak sebagai ungkapan menghina, tak pantas, jorok dan tidak layak diucapkan oleh seorang ulama, terlebih dari kalangan dzurriyah Rasulullah saw.


Dalam coretan ini, saya tidak akan mengomentari ungkapan si artis, sebab memang sudah jelas kontennya, situasinya, siapa yang melontarkannya dan apa motif di balik ungkapan tersebut. Saya juga tidak ingin masuk ke ruang regulasi tentang aturan protokol kesehatan dan pelanggaran yang dilakukan banyak pihak terkait kerumunan dan lainnya, sebab hal ini sudah banyak didiskusikan di forum-forum diskusi yang bermartabat. Saya hanya ingin masuk ke ungkapan HRS dalam menyikapi pernyataan si artis yang dinilai merendahkan itu.


Dari banyak video yang viral kita mendapati banyak pihak bersuara menyesali ungkapan HRS, mulai dari Pangdam Jaya sampai tokoh agama. Video-video tersebut lalu dikomentari oleh banyak pihak dengan komentar-komentar pedas yang menyudutkan Sang Habib. Alasannya, tidak sepatutnya ulama mengeluarkan kata-kata kotor, Islam adalah agama kasih sayang, Nabi saw mengajarkan kepada umatnya untuk berkata-kata yang baik, dan lain sebagainya.


Di sini saya ingin mengajak sahabat sekalian untuk membuka wawasan beragama kita lebih dalam. Apa yang ingin saya sampaikan bukan pembelaan terhadap HRS, tetapi lebih pada memposisikan ulama pada tempatnya. Saya hanya meyakini bahwa sosok HRS saat ini sedang berjuang membela idealisme yang beliau yakini, yaitu menegakkan kebenaran dan melawan ketidakadilan. Saya meyakini, dari interaksi bersama beliau selama ini, bahwa beliau adalah orang yang bertindak dengan ilmu dan didasari oleh nafas keikhlasan. Jikapun ada kekhilafan, maka beliau adalah manusia yang tidak luput dari salah dan khilaf. Wala nuzakki ‘alallahi ahadan..


Jadi begini, inti masalahnya adalah apakah ungkapan yang dilontarkan oleh HRS itu memiliki sandaran dalam referensi keislaman kita? Ini menarik.

Jika kita membaca sirah nabawiyah dengan teliti, kita akan mendapati episode-episode menarik yang dapat kita jadikan ruang memberi uzur kepada ulama seperti HRS dalam melontarkan ungkapan merendahkan kepada seorang artis yang melecehkan ulama dan menghina perjuangan beliau. Salah satunya adalah ungkapan Abu Bakar as-Shiddiq yang dilontarkan di hadapan Nabi saw ketika membentak ‘Urwah bin Mas’ud ats-Tsaqafi saat terjadi peristiwa Hudaibiyah tahun 6 H.


‘Urwah yang saat itu menjadi delegasi kaum kafir Quraisy untuk menemui Rasulullah saw di Hudaibiyah meragukan kesetiaan para sahabat dalam membela Nabi saw dengan melontarkan ungkapan merendahkan. Mendengar ungkapan itu, Abu Bakar angkat bicara. Beliau membentak ‘Urwah bin Mas’ud dengan mengatakan, “Umshush bi bazhri al-laat” (sedotlah olehmu kemaluan berhala Latta). Riwayat tersebut disebutkan oleh Imam Bukhari dalam Shahihnya.  Ini adalah ungkapan paling menyakiti perasaan jika didengar oleh orang arab. Arti dari ungkapan ini pun sangat jorok jika ditangkap oleh telinga orang Indonesia. 


Abu Bakar.. wamaa adraaka man Abu Bakar. Sosok santun yang kebiasaannya menangis di hadapan Rabbnya. Sosok pemurah yang hartanya diinfakkan semua di jalan Allah. Dari lisan beliaulah ungkapan tersebut keluar. Radhiyallahu ‘anhu wa ardhaah. Beliau melontarkan ungkapan itu kepada orang yang pantas mendapatkannya dan dalam situasi dan kondisi yang tidak biasa. Mari kita simak penjelasan para ulama, ketika mensyarah umpatan Abu Bakar as-Shiddiq ini.


Ibnu Hajar dalam Fathul Baari mengatakan, “Ujaran ini adalah dalil bolehnya melontarkan ungkapan jorok dengan maksud memberikan pelajaran kepada orang yang berhak mendapatkannya.” Ibnul Qayyim dalam az-Zaad berujar, “Ini menunjukkan bolehnya menyebut bagian dari aurat dengan terus terang, jika terdapat maslahat pada konteks tersebut.” Adapun Ibnu Taimiyah berkata, “Jika lawan bicara melakukan kezaliman, maka kita tidak diperintahkan untuk menjawabnya dengan ujaran yang baik.” 


Para ulama berpendapat bahwa jika konteks yang dihadapi menghajatkan seseorang harus terus terang mengungkapkan ungkapan buruk demi menghadirkan maslahat dan mencegah kerusakan, maka hal itu tidak mengapa dilakukan. Ini tidak bertentangan dengan sabda Nabi saw, “Seorang mukmin itu tidak menjadi pencaci, pelaknat dan berujar kotor.” Dalilnya adalah firman Allah, “Allah tidak menyukai perkataan buruk, (yang diucapkan) secara terus terang, kecuali oleh orang yang dizalimi. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. an-Nisa’: 148) dan dalam konteks Abu Bakar, Nabi saw tidak menegur beliau. Kalaulah yang dilakukan beliau adalah kekeliruan, maka pasti Baginda Nabi saw melarangnya. Tetapi Nabi saw justru membiarkannya sebagai sebuah taqrir (persetujuan). Dan beliau tidak pernah sama sekali menyetujui sesuatu jika hal itu adalah batil.


Nah, pembaca yang budiman, ini hanyalah sekelumit dari wawasan Islam yang tercatat rapi dalam khazanah keilmuan kita. Pada akhirnya, saya serahkan kepada anda apakah konteks Hudaibiyah dapat diqiyaskan kepada perjuangan HRS ataukah tidak. Jawabannya kembali kepada Anda. Yang jelas, jika pembaca menilai bahwa HRS adalah orang yang terzalimi, baik oleh penguasa, aparat atau si artis, maka ayat di atas cukup menjadi pegangan beliau dalam berhujjah. Beda halnya, jika anda tidak menganggap beliau terzalimi. 


Jika ada saudara seiman yang menganggap ujaran beliau adalah sesuatu yang hina, mungkin dia belum banyak membaca catatan sejarah perjuangan Islam. Dan jika ada ulama, kiyai atau habaib yang menganggap beliau tak pantas berujar demikian, mungkin beliau-beliau itu belum merasakan dizalimi sebagaimana kezaliman yang dirasakan oleh HRS. Sebab memang jika dilacak track record beliau, tidak didapati beliau mengungkapkan kata-kata yang buruk, kecuali kepada orang yang dianggap melakukan kezaliman. Dan tentunya kita sepakat, bahwa perkataan yang baik kepada siapapun adalah sesuatu yang lebih dekat kepada maslahat.

 

Tetap bersatu. Katakan yang benar. Jangan buru-buru salahkan ulama. Dan yang terpenting, jaga jarak dengan hati tak boleh berjarak. 


*Mekkah, 06-04-1442 H*

Sunday, November 01, 2020

Ini adalah PESAN dari Ny. MARYAM PETRONIN, Atau SOPHE PETRONIN wanita Kulit putih Perancis yang MASUK Islam, kepada Presiden Prancis MACRON


Tuan Macron




Damai bagi mereka yang mengikuti petunjuk dan, sebagai berikut ... Saya menerima bahwa Anda heran bagaimana Sophie Petronin, seorang wanita Perancis ras kulit putih murni, Kristen Katolik, telah masuk Islam setelah 75 tahun menjadi Kristen dan selama 4 tahun penahanan di antara umat Islam!




Izinkan saya menyederhanakan segalanya untuk Anda, Tuan Macron ...




Ya, saya adalah seorang tawanan Muslim ... tetapi mereka tidak pernah menyentuh saya dengan buruk dan perlakuan mereka terhadap saya adalah penghargaan dan penghormatan. Mereka biasa menawari saya makanan dan minuman dan mempengaruhi saya pada diri mereka sendiri meskipun sumber daya langka .. dan mereka menghormati privasi saya. Tidak ada yang pernah melecehkan saya secara verbal atau fisik, dan mereka tidak menghina agama saya, Yesus atau Perawan Damai atas mereka berdua seperti yang Anda lakukan dengan Nabi Muhammad, saw.

Mereka tidak memaksakan Islam pada saya, tetapi saya melihat dalam akhlak mereka orang-orang yang menyucikan diri dengan air dan berdoa kepada Tuhan shalat lima waktu dan puasa bulan Ramadhan




Tuan Macron ...




Orang Muslim di Mali memang miskin, ya, dan negara mereka miskin. Tidak ada Menara Eiffel dan mereka tidak tahu parfum Prancis kita, tetapi mereka adalah yang paling bersih dari kita dan hati yang paling murni.

Ya, mereka tidak memiliki mobil mewah dan tidak menghuni menara-menara tinggi, tetapi perhatian mereka di atas awan dan iman mereka lebih teguh dari pada pegunungan.




Tuan Macron ...




Pernahkah Anda mendengar pembacaan Al-Qur'an dalam hidup Anda saat mereka membaca Al-Qur'an dalam doa mereka saat fajar dan malam?

Betapa indahnya bacaan bahkan jika Anda tidak mengerti apa yang mereka lantunkan, dan tubuh Anda gemetar dan tubuh Anda gemetar saat Anda mendengarkan mereka melantunkan firman Tuhan, karena mereka menghafalnya dengan hati. Kemudian Anda menyadari dalam pikiran bawah sadar Anda bahwa ini bukanlah ucapan manusia melainkan melodi surgawi yang turun dari langit dan Anda memiliki keinginan kuat untuk mengetahui arti dari apa yang Mereka nyanyikan saat fajar dan di malam hari dari himne surgawi!



Tuan Macron ...




Sudahkah Anda membuat satu sujud dalam hidup Anda untuk Tuhan dan membuat dahi Anda menyentuh tanah dan berbisik kepada Tuhan Anda tentang kekhawatiran Anda dan berterima kasih kepada-Nya atas berkat-Nya seperti yang mereka lakukan? Pernahkah Anda merasakan kedekatan Tuhan dengan Anda dan kedekatan Anda dengan-Nya?




Tuan Macron ...




Wanita mereka hitam seperti arang, tapi hati mereka putih seperti susu. Mereka memakai pakaian sederhana, tetapi di mata laki-laki mereka adalah yang paling cantik, mereka tidak bergaul dengan laki-laki asing, mereka tidak mengganggu mereka, dan salah satu dari mereka tidak memasukkan seorang laki-laki ke dalam rumahnya tanpa kehadiran suaminya. . Mereka tidak minum alkohol, tidak bermain judi, dan tidak berzina!




Tuan Macron ...




Kaum Muslim di sana percaya pada semua nabi, bahkan Nabi Tuhan Yesus yang mereka cintai lebih dari kita.

Dan ibunya, Mary, yang saya namai menurut namanya karena cinta dan penghormatan mereka yang besar terhadapnya dan posisinya.




Tuan Macron ...




Anda mungkin bertanya kepada saya: Bagaimana mereka mencintai Kristus lebih dari kita?

Saya menjawab Anda: Ya, mereka mencintai Tuhan Kristus lebih dari kami karena negara kami menumpahkan darah orang yang tidak bersalah dalam nama Kristus, negara mereka menjadi sunyi dan kekayaan mereka dijarah, jadi kami menikmati barang-barang dari negara-negara Muslim dan kami mengekstraksi upeti dari penguasanya dengan berbagai cara dan kami memaksakan proyek komersial dan konsumen yang tidak berkembang pada mereka dan menyebarkan hasutan di antara mereka dan kemudian menjual senjata untuk membunuh satu sama lain, tetapi kami tetap Kami menganggap mereka teroris ketika mereka menyadari bahwa kami adalah terorisnya, bukan mereka!

Tetapi mereka memperlakukan saya dan sandera lainnya dengan moral Kristus yang kami pelajari di gereja-gereja tetapi kami tidak menerapkannya pada kenyataannya.




Tuan Macron ...




Kesimpulannya ... Saya tidak ingin mendeklarasikan Islam saya di Mali sehingga saya tidak akan dikatakan telah masuk Islam di bawah pedang, dan saya memutuskan untuk mendeklarasikan Islam saya saat saya bebas di tanah Prancis untuk menyampaikan pesan Islam kepada jutaan orang Prancis dan Eropa dengan bagian-bagian Kristen dan ateisnya secara keseluruhan!




Tuan Macron ...




Ini adalah agama Islam yang kalian perangi siang dan malam, ini telah menggerakkan hati saya dan memenuhi pikiran saya ...




Saya tidak lagi melihat Prancis dengan keindahan glamornya

Mali yang paling indah dari yang miskin, sederhana

Saya bahkan memutuskan untuk kembali lagi. Tapi setelah mengajak keluarga dan orang yang saya cintai masuk Islam.

Karena saya ingin mereka merasakan manisnya apa yang telah saya rasakan dari penyembahan kepada satu-satunya Tuhan, yang untuknya tidak ada Tuhan selain Dia, Yang Maha Pemurah, Yang Maha Penyayang, dan saya ingin mereka kebaikan dunia ini dan akhirat.




Saya juga mengundang Anda untuk masuk Islam dan mengulang akun Anda dengan agama besar ini, yang merupakan pesan dari semua nabi dan rasul dari zaman Adam, melewati Yesus Kristus, dan diakhiri dengan tuan dari Anam * Muhammad * sallallahu alaihi wasallam .atas dia.

Dan damai sejahtera bagi mereka yang mengikuti petunjuk ...




*{Maryam Petronin}*

Saturday, October 31, 2020

Inilah Alasan Kenapa Wajah Nabi Muhammad Tidak Boleh Dilukis


SEORANG muslim tentunya sudah tahu bahwa hukum dari melukis wajah nabi adalah haram. Tapi banyak di antara kita yang belum mengetahui alasannya. Nah, berikut ini alasan mengapa wajah nabi Muhammad tidak boleh dilukis.

Saat Nabi Muhammad SAW hidup, tidak ada seorang pun yang pernah melukis wajahnya, dan juga kamera foto belum lagi ditemukan.

Jadi itulah sebenarnya duduk masalahnya. Dan dengan masalah itu sebenarnya kita harus bangga. Sebab keharaman menggambar wajah nabi SAW justru merupakan bukti otentik betapa Islam sangat menjaga ashalah (originalitas) sumber ajarannya.

Larangan melukis Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam terkait dengan keharusan menjaga kemurnian ‘aqidah kaum muslimin. Sebagaimana sejarah permulaan timbulnya paganisme atau penyembahan kepada berhala adalah dibuatnya lukisan orang-orang sholih, yaitu Wadd, Suwa’, Yaguts, Ya’uq dan Nasr oleh kaum Nabi Nuh ‘alaihis salam. Memang pada awal kejadian, lukisan tersebut hanya sekadar digunakan untuk mengenang keshalihan mereka dan belum disembah.

Tetapi setelah generasi ini musnah, muncul generasi berikutnya yang tidak mengerti tentang maksud dari generasi sebelumnya membuat gambar-gambar tersebut, kemudian syetan menggoda mereka agar menyembah gambar-gambar dan patung-patung orang sholih tersebut. Melukis Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dilarang karena bisa membuka pintu paganisme atau berhalaisme baru, padahal Islam adalah agama yang paling anti dengan berhala.

“Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia berkata : Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sakit, sebagian isteri beliau menyebut-nyebut sebuah gereja yang mereka lihat di negeri Habasyah yang disebut dengan Maria. Ummu Salamah dan Ummu Habibah radhiyallahu‘anhuma pernah mendatangi negeri Habasyah, mereka menyebutkan tentang kebagusannya dan gambar-gambar yang ada di dalamnya.

Maka beliau pun mengangkat kepalanya, lalu bersabda, “Itulah orang-orang yang bila ada orang shalih di antara mereka yang mati, mereka membangun masjid di atas kuburannya kemudian membuat gambar-gambarnya. Itulah sejelek-jelek makhluk di sisi Allah,” (HR. Ahmad dan Al-Bukhari).

Demikian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mencela kelakuan orang-orang ahli kitab yang mengkultuskan orang-orang shalih mereka dengan membuat gambar-gambarnya agar dikagumi lalu dipuja. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang menyerupai mereka.

“Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka dia termasuk golongan mereka,” (HR. Abu Dawud).

Dalam hadits yang lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian menyanjungku berlebihan sebagaimana orang-orang Nashrani menyanjung Putera Maryam, karena aku hanya hamba-Nya dan Rasul utusan-Nya,” (HR. Ahmad dan Al-Bukhori).

Itulah sebab utama kenapa Umat Islam bersikeras melarang melukis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu dalam rangka menjaga kemurnian ‘aqidah tauhid.Masih banyak sebab yang lainnya dari larangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Di antaranya penggambaran diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam akan membuka peluang untuk perbuatan penistaan terhadap pribadi beliau.

Sebagaimana seseorang yang benci kepada orang lain, namun karena tidak mampu melampiaskan kebenciannya secara langsung, mereka lantas membuat serentetan penistaan terhadap gambar atau foto orang yang dia benci. Apakah akan dia ludahi atau dia injak-injak atau dia sobek-sobek atau dia bakar atau dibikin karikatur yang bernuansa pelecahan, dan sebagainya. Dengan tidak dilukisnya gambar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka tidak mungkin seseorang yang kafir atau fasiq mampu membuat gambaran wajah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena hanya orang-orang yang benar imannya saja yang bisa melihat beliau:

“Barangsiapa melihatku di dalam mimpinya, sesungguhnya dia benar-benar melihatku, karena syetan tidak mungkin menyerupai bentukku,” (HR.Ahmad, Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud Ibnu Majah dan Ahmad)

Dalam salah satu riwayat Al-Bukhari ada tambahan, “Dan mimpi seorang mu’min adalah seperempat puluh enam bagian dari kenabian.”Bila demikian keadaannya maka tidak mungkin seorang fasiq apalagi kafir bisa tahu wajah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam Andai mereka bermimpi suatu sosok manusia yang mengaku-aku sebagai Nabi Muhammad saw maka dapat dipastikan bahwa sosok itu adalah syetan.

Karena meski tidak mungkin menyerupai bentuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tetapi syetan bisa saja mengaku-aku sebagai Rasulullah. Lalu bagaimana kita mengetahui kalau sosok yang mengaku Rasulullah di dalam mimpi kita adalah benar-benar asli Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam? Caranya adalah dengan dicocokkan dengan hadits-hadits syamail yang shahih. Yaitu hadits-hadits yang bertutur tentang ciri-ciri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Ada pun karikatur yang digambar oleh orang-orang kafir dan mu-nafiq adalah kebohongan, karena bagaimana mungkin mereka bisa menggambar wajah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sedangkan untuk melihatnya saja mereka tidak mungkin bisa.

Maka yakinlah bahwa apa yang mereka lukis dan apa yang mereka bikin karikaturnya pasti bukan Rasulullah SAW. Keharaman untuk menggambar nabi Muhammad SAW dan juga nabi-nabi yang lain, oleh para ulama ditetapkan berdasarkan kemustahilan untuk memastikan bahwa gambar itu benar-benar yang sebenarnya. Mengingat tidak ada satu orang pun orang di dunia ini yang tahu wajah para nabi. Karena tidak satu pun yang saat para nabi itu hidup yang hingga sekarang ini masih hidup.

Semua lukisan dan gambar tentang para nabi itu 100% bukan wajah mereka. Dan menurut para ulama, kalau pun gambar-gambar itu dilukis, sama sekali bukan gambar nabi, melainkan hayal dan imajinasi pelukisnya.

Seandainya yang digambar itu hanya orang biasa yang bukan nabi, mungkin masalahnya tidak serumit kalau yang digambar itu nabi. Menggambar atau melukis wajah seorang nabi adalah sebuah kerumitan tersendiri dari segi hukum. Mungkin anda bertanya, mengapa harus jadi rumit? Bukannah tujuan menggambar nabi itu baik, yaitu agar lebih mendekatkan kita kepada sosok nabi itu?

Ya, masalahnya menjadi rumit lantaran seorang nabi adalah pembawa risalah resmi dari Allah. Maka bukan hanya pembicaraannya saja yang jadi ukuran, tetapi semua tindak tanduk dan bahkan hingga masalah wajah dan potongan tubuhnya, adalah bagian utuh dari risalah itu.

Penggambaran wajah dan tubuh seorang nabi, sedikit banyak sangat berpengaruh kepada esensi syariat yang disampaikannya. Mengingat di kemudian hari setelah wafatnya para nabi itu, banyak orang yang berdusta tentang nabi. Baik dusta tentang perkataannya, perbuatannya, taqrirnya (sikap), termasuk berbohong tentang kondisi fisiknya.

Dan perbuatan berbohong atas apa yang apa yang dibawa oleh seorang nabi merupakan dosa yang amat serius. Ancamannya tidak tanggung-tanggung, yaitu kedudukan di dalam neraka.

“Siapa yang berbohong tentang aku secara sengaja, maka hendaklah dia menyiapkan tempatnya di neraka,” (HR Bukhari Muslim).

Dengan berdasarkan hadits ini, maka para ulama sepakat untuk mengharamkan gambar nabi Muhammad SAW, juga gambar para nabi yang lain. Mengingat tidak ada seorang pun manusia yang hidup di zaman ini yang pernah melihat wajah nabi Muhammad SAW dan juga nabi lainnya. Dari mana lukisan nabi itu didapat, kalau bukan dari hayal dan imajinasi? Hayal dan imajinasi pada hakikatnya adalah kebohongan, meski niatnya mungkin baik.

Kita bisa simpulkan bahwa haramnya menggambar wajah seorang nabi, bukan semata-mata karena ditakutkan bahwa gambar akan menghina nabi, melainkan masalah keaslian dan kejujuran gambar itu sendiri. Bahwa tidak ada kebenaran dalam gambar itu dan gambar itu bukan gambar nabi.

Mengapa Presiden Prancis Macron menyerang Turki?


Oleh: Mustafa Güldağı | Penulis adalah intelektual Turki, tinggal di Istanbul

Presiden Prancis Emmanuel Macron terlibat dalam banyak krisis regional dengan manuver politiknya yang meningkatkan ketegangan, mengabaikan hukum internasional dan hubungan antar sekutu.

Macron juga dinilai mencoba untuk mengubah keseimbangan di Mediterania dengan menghasut Yunani untuk melawan Turki ketimbang mendorong dialog langsung dengan Ankara untuk menyelesaikan krisis di Mediterania Timur.

Berikut di bawah ini poin-poin analisa penjelasan mengapa Prancis begitu getol menyerang Turki di tengah perselisihan antara Ankara dan Athena atas sengketa di Mediterania Timur.

1. Prancis mendominasi hampir 20 negara di Afrika. Walaupun negara-negara ini tampak merdeka, mereka sudah memiliki bendera, lagu kebangsaan, dan perbatasannya sendiri. Namun Prancis telah mengubah metode kolonialnya dengan memberikan kepada mereka "kemerdekaan bersyarat". Inilah inti masalahnya. Tanpa mengetahui soal kemerdekaan bersyarat ini kita tidak akan memahami tentang apa yang terjadi selama satu abad terakhir.

2. Presiden Prancis De Gaulle berkata seperti berikut saat Prancis menarik diri dari Aljazair:

"Kami akan mundur dari Aljazair, tetapi elite penguasa yang kami tinggalkan akan menggantikan kami dan melindungi kepentingan kami lebih baik dari kami."

Semua rahasianya ada di sini. Mereka mundur, tapi mereka selalu mempertahankan keberadaan. Mereka melakukan ini dengan sangat lihai sehingga jejak mereka tak kelihatan. Bahkan rakyatnya sendiri tidak tahu. Mari kita jelaskan pada poin berikutnya.

3. Prancis mengeksploitasi hampir 20 negara Afrika selama bertahun-tahun dan hidup dalam kemakmuran selama masa itu. Mereka menyadari bahwa mereka tidak dapat lagi mempertahankan koloni-koloni ini setelah Perang Dunia II. Lalu mereka memutuskan untuk beralih ke metode kolonial baru: KEMERDEKAAN BERSYARAT. Ini adalah ilusi.

4. Ketika Prancis menarik diri dari wilayah koloninya mereka menetapkan 3 hal:

- Bahasa resminya adalah bahasa Prancis.

- Sistem pendidikannya akan dibangun oleh Perancis.

- Prancis akan mengatur kebijakan pertambangan, sistem keuangan dan sistem hukum.


Semuanya setuju. Siapa pun yang menolak akan mendapatkan ancaman pembunuhan dan pemerasan.

5. Prancis berusaha keras untuk menyebarkan bahasa Prancis ke negara-negara ini. Mereka menyebarkan budaya dan simpati terhadap Prancis melalui bahasa Prancis. Bahkan mereka mengirimkan buku belajar bahasa Prancis dan memberikan fasilitas pembelajaran bahasa Prancis kepada penduduk desa yang tak dapat menemukan roti untuk makan sehari-hari. Ingat, bahasa adalah alat pertama untuk asimilasi. Bahasa Prancis digunakan sebagai bahasa ibu di negara-negara ini. Masyarakat yang berbicara dengan bahasa Prancis akan memiliki cara berpikir seperti orang-orang Prancis.

6. Prancis membuat radio, buku, saluran, publikasi, majalah, dan permainan Prancis di negara-negara yang mereka jajah seperti Senegal, Chad, Niger, Guinea, Kamerun, Aljazair, Tunisia, Kongo, dan Pantai Gading. Dunia bawah sadar masyarakat di sana tidak mampu memikirkan apa pun kecuali Prancis. Itu adalah hal penguasaan mental. Bendera tidak akan menipu lagu kemerdekaan. Namun ada sebuah penipuan kemerdekaan. Rakyat hanya disibukkan dengan sebatas perayaan kemerdekaan dan perjuangan kemerdekaan yang luar biasa.

7. Masyarakat di negara-negara ini sangat fasih menggunakan bahasa Prancis ketimbang bahasa daerah negara tersebut. bahkan berbicara bahasa Prancis dianggap sebagai masalah keunggulan dan karisma. Prancis menanamkan persepsi ini dengan sangat baik.

Prancis mendominasi dan mengeksploitasi negara-negara ini dengan mengangkat orang-orang yang terpelajar lulusan dari sistem pendidikan yang mereka dirikan, dan merekrut pejabat birokrasi, militer, dan hukum sesuai kepentingan mereka.

Para pejabat itu adalah orang-orang yang menjadi musuh budaya dan agama mereka. Mereka adalah orang-orang asli Senegal, Guinea, nama Senegal, Guinea yang direkrut. Mereka akan mengendalikan negara atas kepentingan Prancis.

8. Gubernur Prancis yang ditempatkan di Aljazair pernah mengatakan hal berikut:

"Kami tidak bisa mengalahkan orang Aljazair selama mereka membaca Al-Quran dan berbicara bahasa Arab. Kami perlu melenyapkan Al-Quran dari mereka dan menghapus bahasa Arab."

Kebijakan ini diterapkan dengan sangat bagus di Aljazair. Bahasa sangat penting. Orang-orang yang direkrut minoritas mendominasi seluruh bagian negara bagian di Aljazair. Kalangan nasionalis dan pribumi Muslim dicegah mendominasi negara dengan kudeta dan pembunuhan.

9. Perancis membentuk komunitas di Afrika: “francophonie”. Komunitas negara penutur bahasa Prancis sebagai bahasa ibu. Para pemimpin negara tersebut bertemu secara rutin di bawah kepemimpinan Prancis dan menentukan kebijakan yang akan diterapkan. Apakah Anda sudah paham cara menaklukkan negara melalui bahasa? Jadikan bahasa Prancis sebagai bahasa ibu Anda. Kemudian Anda mengumpulkan dan memerintah masyarakat tersebut di bawah payung negara-negara berbahasa Prancis. Sangat licik.

10. Faktor terpenting yang memungkinkan Prancis untuk mengendalikan Afrika secara ekonomi adalah

"Communauté Financière Africaine (Komunitas Finansial Afrika)”. Itu adalah sistem moneter Prancis. Lawan sekecil apa pun dari CFA akan dituduh melakukan korupsi dan dipenjara, atau negara mereka akan dikacaukan dan akan ada kudeta. Tidak ada jalan keluar dari CFA.

11. Penerapan sistem CFA ini sangat brutal. CFA, yang diterapkan oleh negara-negara seperti Guinea Bissau, Guinea Ekuatorial, Burkina Faso, Benin, Niger, Mali, Senegal, Togo, Gabon, Chad, Kongo, Kamerun, dan Republik Afrika Tengah, menghancurkan negara-negara ini, dan membuat mereka miskin dan putus asa.

12. Prancis menguasai mata uang dan cadangan nasional dari 14 negara Afrika sejak 1961. Prancis menghasilkan USD500 miliar setiap tahun dari negara-negara ini. Uang yang sangat banyak bukan? Jika negara-negara ini keluar dari kekuasaan Prancis, Prancis akan mengalami masalah. Bank sentral negara-negara ini berada di bawah kendali Prancis. Negara-negara ini tidak dapat mengakses uang mereka. Prancis hanya mengizinkan kepada negara-negara ini dapat mengakses 15 persen darinya.

13. Semua aset ekonomi besar negara-negara ini ada di tangan Prancis. Misalnya, di Pantai Gading, perusahaan Prancis mengontrol semua layanan utama publik seperti air, listrik, telepon, transportasi, pelabuhan, dan bank besar. Hal yang sama berlaku untuk perdagangan, konstruksi, dan pertanian.

14. Negara-negara Afrika ini harus melindungi kepentingan Prancis dalam pengadaan fasilitas publik dan tender serta memprioritaskan perusahaan Prancis. Perusahaan Prancis memiliki prioritas utama dalam seleksi kontrak proyek dari pemerintah. Jika mereka tidak melakukan ini, maka mereka akan dihukum berat. Perhatikan ini!

15. Ketika seseorang yang tinggal di wilayah koloni Prancis ingin pergi ke negara lain, mereka harus pergi melalui Paris. Mereka dilarang pergi dengan cara lain. Dengan penguatan maskapai penerbangan dari berbagai negara, orang-orang Afrika mulai menggunakan rute yang berbeda dan menemukan keberadaan negara selain Prancis.

16. Hari ini, Turkish Airlines terbang ke seluruh Afrika. Sekarang, semua penerbangan transit dilakukan melalui Istanbul. Ini adalah salah satu alasan mengapa Prancis menyerang Turki dengan kuat dari waktu ke waktu. Mereka sangat tidak nyaman dengan Turki. Prancis ingin menjauhkan Turki dari Afrika. Turki adalah satu-satunya negara yang dapat membuat orang-orang Afrika melawan dan memberontak terhadap Prancis.

17. Prancis selalu mengambil tindakan keras untuk mencegah negara-negara Afrika ini keluar dari kekuasaannya. Elit kolonial Prancis di Paris sangat marah dan menghancurkan pemerintahan Prancis di Guinea setelah pemimpin Muslim Guinea "Sékou Touré" memutuskan untuk meninggalkan koloni Prancis dan membawa negaranya menuju kemerdekaan penuh. Kemudian Guinea dijarah dan dihukum.

18. Presiden Republik Togo Sylvanus Olympio memutuskan untuk meninggalkan CFA dan mencetak uangnya sendiri. Setelah itu dia dibunuh pada tahun 1963, tiga hari setelah dia mencetak uang negaranya. Prancis tidak mengizinkannya. Dengan membunuh Olympio, Prancis juga ingin mengancam negara lain. Mereka berkata “Nasib kalian akan berujung seperti ini.”

19. Presiden Republik Mali Modibo Keita memutuskan untuk menarik diri dari CFA. Lalu dia diturunkan dan dibunuh pada 1968 oleh kudeta militer pro-Prancis. Prancis tidak pernah mengizinkan negara-negara itu keluar dari sistem moneternya sendiri, CFA. Setiap perlawanan akan dicegah dengan kudeta, teror dan pembunuhan.

20. Dalam 50 tahun terakhir, telah terjadi 67 kudeta di 26 negara di Afrika yang kebanyakan bekas jajahan Prancis. Dengan ancaman kudeta dan pembunuhan ini, Prancis terus menjajah dan mengeksploitasi negara-negara tersebut. Setiap kali memerintahkan kudeta kepada orang-orang yang mereka rekrut, mereka juga akan menempatkan orang-orang yang mereka rekrut ke kekuasaan. Prancis telah melakukan kudeta terparah di Aljazair

21. Ketika umat Islam anti-Prancis mendirikan sebuah partai bernama FIS (Front Keselamatan Islam) di Aljazair pada 1992 dan memenangkan pemilu dengan selisih suara yang besar, Prancis memerintahkan komandan Aljazair yang sudah mereka rekrut melakukan kudeta dan membantai 200 ribu orang di Aljazair. Peristiwa ini terjadi antara tahun 1992-1995. Pimpinan FIS Prof Abbas Mine ditangkap dan dua tahun kemudian teman dekatnya di Turki mantan perdana menteri Turki Necmettin Erbakan dikudeta pada 1997.

22. KEMERDEKAAN adalah ilusi, kawan. Prancis mendirikan pendidikan, ekonomi, dan sistem hukum di negara-negara ini, mengangkat pemerintahan boneka kemudian pergi. Mereka mengenali bendera, lagu kebangsaan, perbatasan-perbatasan. Mereka memperkenalkan kepada negara-negara Afrika perayaan hari kemerdekaan (!) Itu adalah ilusi yang lengkap, ajaib! Apa yang terjadi pada akhirnya? Prancis masih terus mengeksploitasi, bahkan lebih banyak dari sebelumnya. Mereka telah mengubah metode penjajahan dan penguasaan. Mari sekarang kita jelaskan inti permasalahan kebencian Prancis terhadap Turki.

23. Turki saat ini mendirikan pangkalan di Libya mulai membuka diri ke Afrika. Libya disebut sebagai "pintu ke Afrika" pada periode Ottoman. Prancis menggunakan Yunani untuk menjauhkan Turki dari Afrika. Ini bukan tentang Yunani, bangunlah kawan! Ini tentang koloni Prancis di Afrika dan Mediterania.

(Sumber: Anadolu Agency)

Friday, October 30, 2020

Emmanuel Macron dan Pudarnya Jatidiri Prancis



Jumat, 16 Oktober 2020 dunia dikejutkan dengan peristiwa yang terjadi di Prancis. Dimana seorang guru sejarah yang bernama Samuel Patty (47 tahun) dibunuh dengan cara dipenggal oleh seorang pemuda bernama Abdoullakh Anzorov (18 tahun). Pembunuhan ini terjadi dikarenakan Samuel Patty memperlihatkan Karikatur Nabi Muhammad SAW yang diterbitkan oleh surat kabar Charlie Hebdo di dalam kelas. Tindakan ini tentunya bagi penganut Agama Islam jelas merupakan sebuah penghinaan.

Peristiwa ini tentu menimbulkan berbagai reaksi dan kecaman. Termasuk dari Presiden Prancis yaitu Emmanuel Macron. Alih-alih bukannya mengecam dua tindakan keji ini. Macron hanya mengecam tindakan pembunuhan yang dilakukan terhadap Samuel Patty. Bahkan lebih parahnya, Macron mengidentikan peristiwa pembunuhan ini sebagai aksi terorisme Islam. Tentu tindakan Macron ini menimbulkan gejolak di dunia Islam maupun di dalam negeri Prancis sendiri. Kampanye boikot produk Prancis merebak hampir diseluruh dunia Islam. Bahkan Paul Pogba yang merupakan pesepakbola Prancis sampai menolak membela Tim Nasional Prancis.

Publik tentu paham bahwa pembunuhan adalah sebuah kejahatan. Tetapi membiarkan penghinaan terhadap kelompok lain atas nama kebebasan adalah kejahatan itu sendiri. Apalagi dengan mengembangkan sentimen kepada kelompok lain tersebut. Harusnya Emmanuel Macron sebagai Presiden Prancis tampil mewakili jati diri bangsa Prancis dalam menyikapi dua kejadian ini. Jati diri bangsa Prancis bukan hanya sekedar bicara kebebasan (liberte) tetapi juga persaudaraan (fraternite) dan persamaan/kesetaraan (egalite).

Kebebasan (liberte), persaudaraan (fraternite) dan kesetaraan (egalite) bukan sekedar slogan yang lahir pada masa Revolusi Prancis. Tetapi merupakan semangat dan jati diri bangsa Prancis sehingga ia terjewantahkan menjadi bendera negara yaitu biru, putih dan merah. Maka sudah selayaknya bagi Macron selaku presiden berdiri diatas triwarna ini. Triwarna ini berdiri sejajar dalam bendera Prancis. Sehingga Prancis harus memberikan tempat yang sama dalam kebijakan politiknya untuk membangun persaudaraan dan kesetaraan selain kebebasan kepada warganya. Bahwa kebebasan yang diberikan kepada warganya tidak boleh mencederai nilai-nilai persaudaraan dan kesetaraan diantara warganya.

Shollu 'alan nabi,
Selatan Bekasi,
Fikry Haidar

Sejarawan Pinggiran

Thursday, September 17, 2020

Serial Tokoh Islam dan Sejarah - Nuruddin Zanki



 Nuruddin Mahmud Zanki, Atabeg Turki Bani Saljuk Pahlawan Islam Terlupakan yang Pernah Menjadi Atasan Salahudddin Al Ayyubi.


Kalian Pasti Kenal dengan Salahuddin Al Ayyubi (Sultan Saladin) pembebas Al Quds, namun kenalkah kalian dengan Nuruddin Mahmud Zanki orang Turki Bani Saljuk yang sebelumnya menjadi Atasan dari Salahuddin Al Ayyubi.

Meskipun Salahuddin berasal dari bangsa Kurdi Ayahnya Najmuddin Ayyub dan pamannya Asaduddin Syirkuh hijrah (migrasi) meninggalkan kampung halamannya dekat Danau Van (Turki Timur wilayah etnik Kurdi) dan pindah ke daerah Tikrit (Irak). Shalahuddin lahir di benteng Tikrit, Irak tahun 532 H/1137 M, ketika ayahnya menjadi penguasa Seljuk di Tikrit. Saat itu, baik ayah maupun pamannya mengabdi kepada Imaduddin Zanki ayah Nuruddin Zanki, gubernur Turki Seljuk untuk kota Mosul, Irak yang menggantikan gubernur Turki sebelumnya Karbuqa. Ketika Imaduddin Zanki berhasil merebut wilayah Balbek, Lebanon pada tahun 534 H/1139 Masehi, Najmuddin Ayyub (ayah Shalahuddin) diangkat menjadi gubernur Balbek dan menjadi pembantu dekat Raja muda Suriah Nuruddin Mahmud. Selama di Balbek inilah, Shalahuddin mengisi masa mudanya dengan menekuni teknik perang, strategi, maupun politik. Setelah itu, Shalahuddin melanjutkan pendidikannya di Damaskus untuk mempelajari teologi Sunni selama sepuluh tahun, dalam lingkungan istana Nuruddin. Pada tahun 1169, Shalahudin diangkat menjadi seorang wazir (konselor).

Ketika Salahuddin sebagai Panglima balatentara Turki Saljuk dibawah Nuruddin Mahmud Zanki menguasai Mesir, dia secara resmi bertindak sebagai wakil dari Nuruddin penguasa Turki Saljuk di Iraq dan Suriah, yang sesuai dengan adat kebiasaan Muslimin Sunni kala itu tetap mengenal dan mendoakan Khalifah Ummat Islam Sunni dari Abbasiyyah. Salahuddin merevitalisasi perekonomian Mesir, mengorganisir ulang kekuatan militer, dan mengikuti nasihat ayahnya, menghindari konflik apapun dengan Nuruddin, tuannya yang resmi, sesudah dia menjadi pemimpin asli Mesir. Dia menunggu sampai kematian Nuruddin Zaki sebelum memulai beberapa tindakan militer yang serius, melawan para prajurit salib.

Dengan kematian Nuruddin (1174) Salahuddin menerima gelar Sultan di Mesir. Disana dia memproklamasikan kemerdekaan dari kaum Seljuk, menjadi penemu dari dinasti Ayyubid (Ayyubiyyah) dan mengembalikan ajaran Sunni ke Mesir setelah sekian lama dibawah cengkeraman dinasti Syiah Fatimiyyah. - (Sumber Wikipedia Indonesia Salahudin Ayyubi).

Mengenang Nuruddin Mahmud Zanki Pejuang Islam.

Nuruddin Mahmud Zanki adalah perintis Pembebasan Al Quds. Bernama lengkap Al-Malik Al-Adil Nuruddin Abul Qasim Mahmud bin 'Imaduddin Zengi (Februari 1118 – 15 Mei 1174), juga diketahui dengan nama Nur ad-Din, Nur al-Din, dan lain-lain (dalam bahasa Arab: نور الدين Nūruddīn) adalah anggota dari dinasti Zengi (Zanki) yang menguasai Suriah dari tahun 1146 sampai tahun 1174. Ia bercita-cita untuk menyatukan pasukan Muslim dari Sungai Eufrat sampai Mesir. Ia juga memimpin pasukannya melawan berbagai macam pasukan lain termasuk tentara salib. Dinasti Zengi (Zanki) menjadi penguasa (Atabeg atau Atabey dalam bahasa Turki) kota Mosul dan Aleppo sejak wilayah itu (Iraq dan Suriah) dikuasai kesultanan Dinasti Turki bani Saljuk Raya dan setelah Kesultanan Turki Saljuk terpecah semenjak wafatnya Sultan bani Saljuk Turki Malik Shah, Wilayah Mosul dan Aleppo menjadi kekuatan yang berdiri sendiri terpisah dari wilayah Bani Saljuk yang lain seperti Kesultanan bani Saljuk Rum di Anatolia Turki.

Pada tahun 1187 masehi, tak lama setelah pembebasan al-Quds (Yerusalem) oleh Shalahuddin al-Ayyubi, sebuah mimbar yang indah dipindahkan dari Aleppo (ulama menyebutnya Halabi) ke Masjid Jami al-Aqsha. Mimbar yang telah dibuat beberapa tahun sebelumnya itu merupakan sebuah simbol kekuatan visi dan cita-cita pembebasan al-Quds. Ia memang dibangun untuk diletakkan di Masjid al-Aqsha jauh sebelum tempat itu sendiri berhasil dibebaskan dari kekuasaan tentara salib. Mimbar itu dibangun sebelum masa pemerintahan Shalahuddin al-Ayyubi oleh seorang sultan Turki Bani Saljuk yang juga saleh, yaitu Nuruddin Mahmud Zanki (1118-1174 masehi) yang sebelumnya bercita-cita membebaskan Al Quds.

Nuruddin Zanki memang meninggal dunia tiga belas tahun sebelum berhasil mewujudkan apa yang dicita-citakannya. Tetapi ia memainkan peranan yang sangat penting dalam memperbaiki keadaan masyarakat Muslim di Suriah yang sebelumnya sibuk dengan konflik internal dan perselisihan madzhab. Ia merupakan seorang sultan Turki di Suriah, dan kemudian juga di Mosul (Iraq) dan Mesir.

Pemerintahannya tidak ditandai dengan adanya penaklukkan spektakuler terhadap wilayah musuh seperti yang dilakukan oleh Muhammad al-Fatih terhadap Konstantinopel atau Shalahuddin al-Ayyubi terhadap al-Quds. Tetapi apa yang dilakukannya boleh jadi lebih penting. Ia menaklukkan dengan keshalehan dan nilai-nilai yang agung dari Tuhannya. Kekuatan militernya tidak dilengkapi dengan persenjataan fisik yang hebat dan istimewa. Tetapi ia memiliki senjata yang jauh lebih menggetarkan musuh-musuhnya, yaitu kekuatan doa dan pertolongan dari Yang Maha Penolong. Seorang non-Muslim di al-Quds bahkan mengakui hal ini.

Sesungguhnya Abul Qasim (Nuruddin) memiliki rahasia dengan Allah, katanya. Tidaklah ia mengalahkan kami dengan bala tentaranya yang banyak, akan tetapi ia menang atas kami dengan doa dan shalat malamnya. Ia shalat di malam hari, mengangkat tangannya kepada Allah untuk berdoa dan meminta kepada-Nya. Dan Allah mengabulkan permintaannya serta tidak menjadikan doanya sia-sia, sehingga akhirnya dia menang atas kami.

Nuruddin Zanki memerintah wilayah Suriah Utara setelah ayahnya, Imaduddin Zanki, wafat pada tahun 1146. Usianya ketika itu 28 tahun. Ia memerintah wilayah itu dari kota Aleppo (Halab). Ketika kakaknya meninggal dunia pada tahun 1149, ia menggabungkan Mosul di Iraq dalam wilayah kekuasaannya. Pada tahun 1154, Damaskus, kota penting lainnya di Suriah, juga masuk dalam wilayah pemerintahannya setelah melalui strategi yang cukup panjang.

Pada akhir masa pemerintahannya, tepatnya pada tahun 1169, Shirkuh dan keponakannya Shalahuddin yang bekerja di bawah pemerintahannya menambahkan Mesir ke dalam wilayah pemerintahan Nuruddin Zanki. Hal ini membuat kekuatan salib di al-Quds terjepit di antara wilayah kepemimpinan Nuruddin Zanki. Hanya saja beliau meninggal dunia tiga tahun kemudian, yaitu pada tahun 1174. Kepemimpinan atas wilayah-wilayah itu kemudian diteruskan oleh panglima andalan beliau yaitu Shalahuddin al-Ayyubi yang juga memerintah dengan cara-cara yang Islami sehingga pada akhirnya berhasil membebaskan al-Quds dari tangan pasukan salib pada tahun 1187.

Prestasi Militer Nuruddin Zanki

Nuruddin Zanki memiliki gaya militer yang khas. Ia tidak tergesa-gesa dalam menghadapi pasukan lawan. Kadang saat pasukannya berada di suatu daerah dan mendengar kedatangan pasukan musuh ke tempat itu, ia akan menarik pasukannya ke tempat lain. Tetapi ia melakukan hal itu untuk menyelidiki jumlah dan keadaan pasukan lawan, sambil terus melakukan pengintaian. Setelah musuh berangkat kembali dari tempat mereka, Nuruddin akan mengikuti dan menyergap mereka dengan tiba-tiba. Dengan cara ini, ia berhasil memenangkan banyak pertempuran dan mengurangi jumlah korban dari pasukan Muslim.

Adapun terhadap emir-emir Muslim di Suriah-Palestina yang masih menentangnya, ia menghindari konflik terbuka serta pertempuran fisik dengan mereka. Ia selalu menyeru mereka untuk berjihad bersamanya melawan kekuatan salib. Jika mereka menentangnya, ia akan melakukan tekanan politik terhadap mereka sambil melakukan persuasi dan menarik simpati para ulama di wilayah-wilayah yang dipimpin oleh para emir itu. Dengan begitu, walaupun para ulama dan masyarakat tersebut berada dalam wilayah kekuasaan yang berbeda, tetapi hati mereka bersama Nuruddin Zanki dan selalu mendoakan kemenangannya. Kesalehan serta cara-cara yang lembut seperti inilah yang membuat Nuruddin Zanki pada akhirnya dapat menyatukan seluruh Suriah ke dalam satu pemerintahan, setelah wilayah itu tercerai berai dan saling bermusuhan selama lebih dari setengah abad.

Ia sangat terampil berkuda dan memimpin secara langsung banyak pertempuran pada masa itu. Keberaniannya di medan tempur membuat seorang ulama pada masanya, Qutb al-Din al-Nasawi, menasihatinya, Demi Allah, jangan membahayakan dirimu dan seluruh dunia Islam! Kalau Anda gugur di medan pertempuran, maka seluruh Muslim yang hidup akan dibunuh (oleh musuh). Tapi Nuruddin Mahmud Zanki mempunyai pandangan yang berbeda. Dan siapalah Mahmud sehingga dikatakan seperti ini? katanya. Sebelum saya lahir sudah ada yang lain yang membela Islam dan negeri ini, yaitu Allah, yang tidak ada Tuhan selain-Nya!

Ia sangat memperhatikan keadaan pasukannya dan selalu menjadikan mereka siap siaga dalam menghadapi pasukan musuh. Pasukannya merupakan yang paling kuat di Suriah pada masa itu. Tentang ini Ibn al-Qalanisi berkata, Tidak ada yang pernah melihat tentara yang lebih baik daripada tentaranya (baik) dalam hal penampilan, perlengkapan, maupun jumlahnya.

Namun karena keadaan kaum Muslimin ketika itu belum sepenuhnya bersatu padu dalam menghadapi musuh, maka pembebasan wilayah itu dari pasukan salib masih harus menunggu saat yang lebih tepat.

Bukan hanya tentara yang dipersiapkan, kuda-kuda pun selalu dalam keadaan terlatih. Di waktu senggangnya, Nuruddin Zanki suka berburu dan bermain polo kuda. Ketika seorang temannya yang saleh mendengar tentang kebiasaannya bermain polo kuda, ia segera menyuratinya: Aku tidak menyangka bahwa kau senang dengan permainan yang tak ada manfaatnya serta menyiksa kuda tanpa faedah diniyah.

Maka Nuruddin menjawab surat tersebut, Sesungguhnya kami berada di front pertahanan, yang mana musuh sangat dekat dari kami, sehingga kami harus selalu siap siaga untuk mengantisipasi setiap serangan. Dan tidak mungkin kami terus-menerus berperang dan berjihad siang dan malam, musim dingin dan musim panas, karena bala tentara kami juga memerlukan istirahat. Dan juga tidak mungkin kami biarkan kuda-kuda kami hanya diam di kandangnya tidak bergerak, karena itu akan membuat mereka lemah dan tak mampu berlari jauh dan cepat, menikuk, menyerang di medan perang. Maka dari itu kami senantiasa melatihnya dan terus membiasakannya agar hilang kelemahannya dan selalu siap berlari cepat dan taat kepada penunggangnya di waktu peperangan. Dan inilah, demi Allah Swt, yang menjadikan aku bermain polo kuda.

Pencapaian Militer

Selama masa pemerintahannya, ada beberapa pencapaian militer yang cukup penting yang telah dilakukan oleh Nuruddin Zanki dalam menghadapi Pasukan Salib, antara lain seperti berikut ini:

Pertama, ia ikut memberikan dukungan kepada Damaskus saat terjadinya Perang Salib II (1147-1148). Ketika itu pasukan dari Perancis dan Jerman yang dipimpin oleh Raja Louis VII dan Raja Conrad III bergerak ke Suriah dan Palestina. Sebetulnya Perang Salib kedua ini dipicu oleh jatuhnya Edessa ke tangan pasukan Muslim yang dipimpin oleh Imaduddin Zanki, ayah Nuruddin, pada tahun 1144. Tetapi sesampainya di Palestina, pasukan yang baru datang dengan orang-orang Frank (orang-orang Eropa Barat) yang telah menetap di Palestina bersepakat untuk mengarahkan serangan pada Damaskus.

Pasukan salib kemudian mengepung kota Damaskus yang dipimpin oleh Muinuddin Unur. Tetapi kota itu mampu bertahan, dan pada saat yang sama pasukan Turki Saljuk dibawah pimpinan Nuruddin Zanki dan pasukan Saifuddin Ghazi, kakak Nuruddin, bergerak dari Aleppo dan Mosul menuju ke Damaskus untuk memberikan bantuan. Pasukan salib akhirnya memutuskan untuk mundur dari kota itu. Raja Louis dan Conrad kembali ke negeri mereka masing-masing dengan memendam kekecewaan terhadap orang-orang Frank di Suriah-Palestina yang dianggap telah ikut berperan dalam kegagalan tersebut. Tak lama setelah peristiwa itu, Muinuddin dan Nuruddin Zanki berhasil menangkap seorang bangsawan Eropa, Bertrand, yang menyertai Perang Salib II. Bertrand kemudian dibawa ke Aleppo dan ditahan selama dua belas tahun lamanya di kota itu.

Kedua, pada tahun 1149, dalam pertempuran di daerah Inab, pasukan Nuruddin Zanki berhasil mengalahkan pasukan Raymond of Poitiers, pemimpin Antioch, yang ketika itu dibantu oleh sepasukan Assassin (kelompok pembunuh bayaran). Nuruddin pada awalnya menarik pasukan saat mengetahui pasukan musuh mendekati Inab. Tetapi ia terus mengintai dan memperhatikan gerak-gerik pasukan lawan. Kemudian saat lawan beristirahat di suatu tempat, Nuruddin menempatkan pasukannya di sekelilingnya, sehingga lawan mereka dalam keadaan terkepung saat bangun di pagi hari. Raymond of Poitiers dan pemimpin Assassin (kelompok Pembunuh bayaran) yang menyertainya tewas dalam pertempuran itu.

Ketiga, pada tahun berikutnya, 1150, sepasukan Turki Saljuk berhasil menangkap Joscelin, pemimpin wilayah Edessa yang ibukotanya telah dikuasai oleh Nuruddin. Penahanan Joscelin kemudian diambil alih oleh Nuruddin. Joscelin ditahan di Aleppo dan meninggal dunia di penjara sembilan tahun kemudian.

Keempat, sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, Nuruddin Zanki berhasil menyatukan Damaskus ke dalam wilayah kepemimpinannya pada tahun 1154. Proses penyatuan Damaskus berlangsung cukup lama, yaitu sejak tahun 1149, ketika Muinuddin Unur wafat. Pengambil-alihan kota ini dilakukan oleh Nuruddin karena penguasa pengganti kota ini tidak mau membantunya berjihad dan malah menjalin kerjasama dengan kekuatan salib.

Lamanya proses penguasaan ini disebabkan Nuruddin menghindari terjadinya pertempuran terbuka di antara kedua belah pihak yang sama-sama Muslim. Walaupun Nuruddin berkali-kali membawa pasukannya mendekati Damaskus, tetapi ini dilakukannya sebagai bentuk tekanan politik dan psikologis terhadap pemimpin Damaskus, dan hal itu tidak membawa pada pertempuran yang berarti di antara kedua belah pihak. Nuruddin melakukan langkah-langkah persuasif kepada para ulama dan tokoh-tokoh di Damaskus, sehingga lama kelamaan penguasa kota itu kehilangan dukungan dari rakyatnya sendiri. Akhirnya kota itu berhasil dikuasainya setelah masyarakat Damaskus sendiri yang membuka gerbang kota itu. Dikuasainya Damaskus oleh Nuruddin menandai suatu era baru di Suriah setelah wilayah itu terpecah belah sejak tahun 1090-an.

Kelima, pasukan Nuruddin berhasil menangkap Reynald of Chattilon, pemimpin Antioch selepas wafatnya Raymond of Poitiers, dalam sebuah pertempuran pada tahun 1160. Reynald yang kepemimpinannya banyak menimbulkan masalah itu kemudian diikat dan dibawa ke Aleppo. Ia ditahan selama enam belas tahun di kota itu.

Keenam, atas permintaan Mesir sendiri dan karena adanya ancaman pasukan salib atas negeri itu, Nuruddin mengirimkan tiga kali ekspedisi militer ke Mesir di bawah pimpinan Shirkuh antara tahun 1164 dan 1169. Mesir akhirnya jatuh ke tangan pasukan Nuruddin. Dinasti Syiah Fatimiyah yang menguasai wilayah itu kemudian dihapuskan pada tahun 1171, menjadikan Mesir menyatu ke dalam wilayah pimpinan Nuruddin Zanki.

Proses Politik pembebasan Mesir dari cengkeraman dinasti Syiah di Mesir dilakukan secara bertahap berawal pada tahun 1169 Panglima Asadudin Shirkuh paman Salahuddin diutus Sultan Nuruddin ke Mesir dan mengalahkan pasukan Salib serta mengusir pasukan salib yang saat itu sedang mengepung Mesir dan membunuh menteri dinasti Syiah Fathimiyyah yang menjadi penghianat, Shawar.

Menganggap bahwa kekuasaan Dinasti Syiah fathimiyyah Mesir sedang lemah bulan Rabiul Akhir (8 Januari 1169), Asadudin Shirkuh menemui penguasa dinasti Syiah fathimiyyah Al Adhid menuntut dengan paksa agar ia diangkat sebagai wazir untuk menggantikan Shawar. Al Adhid melepaskan baju dinas Shawar dan memberikannya kepada Shirkuh. Setelah itu Shirkuh pulang ke kemahnya di Dzahirul Balad. Ternyata penguasa dinasti Syiah fathimiyyah Al Adhid tidak menepati janjinya kepada Sultan Nurudin. Sementara Shirkuh sepertinya tidak peduli dengan sikap penguasa Mesir itu. Ia mulai merealisir rencana sebenarnya, mengangkat para gubernur, mengirim duta dan memungut pajak. Ia menjabat sebagai wazir selama 2 bulan 5 hari. Ia meninggal dunia tanggal 12 Jumadil Akhir 564 H (14 Maret 1169). Ia digantikan oleh keponakannya, Shalahudin Yusuf bin Ayub (Salahuddin Al Ayyubi) sebagai wazir dinasti Syiah Fatimiyah dan sang Penguasa Dinasti fathimiyyah memberinya gelar Al Malik An Nasir.

Mulanya Nuruddin kurang begitu senang dengan pengangkatan Shirkuh dan Shalahudin sebagai Wazir dinasti Syiah Fattimiyah Mesir, karena dia tidak mempercayai kaum Syi’ah. Namun Shalahudin dengan kebijaksanaannya berhasil meyakinkan Nurudin akan loyalitasnya. Di bulan Oktober 1169, Raja Almuric dan Manuel menginvasi Mesir sekali lagi. Pasukan Salib mengepung kota Damietta (Dimyat) selama 50 hari tanpa kenal lelah dan membatasi ruang gerak penduduknya.

Salahudin kemudian mengirim surat kepada sultan Nurudin meminta bantuan, dan Nurudin pun secepatnya mengirim pasukan Turki Saljuk untuk memperkuat pasukan Salahudin di Mesir. Pengepungan yang dilakukan tentara Salib terhadap kota Damietta di Mesir ini dimanfaatkan Salahuddin dengan strategi balik menyerang wilayah pendudukan kaum Salib di Palestina dengan kekuatan besar. Ia tembus daerah-daerah kekuasaan mereka dan mendapatkan harta rampasan perang yang banyak.

Berita penyerangan yang dilakukan oleh Sultan Nurudin itu didengar oleh Pasukan salib yang mengepung kota Damietta. Mereka pun terpaksa menarik mundur pasukan dan menghentikan pengepungan. Mendengar hal ini, Nurudin Mahmud senang sekali. Pada tahun 1171, Nuruddin Mahmud Zanki kemudian memerintahkan kepada Salahudin agar mendoakan secara Sunni khalifah Abbasiyyah pada Khutbah Sholat Jum’at di Mesir menggantikan doa bagi Khalifah Fatimiyah yang beraliran Syiah. Dengan begitu berakhirlah secara politik kekuasaan kaum Syiah di Mesir.

Pada akhir masa kepemimpinannya, wilayah kekuasaan Nuruddin Zanki mencakup wilayah Suriah, Hijaz, Mesir, dan sebagian Irak. Nuruddin berhasil menyatukan wilayah-wilayah itu ke dalam satu pemerintahan dan menjadikan nilai-nilai Islam Sunni sebagai pondasi utama pemerintahannya. Sementara pada saat yang sama, kekuatan salib mulai tidak kompak di antara sesama mereka dalam menghadapi kekuatan Muslim. Apa yang dibangun oleh Nuruddin ini kelak menjadi pondasi yang kokoh bagi pemimpin berikutnya di wilayah-wilayah itu, yaitu Shalahuddin al-Ayyubi, dalam menghadapi pasukan salib dan membebaskan al-Quds.

Bagaimanapun, kekuatan dan prestasi militer hanya salah satu bagian yang penting dari pemerintahan Nuruddin Zanki. Di samping militer, ada hal lain yang membuat kepemimpinan Nuruddin sangat berkesan, yaitu dibangunnya nilai-nilai Islam yang kuat di wilayah itu.

Karakter Islami Pemerintahan Nuruddin

Nuruddin Zanki terkenal sebagai pemimpin yang saleh dan adil. Ibnu al-Athir, seorang sejarawan Muslim, penulis kitab Al-Kamil fi-l-Tarikh, menganggapnya sebagai pemimpin Muslim yang paling adil selepas Umar bin Abdul Aziz.

Nuruddin dikenal sebagai pemimpin yang selalu menjaga shalat berjamaah, shalat malam (Qiyamul Lail), banyak membaca al-Qur’an, dan berpuasa. Ia memiliki ilmu agama yang mendalam, sangat dekat dengan para ulama, dan ikut meriwayatkan hadits bersama mereka.

Keadilan dan penegakkan syariah merupakan hal yang sangat menonjol dalam pemerintahannya. Ia mendorong dilangsungkannya majelis-majelis ilmu, mendirikan madrasah-madrasah, serta memberikan berbagai wakaf untuk keperluan agama dan masyarakat.

Di antara sumbangan pentingnya bagi kemaslahatan orang ramai adalah pendirian rumah sakit yang dikenal sebagai maristan. Kini peninggalan Sultan Nuruddin Mahmud Zanki dapat kita lihat di kota Aleppo Suriah Utara berupa benteng Citadel yang tangguh

Saturday, August 08, 2020

"KERINGKAN KOLAMNYA, SEMUA IKAN AKAN MATI."


(Jauhkan umat Islam dari syariatnya, niscaya mereka akan sekarat).
- Winston Churchill - 

Yang dianggap sebagai pahlawan Inggris  tapi gagal menaklukkan Utsmaniyah Turki ..

Ia berdiri di dekat kolam depan Istana, dia dikelilingi ahli-ahli perang Eropa, lalu memerintahkan seorang prajurit untuk menangkap ikan di dalam kolam ..

Berkali-kali prajurit terbaik itu mencoba menangkap ikan, selalu gagal, dengan tangkas ikan selalu berhasil lolos ..

Setelah prajurit itu kelelahan karena sekian lama gak bisa  menangkap ikan dalam Kolam. Maka Winston Churchill segera berdiri dan mengatakan bahwa ikan tersebut tidak akan bisa ditangkap dan dibunuh kalau berada dalam air ..

Kemudian diperintahkan prajurit itu untuk mengeringkan kolam ..

Segera prajurit mengambil gayung dan pelan-pelan mengeringkan kolam tersebut, memakan waktu lama tapi akhirnya ikan tersebut menggelepar, tinggal ditangkap dan menunggu kematiannya ..

Winston Churchill,  sang Legenda Eropa itu mengatakan, " Muslim itu ibarat ikan, dan air kolam adalah ajarannya .. Selama mereka berada pada ajarannya, maka kita tidak bisa mengalahkannya .."

Winston Churchill melanjutkan, " Kita tidak akan bisa mengalahkan Muslim yang mengamalkan keislamannya .."

" Yang mengamalkan ajaran Islam dalam hidupnya .. Yang menjadikan mereka mencintai Tuhan dan Nabi melebihi cinta terhadap harta dunia, bahkan melebihi cinta terhadap dirinya sendiri .. Mereka menjadikan mati syahid sebagai impian .."

Dia melanjutkan, tapi untuk menghancurkan Islam itu mudah, " Keringkan air kolamnya ..! "

" Keringkan keimanannya, jauhkan dari ajarannya, jauhkan dari mesjid, jauhkan dari menteladani Nabi-nya .."

" Maka mereka bagaikan ikan yang kekeringan,  menggelepar menunggu kematian .."

***

Waktu berlalu, generasi berganti, lahirlah kita ke dunia, keadaan sudah seperti yang mereka inginkan, sejarah telah diputarbalikan .. 

Negara-negara penjajah perampok sumber daya alam dan perampas pandangan hidup telah dipuja dan diagungkan ..

Bahkan diajarkan di sekolah-sekolah di negeri-negeri Islam, nama Winston Churchill telah diukir dengan tinta emas sebagai pahlawan ..

Aturan hukum apapun telah sepenuhnya mengadopsi hukum positif mereka, hukum Allah telah dicampakan diganti hukum buatan manusia, buatan mereka .. Yang tersisa hanya hukum ritual-ritual ibadah di masjid saja, yang sekarang ingin mereka babat habis juga dengan skenario wabah corona ..

Memang menyakitkan, tapi, yang lebih menyakitkan lagi adalah mereka para musuh kebenaran telah berhasil memformat pola pikir banyak umat Islam dengan pola pikir mereka, memisahkan urusan kehidupan dan politik dari aturan agama Islam ..

Sehingga setiap upaya penyadaran umat akan dihadang oleh umat Islam itu sendiri .. Ya, sebagian umat islam yang isi otaknya berhasil mereka cuci lewat opini global ..

Tanpa disadari, merekalah tembok pertahanan dan ujung tombak misi kaum penjajah .. Mereka loyal dengan pola pikir dan standar-standar penjajah .. Mereka kaum muslim yang selalu sigap menolak syariat, atau apapun yang berbau kebenaran Islam .. Mereka sholat bersama kita, mungkin tinggal di rumah kita, mereka orang Islam, mereka bukan musuh, tapi saudara sesama muslim .. Sehingga tidak boleh dibenci, diperangi, tapi dirangkul dan diingatkan dinasehati dengan kesabaran ..

Kesabaran tanpa batas selalu perlu menghiasi para penyeru kebenaran .. Terlebih karena mereka adalah muslim .. Teladan Rasulullah SAW di Thaif wajib selalu kita hidupkan, ketika menghadapi kaum yang belum Islam ..

Tapi kabar baiknya adalah, wahai para penyeru kebenaran, bersabarlah, karena pertolongan itu sudah dekat .. * Asal kita memang layak ditolong oleh-Nya ..*

Yaitu ketika kita secara total kembali pada ajaran Islam dalam seluruh aspeknya kehidupan, pola pikir dan pola sikap perbuatan dalam politik, ekonomi, hukum, sosial, pendidikan, ibadah, bentuk negara, pola pemerintahan, dll ..

Wallahu 'alam bissawab.
#Copast Fathurrohman

Saturday, July 25, 2020

Khutbah Pertama di Ayasofya : *Hari Kehormatan dan Kerendahan Hati*


Oleh: Prof Dr. Ali Erbas
_Ketua Direktorat Urusan Keagamaan, Turki_

Muslim yang terhormat!

Semoga berkah dan pertolongan Allah menyertai kedamaian berkelimpahan di hari Jum’at ini bagi Anda!

Di saat yang diberkahi ini, di tempat sakral ini, kita menyaksikan momen bersejarah. Masjid Hagia Sophia diperjumpakan dengan kita dengan cahaya Hari Raya Idul Adha di hari ketiga bulan haji Dzulhijjah. Kerinduan bangsa kita, patah hati kita selama ini, akan segera berakhir hari ini. Terima kasih dan segala puji yang tiada tara untuk Allah SWT!

Hari ini adalah hari ketika pelafalan takbir, tahlil, dan salawat bergema lagi di bawah kubah Hagia Sophia, diikuti adzan yang menyeru dari menara-menara masjidnya. Hari ini kita mengalami hari yang mirip dengan ketika 16 muazzin menggemakan suara Allahu Akbar di sekitar 16 menara Masjid Biru (Masjid Sultan Ahmed), tepat di seberang kita, 70 tahun yang lalu. Dan bersatu kembali antara masjid dengan adzan setelah pemisahannya 86 tahun. Hari ini adalah hari ketika orang-orang beriman berdiri untuk bersimpuh berdoa dalam air mata, dalam damainya ruku, dan sujud penuh kesyukuran.

Hari ini adalah hari kehormatan dan kerendahan hati. Terima kasih dan puji yang tak terkira kepada Allah SWT yang mengizinkan kita untuk memiliki hari ini. Hari yang terhormat (Jum’at dan Dzulhijjah) seperti hari ini (momen pembebasan Ayasofya), untuk berkumpul di (masjid) tempat paling suci di bumi, dan untuk bersujud di hadapanNya di Hagia Sophia Agung ini.

Shalawat dan salam untuk Nabi Muhammad (saw) yang memberikan kabar baik tentang penaklukan ini melalui sabdanya, _"Suatu hari Konstantinopel akan ditaklukkan. Hebat adalah komandan yang akan menaklukkannya, dan hebatnya adalah tentaranya! ”_

#khutbahpertama #ayasofya #ayasofyacamii #masjidayasofya #erdogan #turki #istanbul #konstantinopel #erdogan #rterdogan #islam #iqra #visiperadaban #visiperadabanislam

Salam kepada arsitek spiritual Istanbul, yang menapaki dan merintis jalan untuk mencapai kegembiraan ini, Abu Ayyub al-Ansari khususnya, para sahabat Nabi, dan mereka yang mengikuti jejak langkah mereka yang kokoh dan bersahaja.

Salam kepada Sultan Alparslan, yang membuka gerbang Anatolia bagi bangsa kita dengan keyakinan bahwa penaklukan tidak berarti menyerang tetapi menjadikannya makmur, dan membangun (bukan menghancurkan). Salam kepada para martir dan veteran kami yang telah menjadikannya (bumi konstantinopel ini) tanah air kami dan mempercayakannya kepada kami; dan semua sultan dari hati yang telah membentuk kembali geografi (jati diri) kita dengan iman.

Salam kepada Aaq Syamsuddin, cendekiawan bijak yang menyulam cinta penaklukan di hati Sultan Mehmed II dan memimpin shalat Jum’at pertama di Hagia Sophia pada 1 Juni 1453.

فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِۜ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّل۪ينَ

Salam kepada penguasa muda dan tekun itu, Mehmed Sang Penakluk (Al- Fatih, Semoga Allah memberikan ganjaran terbaik berupa surga), yang melekat dalam hati pada ayat *_“Dan ketika Anda telah memutuskan/berazam, maka andalkanlah (tawakkal) kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang-orang yang bersandar (kepada-Nya)”_*. Dia Sultan muda, seorang jenius sejarah, sastra, sains, dan seni; yang menghasilkan teknologi paling maju di zamannya dan membuat kapal-kapal bergerak di atas tanah; yang menaklukkan Istanbul dengan izin dan pertolongan Allah; dan kemudian (ia) tidak mengizinkan siapa pun untuk menyebabkan kerusakan sekecil apa pun bahkan sepotong kerikil di kota terhormat ini.

Salam kepada bapak arsitektur, seniman besar, Mimar Sinan sang Arsitek, yang merenovasi Hagia Sophia dengan menara dan memperkuatnya sehingga bertahan selama berabad-abad. Salam bagi semua saudara dan saudari kita di seluruh penjuru dunia yang telah merindukan dan merayakan dengan gembira pembukaan kembali Hagia Sophia untuk beribadah.

Salam kepada orang-orang terkemuka kami yang telah mengusahakan dengan segenap hati dan jiwa mereka, dari zaman dahulu hingga sekarang, untuk memastikan bahwa Hagia Sophia memenuhi panggilan adzan, iqamat, wa'z, khutbah, doa, pelafalan, kegiatan ilmiah, dan pembinaan jamaah besarnya.

Salam kepada orang-orang terpelajar dan intelektual kami dan para pemimpin terkemuka yang penuh dengan kebijaksanaan dan kebajikan yang menggambarkan Hagia Sophia sebagai "kamar kerohanian dan perhiasan (kami) di rumah kami sendiri" dan menanamkan harapan serta kesabaran dalam hati dan pikiran dengan mengatakan _"Hagia Sophia akan (pasti) dibuka (menjadi masjid) kembali! Tunggulah, wahai anak muda, tunggu! Biarkan hujan kasih sayang turun lagi membanjiri. Apa lagi yang aku inginkan selain menjadi bagian dari arus rahmat itu! Hagia Sophia akan dibuka kembali, seperti buku tua tercinta!”_ Semoga rahmat Allah atas mereka semua!

Hai orang-orang yang beriman,

Hagia Sophia, dengan usianya lebih dari lima belas abad, adalah salah satu tempat ibadah, pusat pengetahuan, dan kebijaksanaan paling berharga dalam sejarah umat manusia. Tempat ibadah kuno ini adalah ekspresi penghambaan dan ketundukan yang luar biasa kepada Allah, Tuhan semesta alam.

Sultan Mehmed Al Fatih menganugerahkan dan mempercayakan tempat ibadah yang luar biasa ini sebagai cindera matanya (pesan) kepada orang-orang beriman bahwa ini (Hagia Sophia) harus tetap menjadi masjid sampai hari akhir. Setiap aset yang diberkahi dalam keyakinan kami, tidak dapat diganggu gugat, dan akan membakar siapa pun yang menyentuhnya; piagam perjanjian (amanat) itu sangat dijaga dan siapa pun yang melanggarnya akan dikutuk. Oleh karena itu, sejak hari itu (29 Mei 1453) hingga saat ini, Hagia Sophia telah menjadi tempat perlindungan (ibadah) tidak hanya negara kita tetapi juga umat Nabi Muhammad SAW seluruhnya.

Hagia Sophia adalah tempat dari mana rahmat Islam yang tak terbatas, sekali lagi, disyiarkan ke seluruh dunia. Sultan Mehmed Al Fatih berkata kepada orang-orang yang berlindung di Hagia Sophia setelah penaklukan dan sedang menunggu dengan cemas apa yang akan terjadi pada mereka: _“Mulai saat ini, jangan takut untuk kebebasan dan hidupmu! Tidak ada aset persorangan yang akan dijarah, tidak ada orang yang akan ditindas, dan tidak ada orang yang akan dihukum karena agama mereka yang dianut"_ Sang Sultan bertindak sesuai nurani kemanusiaan. Karena alasan inilah Hagia Sophia merupakan simbol penghormatan terhadap keberimanan, kebijaksanaan dan moralitas.

Muslim yang terkasih!

Pembukaan kembali Hagia Sophia untuk beribadah adalah bukti kesetiaan terhadap akumulasi sejarah peradabannya. Ini adalah kembalinya tempat suci, yang telah memeluk orang-orang beriman selama lima abad untuk kembali pada perannya. Pembukaan kembali Hagia Sophia untuk aktifitas ibadah adalah bukti bahwa peradaban Islam (yang fondasinya adalah tauhid, bangunannya adalah ilmu pengetahuan, dan semennya kebajikan) akan terus meninggi mengayomi, terlepas dari semua kelemahan. 

Pembukaan kembali Hagia Sophia untuk ibadah berarti bahwa semua masjid yang menyedihkan, pertama dan terutama Masjid al-Aqsa, dan orang-orang yang tertindas di bumi, mendapatkan dukungan garis hidup. Pembukaan kembali Hagia Sophia untuk beribadah adalah tekad bangsa kita yang mulia, yang memegang iman dan cinta tanah air di atas segalanya, untuk membangun masa depan yang kokoh dengan kekuatan spiritual yang diwariskan dari para leluhur.

Hai orang-orang yang beriman,

Masjid-masjid kami adalah sumber persatuan, persahabatan, persaudaraan, iman dan ketenangan kami dalam peradaban kami. Allah Yang Maha Kuasa menyatakan tentang mereka yang membangun dan memelihara masjid, "Masjid-masjid Allah hanya dijaga oleh mereka yang percaya pada Allah dan hari akhir, yang mendirikan sholat, memberikan zakat, dan yang tidak takut kecuali Allah, karena berharap bimbingNya”

Saudara dan saudari yang terkasih!

Apa yang lebih menghancurkan (hati kita) daripada (melihat) masjid, menaranya sunyi, kubah yang bisu, dan taman yang sepi? Karena permusuhan terhadap Islam yang meningkat setiap hari, ada masjid di berbagai belahan dunia saat ini yang diserang, ditutup dengan kekuatan, dan bahkan dibom dan dihancurkan. Ratusan juta Muslim di seluruh penjuru menghadapi penindasan.

Saudara dan saudari yang terkasih!

Kita sebagai orang beriman memaknai Hagia Sophia sebagai tujuan mulia dan keyakinan kokoh untuk memastikan bahwa belas kasih, toleransi, kedamaian, ketenangan, dan kebajikan harus berlaku di seluruh dunia. Inilah alasan mengapa Nabi Muhammad SAW dan nabi-nabi lainnya diutus, yakni membawa risalah keselamatan dan kedamaian.

Jadi, saat ini yang perlu kita lakukan adalah bekerja siang malam untuk memastikan bahwa kebajikan, kebenaran, dan keadilan mendominasi dunia. Kita harus menjadi harapan untuk keselamatan umat manusia yang berada dalam pusaran masalah besar. Kita perlu mempertahankan keadilan dalam wilayah yang dikelilingi oleh penindasan, ketidakadilan, air mata, dan keputusasaan. Kita perlu menyambut seruan, _“Wahai Muslim! Pahami, jalankan dan sebarkan Islam dengan baik/benar sebagaimana mestinya sehingga siapa pun yang datang untuk menyerang Anda, akan (berbalik) bangkit hidup (yang lebih bermakna) bersebab Anda!”_

Kami percaya, sebagaimana yang diungkapkan oleh Ali Ibn Abu Thalib, bahwa bumi adalah rumah kita bersama. Apakah persaudaraan karena seagama atau sesama manusia. Kami percaya bahwa semua anggota rumah (di bumi) ini, tanpa memandang agama, etnis, warna kulit, atau negara, memiliki hak untuk hidup bebas secara manusiawi dalam keselamatan, dalam kerangka nilai-nilai universal dan prinsip-prinsip moral.

Di bawah kubah Hagia Sophia, kami menyerukan kepada semua umat manusia untuk menegakkan keadilan, kedamaian, belas kasih, dan kebenaran. Kami menyeru untuk mempertahankan nilai-nilai universal dan prinsip-prinsip moral yang melindungi martabat manusia dan menjadikan kita makhluk yang paling terhormat. Sebagai pengikut agama yang final dan benar, yang menyatakan bahwa kehidupan setiap orang tanpa memandang jenis kelamin dan usia dijamin. Kami menyerukan kepada umat manusia untuk bekerja sama dan berkolaborasi dalam melindungi kehidupan, agama, aset, dan generasi semua orang. Hari ini kita membutuhkan banyak faktor untuk menyatukan hati kita, dengan segala posisi relasi kita, hati nurani, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam.

Izinkan saya menyimpulkan khutbah bersejarah ini, saya ingin melakukan panggilan ke seluruh dunia dari tempat terhormat ini: *Wahai manusia, pintu Hagia Sophia akan senantiasa terbuka untuk semua hamba tanpa diskriminasi. Sebagaimana pintu Masjid Sulaimaniye, Masjid Selimiye, Masjid Sultan Ahmed, dan masjid-masjid kami yang lain. Perjalanan untuk beriman, beribadah, merangkai sejarah, dan berkontemplasi (merenungi hikmah) dalam suasana spiritual Masjid Hagia Sophia akan berlanjut tanpa henti, selamanya Insya Allah.*

Semoga Allah yang Maha Kuasa memampukan kita untuk melayani Masjid Hagia Sophia dengan sebaik-baiknya. Masjid yang memiliki tempat khusus dalam benak hati kita, dan bernilai sejarah yang mulia. 

Semoga Allah Subhanahu Wata’ala memberkahi kita, bersebab menghormati dan memuliakan Masjid Hagia Sophia, cap-a-pie (pelengkap kepingan sejarah) yang luar biasa. Semoga Allah memuliakan yang terhormat (Erdogan) dan semua otoritas yang melakukan upaya dalam melindungi budaya dan identitas kita. Semoga Allah juga memuliakan semua orang yang berdoa, yang berbagi kebahagiaan dengan kita hari ini. Aamiin

Oleh: Agastya Harjunadhi
Diterjemahkan bebas, dengan sedikit penyesuaian tanpa mengurangi makna. 
dari : https://www.trtworld. com/magazine/hagia-sophia-friday-prayer-full-transcript-of-the-sermon-38377

Saturday, May 23, 2020

KITA TAK TAHU, ALLAH YANG TAHU


KITA tak tahu mana yang lebih baik, kehidupan sebelum atau setelah Covid 19 (new normal). Sebab Allah berfirman : "Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui" (Qs. Al Baqarah : 216).

Boleh jadi di new normal makin banyak orang yang tahu pentingnya kebersihan, mahalnya kepedulian dan ruginya bersikap egois. Lalu dengan itu, dunia menjadi lebih damai, lingkungan makin hijau, tanaman dan hewan pun mendapatkan surganya kembali. 

Kita tak tahu mana yang lebih baik, kondisi di negara konflik seperti Palestina, Suriah, dan Yaman yang setiap hari ada darah tertumpah disana atau kondisi di negara-negara tanpa peperangan, seperti Turki, Maroko, Malaysia, Indonesia, bahkan Eropa.

Boleh jadi di Palestina ada berkah dan pertolongan Allah yang nyata kepada kaum muslimin. Di Suriah ada ribuan orang yang mati syahid, sehingga langsung masuk surga tanpa hisab. Di Yaman ada kesengsaraan yang membuat orang makin bertaqwa kepada Allah 'ajja wa jalla. “Dan, orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan, mereka itulah orang-orang yang benar (imannya), dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa” (Qs. Al-Baqarah : 216).

Boleh jadi di negara-negara tanpa perang malah ada kebencian dan penistaan terhadap syariat Allah. Ada kematian yang konyol dan sia-sia (su'ul khotimah) karena mati maksiat. Ada kesenangan dan kenyamanan yang membuat pelakunya istidroj (lupa diri).

Kita tak tahu apa rahasia Allah di balik perang dan musibah yang silih berganti ada di muka bumi. Padahal Allah yang Maha Kuasa mampu menghentikannya. 

Kita tak tahu apa rahasia Allah di balik kehidupan yang bergelimang harta nan mewah, penuh dengan kesenangan dan kenyamanan di dalamnya. Lalu tiba-tiba datang Covid 19, yang membuat semua harta dan bisnis menjadi mangkrak. 

Tiba-tiba kita diingatkan betapa semuanya itu palsu dan mudah sirna. Bahwa sesungguhnya kita papa tanpa amal sholih.

Bahwa kematian yang tadinya terasa jauh dan jarang diingat kecuali waktu kita lewat kuburan, sekarang menjadi terasa dekat dan diingat terus. Sekarang setiap meter dan detik ada musuh tak terlihat, Corona si pengancam nyawa.

Harta dan teknologi canggih yang selama ini membuat kita jumawa, menunduk kalah di hadapan makhluk kecil Corona.

Mungkin Allah sedang mengajarkan : janganlah engkau memandang rendah orang-orang kecil dan miskin seperti engkau jangan memandang rendah Corona. Sebab boleh jadi masa depan orang kecil di akhirat lebih baik daripadamu. Sedangkan engkau terlena dengan kenyamanan, sampai lupa kewajiban peduli dan bersedekah yang menjadi hak mereka yang berkekurangan. Mungkin itu maksud Allah dengan kehidupan baru pasca Covid 19. 

Mungkin Allah sedang mengingatkan betapa hidup di dunia itu begitu singkat. Yang abadi hanyalah akhirat, sehingga cepatlah bertaubat secepat kematian yang bisa datang nyata, kapan saja, setelah adanya Covid 19.

Kesulitan dan kesakitan sebentar di dunia tak apalah asalkan nikmat selamanya di surga kelak dengan modal taubat dan amal sholih.

Akhirnya...
Yang terjadi terjadilah. Tugas kita hanya berusaha menjalankan aturan Allah. Setelah itu terserah mau apa takdir Allah.
Karena kita tak tahu mana yang lebih baik, kondisi sebelum atau setelah adanya Covid 19.

"Dan mereka membuat rencana, maka Allah pun membuat rencana (juga). Dan sebaik-baik pembuat rencana adalah Allah (Al Qur'an, Surat Ali 'Imran, Ayat 54).

By. Satria hadi lubis

Saturday, May 09, 2020

PENAKLUKKAN ANDALUSIA


Sejarah mencatat umat Islam beberapa kali melakukan penaklukkan gemilang. Salah satu penaklukkan luar biasa itu adalah penaklukkan Andalusia/Semenanjung Iberia. Penaklukkan semenanjung ini terjadi pada masa pemerintahan Daulah Bani Umayyah di Damaskus, tepatnya pada masa Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik (705-715).

Dari sisi kecepatan operasi dan kadar keberhasilannya, ekspedisi ke Spanyol memiliki kedudukan unik dalam sejarah militer klasik. Penaklukkan Andalusia tercatat sebagai salah satu penaklukkan terhebat muslim di Eropa, kisah dari penaklukkan ini bahkan sangat dikenal hingga saat ini. Untuk itu pada pembahasan kali ini, akan dibahas lebih jauh mengenai penaklukkan Andalusia pada awal abad ke-8 M.

KONDISI ANDALUSIA SEBELUM PENAKLUKKAN PASUKAN ISLAM

Andalusia atau Al-Andalus adalah sebutan bagi semenanjung Iberia periode Islam. Sebutan itu berasal dari kata Vandalusia, artinya bangsa Vandal. Nama Vandalusia diambil karena bagian selatan semenanjung Iberia pernah dikuasai bangsa Vandal, sebelum kekuasaan mereka direbut oleh bangsa Gothia Barat/Visigoth pada abad ke-5 M.

Kerajaan Gothia Barat merupakan aristokrasi militer Jerman yang memerintah di Spanyol sejak abad ke-5 M. Orang Gothia harus berjuang lama untuk menggantikan pengaruh yang telah diberikan penguasa sebelumnya, bangsa Suevi dan Vandal. Kaum Gothia berkuasa sebagai penguasa absolut, dan sering kali bersikap kejam.

Ajaran Kristen Aria mereka jadikan sandaran, sekaligus mereka paksakan kepada penduduk pribumi yang menganut agama Katolik. Sebagai penganut Katolik, rakyat membenci kekuasaan kaum Gothia yang banyak bersimpangan dengan kepercayaan yang mereka anut.

Kalangan pribumi meliputi sejumlah besar golongan pelayan dan budak, tentu tidak puas akan nasib yang mereka dapatkan. Golongan ini lah yang nantinya akan bekerja sama dengan umat Islam saat penaklukan tahun 711 M.

Selain itu terdapat kaum Yahudi yang hidup dalam keterasingan, serta selalu ditindas oleh kalangan penguasa Gothia. Upaya-upaya dilakukan untuk memaksa kaum Yahudi untuk berpindah agama, diantaranya dengan mengeluarkan dekrit kerajaan pada tahun 612 M. Dekrit ini berisi perintah kepada semua penduduk Yahudi agar dibaptis, dan jika tidak patuh, mereka diancam dengan hukuman pembuangan dan penyitaan kekayaan.

Di bidang politik, terjadi pertikaian antara keluarga kerajaan dan bangsawan-bangsawan Gothia. Perselisihan ini menggerogoti kekuatan kerajaan. Menjelang akhir abad ke-6 M, para bangsawan Gothia telah menjadi raja-raja kecil di berbagai wilayah Andalusia, tentu hal ini semakin melemahkan konsolidasi pemerintahan Gothia.

Menjelang penaklukan oleh pasukan Muslim, Andalusia diperintah oleh Raja Roderick. Roderick berhasil naik tahta setelah menggulingkan pendahulunya, putra Witiza.

AWAL PENAKLUKKAN ANDALUSIA DAN KEMENANGAN THARIQ BIN ZIYAD

Ekspansi pasukan muslim ke semenanjung Iberia, gerbang barat daya Eropa, merupakan serangan terakhir dan paling dramatis dari seluruh operasi militer panjang yang dijalankan bangsa Arab. Penaklukan semenanjung ini diawali dengan pengiriman 500 orang tentara muslim (100 pasukan kavaleri dan 400 pasukan infanteri) di bawah pimpinan Tharif bin Malik, pada tahun 710 M untuk melakukan pengintaian dan pengumpulan informasi.

Tharif dan pasukannya mendarat di sebuah tempat yang kemudian diberi nama kepulauam Tharifa. Ekspedisi ini berhasil, dan Tharif kembali ke Afrika Utara membawa banyak Ghanimah. Berbekal informasi penting yang didapatkan Tharif, Musa bin Nushair, gubernur jenderal Al-Maghrib di Afrika Utara memutuskan untuk mengirimkan 7.000 pasukan Arab dan Berber di bawah pimpinan Thariq bin Ziyad, seorang mantan budak Berber.

Ekspedisi kedua ini mendarat di bukit karang Giblatar (Jabal Ath-Thariq) pada tahun 711 M. Di atas bukit itu Thariq berpidato untuk membakar semangat juang pasukannya, karena menurut informasi tentara musuh yang akan dihadapi berjumlah 100.000 orang. Dalam pasukan itu, Thariq mendapat tambahan 5.000 pasukan dari Afrika Utara, sehingga jumlah pasukan tersebut menjadi 12.000 orang.

Dengan kekuatan tambahan, Thariq yang memimpin 12.000 pasukan, pada tanggal 19 Juli tahun 711 M berhadapan dengan pasukan Raja Roderick di mulut Sungai Barbate/Guadalete (masih terjadi kesimpang siuran tempat terjadinya pertempuran) di pesisir Laguna Janda. Pasukan Thariq yang berjumlah 12.000 itu berhadapan dengan pasukan Raja Roderick yang berjumlah 25.000 orang. Pasukan muslim dengan gemilang berhasil mengalahkan pasukan Roderick.

Pengkhianatan dari musuh-musuh politik Roderick, yang dikepalai Uskup Oppas, saudara Witiza menjadi salah satu penentu kemenangan pasukan muslim. Pasca pertempuran tersebut nasib Roderick tidak diketahui secara pasti. Mayoritas sumber, baik kronik dan Arab maupun Spanyol, menyatakan Roderick hilang.

UPAYA PASUKAN MUSLIM MEMPERKOKOH KEKUASAAN DI ANDALUSIA

Setelah kemenangan penting ini, pasukan muslim berjalan melintasi kota-kota Spanyol dengan cukup mudah, hampir tanpa perlawanan berarti. Hanya beberapa kota, yang masih dikuasai banyak pasukan Gothia Barat yang mampu memberikan perlawanan berarti.

Thariq beserta pasukannya, terus bergerak melewati Ecija menuju Toledo, ibu kota Gothia, dan mengirimkan sejumlah pasukan ke kota-kota lain. Pasukan Thariq menghindari kota Seville yang dikelilingi benteng-benteng kuat, hal ini untuk mencegah berkurangnnya pasukan.

Pasukan lainnya berhasil menduduki Elvira, dekat Granada tanpa menemui kesulitan. Pasukan ketiga, yang terdiri atas kavaleri di bawah komando Mughith Ar-Rumi (orang Romawi) mencoba menyerang Cordoba. Setelah mencoba bertahan selama dua bulan, ibu kota masa depan umat Islam ini menyerah, karena pengkhianatan seorang pengembala yang menunjukkan jalan pintas ke dinding benteng.

Kota Malaga tidak memberikan perlawanan sama sekali. Di Ecija terjadi pertempuran paling sengit dari seluruh pergerakan pasukan muslim di kota-kota Andalusia, dan berakhir dengan kemenangan pasukan muslim.

Toledo, ibu kota Gothia Barat, berhasil diduduki berkat pengkhianatan sejumlah penduduk Yahudi. Sekali lagi penduduk pribumi memegang peran penting dalam penaklukan Andalusia.

Berkat semua kemenangan gemilang itu, Thariq yang mulai berlayar pada musim semi 711 M, di akhir musim panas telah menjadi penguasa (Gubernur) atas separuh wilayah Spanyol. Dalam waktu singkat dia juga telah menghancurkan seluruh kerajaan Gothia Barat.

PUNCAK PENAKLUKKAN ANDALUSIA

Pada Bulan Juni 712 M, Musa bin Nushair berangkat ke Andalusia dengan membawa 18.000 tentara, dengan tujuan menaklukkan kota-kota yang belum ditaklukkan Thariq. Di kota kecil Talavera, Thariq menyerahkan kepemimpinan kepada Musa. Pada saat itu pula Musa memproklamirkan Andalusia sebagai bagian dari wilayah kekuasaan Daulah Umayyah di Damaskus.

Usaha Musa untuk menaklukkan kota-kota yang dikenal dengan pertahanan kuatnya, membutuhkan waktu cukup lama. Kota Seville, kota terbesar dan pusat intelektual Spanyol yang pernah menjadi ibu kota Romawi, bertahan cukup lama menghadapi serbuan itu hingga akhirnya menyerah pada bulan Juni 713 M.

Perlawanan yang paling gigih diberikan oleh pasukan penjaga Merida. Tetapi setelah bertahan selama satu tahun, kota ini berhasil ditaklukkan pada 1 Juni 713 M. Penaklukkan selanjutnya diarahkan ke kota-kota bagian utara hingga mencapai kaki pegunungan Pyrenia. Di balik pegunungan itu terbentang tanah Galia di bawah kekuasaan Prancis.

Musa berambisi menaklukkan wilayah di balik pegunungan Pyrenia, namun Khalifah Al-Walid tidak merestuinya bahkan memanggil Musa dan Thariq untuk pulang ke Damaskus. Sebelum berangkat kembali ke Damaskus, Musa menyerahkan kekuasaan kepada putra keduanya Abdul Aziz bin Musa.

Abdul Aziz berhasil menaklukkan Andalusia bagian timur, sehingga dengan demikian seluruh Andalusia telah jatuh ke tangan umat Islam, kecuali Galicia sebuah kawasan terjal dan tandus di bagian barat laut semenanjung itu.

Andalusia menjadi salah satu provinsi dari Daulah Umayyah di Damaskus sampai tahun 750 M. Selama periode tersebut para Gubernur di Andalusia berusaha mewujudkan impian Musa bin Nushair untuk menguasai Galicia. Akan tetapi, dalam pertempuran di Poitiers di dekat Tours pada tahun 732 M, tentara Islam di bahwa pimpinan Abdur Rahman Al-Ghafiqi dipukul mundur oleh tentara Nashrani Eropa di bawah pimpinan Charles Martel, penguasa istana Merovingia.

Pertempuran itu menjadi titik akhir dari rentetan kesuksesan umat Islam di utara pegunungan Pyrenia. Setelah itu mereka tidak pernah berhasil meraih kemenangan yang berarti dalam menghadapi serangan balik kaum Nashrani Eropa.

Wallahu Ta'ala A'lam

Islam News Update

Wednesday, January 29, 2020

Gelombang Rakyat Indonesia

Teman teman Gelora semua.

Kita akan memasuki rimba yang lebat bernama politik.

Hutan belantara ini sangat gelap, kehidupan yang keras, dan arus yang sangat deras.

Hutan ini sungguh sangat luas, kita kadang tidak akan tau dimana ujung belantara ini, tapi kita sudah memasukinya.

Berlapang dadalah, berluas-luas lah, bertoleransi lah, dan terus menerus memohon petunjuk dari yang maha kuasa.

Agar Allah membimbing jalan kita, menerangi jalan kita, dan memudahkan semua urusan urusan kita. Sebagai hamba yang bertuhan, jangan pernah lupakan itu.

Lapangkan dada, jangan pernah mencari musuh, kalau ada yang memusuhimu, jaga jarak dan tetap berbuat baik.

Musuh satu kebanyakan, teman seribu sedikit. Kita sering dengar pepatah itu. Bertemanlah dengan sebanyak banyak orang.

Keluarlah dan bergaul lah dengan semua kalangan, dengan semua agama yang diakui oleh konstitusi negara kita, ajak mereka membangun indonesia.

Bersabarlah dalam pergaulan, manusia yang keluar bergaul dan bersabar atas semua perilaku manusia lebih baik daripada manusia yang mengurung dirinya karena takut digunjing orang. Bahasa hadist nya begitu.

Hutan lebat ini baru saja kita masuki, maka kita harus rendah hati, jangan bersikap seperti mufti dan suka menggurui.

Dengarkan apa kata rakyat, dengarkan apa kata masyarakat dengan semua keluh kesahnya, dengan semua masalahnya.

Tema politik dan tema kekhalifahan adalah salah satu tema yang paling berdarah darah dalam sejarah manusia. Makanya rimba politik ini sangat keras. Berbekallah dengan sebaik baik bekal.

Asah kemampuan, tingkatkan kapasitas, jangan berhenti belajar, belajarlah kepada siapa saja. Jangan sombong dengan sedikit ilmu dan amal kita yang masih serba kurang ini.

Jalan kita bukan jalan pecundang, misi kita bukan misi kerdil. Maka jangan mau diajak menyimpan dengki kepada siapapun.

Narasi besar kita sangat murah apabila hanya mengurus yang remeh remeh. Kita lahir bukan atas dasar kecewa apalagi dendam. Kita lahir sekali lagi karena takdir sejarah.

10 atau 20 tahun kedepan negeri ini akan miskin tokoh, bangsa ini akan miskin narasi, miskin dalam banyak hal dan miskin multidimensi. kalau kita tidak mempersiapkannya dari sekarang.

Generasi tua akan segera berlalu di semua partai politik. 10 atau 20 tahun lagi bangsa ini akan mengalami semakin banyak krisis kalau kita tidak sigap memprediksinya dari sekarang.

Karena cita cita besar dan bacaan zaman itulah kita ada. jangan pernah lupakan misi besat dan mulia tersebut.

Karena bacaan zaman itulah kita memutuskan merangkak dan memutuskan membuat pagar betis, jatuh bangun kita bangun kembali agar masa depan semakin cerah.

Sayangi energi kita kalau dipakai untuk yang tidak perlu. Bangsa ini butuh kita 20 atau 30 tahun lagi dan seterusnya khususnya generasi muda kita.

Cerdaslah membaca zaman dengan semua analisis nya. Jangan terkecoh dengan agenda pendek 5 tahunan semata. Even Itu hanya sepenggal cerita dari jalan yang begitu panjang didepan mata kita.

Kita ingin berkuasa di indonesia dengan melibatkan semua tumpah darah indonesia, kita akan bekerja keras untuk merebut kekuasaan sebesar besarnya untuk kepentingan seluas luasnya memperbaiki negeri.

Ambisi ambisi besar kita bukan ambisi ambisi pribadi singkat 5 tahunan, inilah yang nanti akan membedakan kita dengan yang lain.

Jangan pernah menawarkan sesuatu yang sudah sering ditolak rakyat. Tawarkan lah yang lain yang mahal yang berbeda.

Yaitu komitmen kita secara konsisten untuk berdedikasi bagi bangsa ini secara ril jika suatu saat nanti Tuhan menggilirkan kekuasaan itu kepada kita.

Gelorakan semangat Indonesia.

Tengku Zulkifli Usman.
Partai Gelora Indonesia.

Tuesday, January 21, 2020

Jatuhnya Konstatinopel




Jatuhnya Konstantinopel


Jatuhnya Konstantinopel (Bahasa Turki: İstanbul'un Fethi ) adalah penaklukan ibukota Kekaisaran Romawi Timur, yang terjadi setelah pengepungan sebelumnya, dibawah komando Sultan Utsmaniyah yang berumur 21 tahun, yaitu Muhammad al-Fatih, melawan tentara bertahan yang dikomandoi oleh Kaisar Bizantium Konstantinus XI.


Pengepungan berlangsung dari Jum'at, 6 April 1453- Selasa, 29 Mei 1453 (berdasarkan Kalender Julian), ketika kota itu ditaklukkan oleh Utsmaniyah. Penaklukan Konstantinopel (dan dua wilayah pecahan lainnya segera setelah itu Bizantium) menandai berakhirnya Kekaisaran Romawi, sebuah negara yang telah berlangsung selama hampir 1.500 tahun, itu juga merupakan pukulan besar untuk Kristen.


Intelektual Yunani dan non-Yunani Beberapa meninggalkan kota sebelum dan sesudah pengepungan, migrasi terutama ke Italia. Dikatakan bahwa mereka membantu penanda dimulainya Renaisans. Itu juga merupakan beberapa tanda akhir Abad Pertengahan oleh jatuhnya kota dan kekaisaran.


Pergantian kekuasaan dari Kekaisaran Romawi Timur kepada Kesultanan Utsmaniyah ini menyebabkan jalur perdagangan antara Eropa dan Asia Barat di Laut Tengah terputus. Orang-orang Eropa tidak lagi datang ke Konstantinopel dan Venesia yang merupakan pelabuhan transit dalam perdagangan antara Asia dan Eropa.


Suplai rempah-rempah untuk dunia Kristen yang dulunya bisa didapatkan di Konstantinopel tidak tersedia lagi karena konflik antar agama Kristen dan Islam. Para pedagang terpaksa mencari jalur lain ke sumber rempah-rempah dan hal tersebut membawa bangsa Eropa ke kepulauan Nusantara yang pada akhirnya membuat bangsa Belanda menjajah Nusantara selama 350 tahun lamanya.


Kemunduran perdagangan di Laut Tengah juga berdampak terhadap perekonomian. Wilayah di sekitar Laut Tengah yang semula ramai dikunjungi para pedagang dari timur yang membawa rempah-rempah jadi sepi. Hal ini menyebabkan keguncangan perekonomian di sekitar Laut Tengah (Mediterania). Kekuatan Tentara yang mempertahankan Konstantinopel relatif sedikit; berjumlah kira-kira 7.000 orang, 2.000 orang diantaranya adalah orang asing. Pada awal pengepungan, mungkin 50.000 orang hidup didekat tembok perlindungan, termasuk para pengungsi dari daerah sekitarnya.


Komandan Turki Dorgano, yang berada di Konstantinopel dalam bayaran kaisar, juga menjaga seperempat dari kota disisi arah laut dengan Turki dalam upahnya. Orang Turki ini tetap loyal terhadap Kaisar dan tewas pada pertempuran berikutnya. Dinasti Utsmaniyah, dilain pihak, memiliki kekuatan yang lebih besar. Menurut studi terbaru dan data arsip Utsmani menunjukkan bahwa ada sekitar 80.000 tentara Utsmaniyah termasuk 5/6.000-10.000 tentara elit Yanisari, dan ribuan pasukan Kristen,yakni 1.500 kavaleri bahwa penguasa Serbia Đurađ Branković diberikan sebagai dari kewajiban untuk sultan Utsmaniyah.


Tetapi hanya beberapa bulan sebelumnya, ia telah dibayar untuk memperbaiki dinding Konstantinopel. Saksi Barat kontemporer pengepungan, yang cenderung membesar-besarkan kekuatan Sultan, dengan mengatakan jumlah-jumlah yang banyak dan lebih tinggi mulai dari 160.000-200.000 atau 300.000 orang pasukan.


(Niccoló Barbaro: 160.000Jacopo Tedaldi, pedagang Florence dan George Sphrantzes:
[9] 200.000; Kardinal Isidor dari Kiev dan Uskup Agung Metilene, Leonardo di Chio: 300,000).


Disposisi dan Strategi Turki Utsmani Mehmed membangun armada untuk mengepung kota dari laut (sebagian diawaki oleh pelaut Yunani dan Gallipoli).


[7] Menurut perkiraan kontemporer, kekuatan armada Turki Utsmani adalah terentang 100 kapal (Tedaldi),


[29] 145 (Barbaro),


[28] 160 (Ubertino Pusculo),


[34] 200–250 (Isidore dari Kiev,


[30] Leonardo di Chio)


[35] hingga 430 (Sphrantzes).


[9]Perkiraan modern yang lebih realistis memprediksikan kekuatan armada kapal adalah 126, khusus terdiri dari 6 kapal besar, kapal biasa 10, 15 kapal kecil, 75 perahu dayung besar, dan 20 kuda pengangkut.


[12] Sebelum pengepungan Konstantinopel, diketahui bahwa Kesultanan Utsmaniyah mempunyai kemampuan melemparkan meriam ukuran sedang, tetapi kisaran beberapa bagian mereka dapat mencapai mampu melewati medan yang lebih jauh melampaui harapan orang-orang yang mempertahankan Konstantinopel. Kemajuan Utsmaniyah secara instrumental dalam produksi sosok senjata misterius dengan nama Orban, menurut Hungaria (walapun beberapa pendapat itu dari Jerman).


[36] Satu meriam dirancang oleh Orban dinamai "Basilika" mempunyai tinggi yaitu 27 kaki (8.2 m) dan mampu melemparkan meriam seberat 600 lb (272 kg) lebih dari 1 mil (1.6 km).


[37] Seorang pembuat bangunan awalnya mencoba untuk menjual jasa kepada Bizantium, yang tidak mampu untuk mengamankan dana yang dibutuhkan untuk mempekerjakan dia. Orban kemudian meninggalkan Konstantinopel dan mendekati Mehmed II, mengklaim bahwa senjata itu bisa dari ledakan dinding sisi Babilonia itu sendiri. Mengingat dana berlimpah dan bahan yang berlimpah juga, insinyur Hungaria membangun senjata dalam waktu tiga bulan di Adrianopel, di mana ia diseret oleh enam puluh lembu ke Konstantinopel. Sementara itu juga, Orban juga menghasilkan meriam instrumental lainnya untuk kekuatan pengepungan oleh pasukan Turki.
[38] Meriam Orban mempunyai beberapa kelemahan, yaitu: butuh 3 jam untuk mengisi kembali meriam itu, suplai meriam Orban sangat singkat, dan meriam itu dikatakan sudah jatuh ketangan lain setelah 6 minggu (tapi, fakta ini diperselisihkan


[27], yang dilaporkan hanya dalam surat Uskup Leonardo di Chio


[31] dan didalam surat dan seringkali tidak dapat dipercayai sebuah kronikel Rusia dari Nestor Iskander).


[39]Setelah sebelumnya membuat pengecoran besar, kira-kira 150 mil (240 km) jauhnya, Mehmed sekarang sekarang harus menjalani proses melelahkan, yaitu mengangkut potongan-potongan besar artilerinya. Dikatakan, meriam besar Orban mempunyai disertai oleh kru dari 60 ekor sapi dan lebih dari 400 orang. Mehmed merencanakan untuk menyerang Dinding Theodosia, yang merupakan bagian terumit dari dinding dan parit yang melindungi Konstantinopel dari serangan yang berasal dari arah barat. Pasukannya berkemah di luar kota pada hari Senin setelah Paskah, 2 April 1453. Sebagian besar pasukan Turki Utsmani berkemah di selatan Tanduk Emas, pasukan Eropa biasa berkemah terbentang diseluruh dinding, yang diperintah oleh Karaja Pasha. Pasukan biasa dari Anatolia dibawah Ishak Pasha di selatan Lycus sampai ke Laut Marmara. Mehmed sendiri mendirikan tenda berwarna merah-emas nya dekat Mesotheichion, dimana senjata dan resimen elit, juga Yanissari, juga diposisikan. Bashi-bazouk tersebar dibelakang garis depan pertahanan. Pasukan lain dibawah Zagan Pasha dipekejakan di utara Tanduk Emas. Komunikasi dipertahankan dengan jalan yang dibangun melewati rawa dekat Tanduk Emas. Disposisi dan Strategi Bizantium Kota Konstantinopel mempunyai jarak sekitar 20 km dari dinding (Dinding Theodosia: 5,5 km; dinding laut disepanjang Golden Horn: 7 km; dinding laut disepanjang Laut Marmara: 7,5 km) salah satu rangkaian dinding benteng terkuat yang ada pada waktu itu. Dinding itu baru saja diperbaiki (dibawah Yohanes VII Palaiologos) dan dalam kondisi yang cukup baik, memberikan pejuang Konstantinopel alasan yang cukup untuk percaya bahwa mereka bisa bertahan sampai bantuan dari Barat tiba.


[41]Selain itu juga, pejuang mempunyai perlengkapan yang relatif baik, yaitu dilengkapi dengan 26 armada: 5 dari Genoa, 5 dari Venesia, 3 dari Venesia-Kreta, 1 dari Ancona, 1 dari Aragon, 1 dari Perancis, dan 10 dari Bizantium itu sendiri.


[5] Pada 5 April, Sultan sendiri tiba bersama tentara terakhirnya, sedangkan para pejuang Romawi Timur mengambil posisi mereka.


[42]Sebagaimana mereka cukup untuk menempati dinding secara keseluruhan, sudah diputuskan bahwa hanya dinding luar akan berawak. Konstantinus dan pasukan Yunaninya menjaga Mesoteichion, bagian tengah dinding tanah, di mana mereka dilintasi oleh sungai Lycus. Pada bagian dianggap sebagai titik terlemah pada dinding dan serangan yang paling dikhawatirkan disini. Giustiniani ditempatkan di utara kaisar di Gerbang Charisia (Myriandrion); kemudian selama pengepungan, ia pindah ke Mesoteichion untuk bergabung bersama Konstantin, meninggalkan Myriandrion untuk mengisi tempat saudara Bocchiardi. Minotto dan orang Venesia nya ditugaskan di Istana Blachernae, bersama dengan Teodoro Caristo, yaitu saudara Langasco dan Uskup Agung Leonardo di Chio. Di sebelah kiri kaisar, kemudian jauh ke selatan terdapat komandan Cataneo, bersama tentara Genoa, dan Theophilus Palaeologus yang menjaga Gerbang Pegae bersama tentara Yunaninya. Bagian dinding tanah dari Gerbang Pegae dan Gerbang Emas (sendiri dijaga oleh orang Genoa tertentu yang disebut Manuel) yang dipertahankan oleh Filippo Contarini, sementara Demetrius Cantacuzenus mengambil posisi di bagian selatan dinding Theodosia. Dinding laut jarang berawak, dengan Jacobo Contarini di Stoudion, kekuatan pertahanan darurat biarawan Yunani ke tangan kirinya, dan Pangeran Orhan ada di Pelabuhan Eleutherius. Péré Julia ditempatkan di Istana Agung dengan pasukan Genoa; Kardinal Isidore dari Kiev menjaga ujung semenanjung dekat perintang pelabuhan. Dinding laut di selatan pantai Tanduk Emas dipertahankan oleh Venesia dan Genoa dibawah Gabriele Trevisano. Ezio Auditore da FirenzeJatuhnya Konstantinopel (Bahasa Turki: İstanbul'un Fethi ) adalah penaklukan ibukota Kekaisaran Romawi Timur, yang terjadi setelah pengepungan sebelumnya, dibawah komando Sultan Utsmaniyah yang berumur 21 tahun, yaitu Muhammad al-Fatih, melawan tentara bertahan yang dikomandoi oleh Kaisar Bizantium Konstantinus XI. Pengepungan berlangsung dari Jum'at, 6 April 1453- Selasa, 29 Mei 1453 (berdasarkan Kalender Julian), ketika kota itu ditaklukkan oleh Utsmaniyah.


Penaklukan Konstantinopel (dan dua wilayah pecahan lainnya segera setelah itu Bizantium) menandai berakhirnya Kekaisaran Romawi, sebuah negara yang telah berlangsung selama hampir 1.500 tahun, itu juga merupakan pukulan besar untuk Kristen. Intelektual Yunani dan non-Yunani Beberapa meninggalkan kota sebelum dan sesudah pengepungan, migrasi terutama ke Italia. Dikatakan bahwa mereka membantu penanda dimulainya Renaisans. Itu juga merupakan beberapa tanda akhir Abad Pertengahan oleh jatuhnya kota dan kekaisaran.

Pergantian kekuasaan dari Kekaisaran Romawi Timur kepada Kesultanan Utsmaniyah ini menyebabkan jalur perdagangan antara Eropa dan Asia Barat di Laut Tengah terputus. Orang-orang Eropa tidak lagi datang ke Konstantinopel dan Venesia yang merupakan pelabuhan transit dalam perdagangan antara Asia dan Eropa.

Suplai rempah-rempah untuk dunia Kristen yang dulunya bisa didapatkan di Konstantinopel tidak tersedia lagi karena konflik antar agama Kristen dan Islam. Para pedagang terpaksa mencari jalur lain ke sumber rempah-rempah dan hal tersebut membawa bangsa Eropa ke kepulauan Nusantara yang pada akhirnya membuat bangsa Belanda menjajah Nusantara selama 350 tahun lamanya.
Kemunduran perdagangan di Laut Tengah juga berdampak terhadap perekonomian. Wilayah di sekitar Laut Tengah yang semula ramai dikunjungi para pedagang dari timur yang membawa rempah-rempah jadi sepi. Hal ini menyebabkan keguncangan perekonomian di sekitar Laut Tengah (Mediterania).

Kekuatan

Tentara yang mempertahankan Konstantinopel relatif sedikit; berjumlah kira-kira 7.000 orang, 2.000 orang diantaranya adalah orang asing.

Pada awal pengepungan, mungkin 50.000 orang hidup didekat tembok perlindungan, termasuk para pengungsi dari daerah sekitarnya.Komandan Turki Dorgano, yang berada di Konstantinopel dalam bayaran kaisar, juga menjaga seperempat dari kota disisi arah laut dengan Turki dalam upahnya. Orang Turki ini tetap loyal terhadap Kaisar dan tewas pada pertempuran berikutnya.

Dinasti Utsmaniyah, dilain pihak, memiliki kekuatan yang lebih besar. Menurut studi terbaru dan data arsip Utsmani menunjukkan bahwa ada sekitar 80.000 tentara Utsmaniyah termasuk 5/6.000-10.000 tentara elit Yanisari, dan ribuan pasukan Kristen,yakni 1.500 kavaleri bahwa penguasa Serbia Đurađ Branković diberikan sebagai dari kewajiban untuk sultan Utsmaniyah. Tetapi hanya beberapa bulan sebelumnya, ia telah dibayar untuk memperbaiki dinding Konstantinopel. Saksi Barat kontemporer pengepungan, yang cenderung membesar-besarkan kekuatan Sultan, dengan mengatakan jumlah-jumlah yang banyak dan lebih tinggi mulai dari 160.000-200.000 atau 300.000 orang pasukan. (Niccoló Barbaro: 160.000Jacopo Tedaldi, pedangang Florence dan George Sphrantzes:[9] 200.000; Kardinal Isidor dari Kiev dan Uskup Agung Metilene, Leonardo di Chio: 300,000).

Disposisi dan Strategi Turki Utsmani

Mehmed membangun armada untuk mengepung kota dari laut (sebagian diawaki oleh pelaut Yunani dan Gallipoli).[7] Menurut perkiraan kontemporer, kekuatan armada Turki Utsmani adalah terentang 100 kapal (Tedaldi), [29] 145 (Barbaro),[28] 160 (Ubertino Pusculo),[34] 200–250 (Isidore dari Kiev,[30] Leonardo di Chio)[35] hingga 430 (Sphrantzes).[9]Perkiraan modern yang lebih realistis memprediksikan kekuatan armada kapal adalah 126, khusus terdiri dari 6 kapal besar, kapal biasa 10, 15 kapal kecil, 75 perahu dayung besar, dan 20 kuda pengangkut.[12]
Sebelum pengepungan Konstantinopel, diketahui bahwa Kesultanan Utsmaniyah mempunyai kemampuan melemparkan meriam ukuran sedang, tetapi kisaran beberapa bagian mereka dapat mencapai mampu melewati medan yang lebih jauh melampaui harapan orang-orang yang mempertahankan Konstantinopel. Kemajuan Utsmaniyah secara instrumental dalam produksi sosok senjata misterius dengan nama Orban, menurut Hungaria (walapun beberapa pendapat itu dari Jerman).[36] Satu meriam dirancang oleh Orban dinamai "Basilika" mempunyai tinggi yaitu 27 kaki (8.2 m) dan mampu melemparkan meriam seberat 600 lb (272 kg) lebih dari 1 mil (1.6 km).[37]

Seorang pembuat bangunan awalnya mencoba untuk menjual jasa kepada Bizantium, yang tidak mampu untuk mengamankan dana yang dibutuhkan untuk mempekerjakan dia. Orban kemudian meninggalkan Konstantinopel dan mendekati Mehmed II, mengklaim bahwa senjata itu bisa dari ledakan dinding sisi Babilonia itu sendiri. Mengingat dana berlimpah dan bahan yang berlimpah juga, insinyur Hungaria membangun senjata dalam waktu tiga bulan di Adrianopel, di mana ia diseret oleh enam puluh lembu ke Konstantinopel. Sementara itu juga, Orban juga menghasilkan meriam instrumental lainnya untuk kekuatan pengepungan oleh pasukan Turki.[38]

Meriam Orban mempunyai beberapa kelemahan, yaitu: butuh 3 jam untuk mengisi kembali meriam itu, suplai meriam Orban sangat singkat, dan meriam itu dikatakan sudah jatuh ketangan lain setelah 6 minggu (tapi, fakta ini diperselisihkan[27], yang dilaporkan hanya dalam surat Uskup Leonardo di Chio[31] dan didalam surat dan seringkali tidak dapat dipercayai sebuah kronikel Rusia dari Nestor Iskander).[39]Setelah sebelumnya membuat pengecoran besar, kira-kira 150 mil (240 km) jauhnya, Mehmed sekarang sekarang harus menjalani proses melelahkan, yaitu mengangkut potongan-potongan besar artilerinya. Dikatakan, meriam besar Orban mempunyai disertai oleh kru dari 60 ekor sapi dan lebih dari 400 orang.

Mehmed merencanakan untuk menyerang Dinding Theodosia, yang merupakan bagian terumit dari dinding dan parit yang melindungi Konstantinopel dari serangan yang berasal dari arah barat. Pasukannya berkemah di luar kota pada hari Senin setelah Paskah, 2 April 1453.

Sebagian besar pasukan Turki Utsmani berkemah di selatan Tanduk Emas, pasukan Eropa biasa berkemah terbentang diseluruh dinding, yang diperintah oleh Karaja Pasha. Pasukan biasa dari Anatolia dibawah Ishak Pasha di selatan Lycus sampai ke Laut Marmara. Mehmed sendiri mendirikan tenda berwarna merah-emas nya dekat Mesotheichion, dimana senjata dan resimen elit, juga Yanissari, juga diposisikan. Bashi-bazouk tersebar dibelakang garis depan pertahanan. Pasukan lain dibawah Zagan Pasha dipekejakan di utara Tanduk Emas. Komunikasi dipertahankan dengan jalan yang dibangun melewati rawa dekat Tanduk Emas.

Disposisi dan Strategi Bizantium

Kota Konstantinopel mempunyai jarak sekitar 20 km dari dinding (Dinding Theodosia: 5,5 km; dinding laut disepanjang Golden Horn: 7 km; dinding laut disepanjang Laut Marmara: 7,5 km) salah satu rangkaian dinding benteng terkuat yang ada pada waktu itu. Dinding itu baru saja diperbaiki (dibawah Yohanes VII Palaiologos) dan dalam kondisi yang cukup baik, memberikan pejuang Konstantinopel alasan yang cukup untuk percaya bahwa mereka bisa bertahan sampai bantuan dari Barat tiba.[41]Selain itu juga, pejuang mempunyai perlengkapan yang relatif baik, yaitu dilengkapi dengan 26 armada: 5 dari Genoa, 5 dari Venesia, 3 dari Venesia-Kreta, 1 dari Ancona, 1 dari Aragon, 1 dari Perancis, dan 10 dari Bizantium itu sendiri.[5]

Pada 5 April, Sultan sendiri tiba bersama tentara terakhirnya, sedangkan para pejuang Romawi Timur mengambil posisi mereka.[42]Sebagaimana mereka cukup untuk menempati dinding secara keseluruhan, sudah diputuskan bahwa hanya dinding luar akan berawak. Konstantinus dan pasukan Yunaninya menjaga Mesoteichion, bagian tengah dinding tanah, di mana mereka dilintasi oleh sungai Lycus. Pada bagian dianggap sebagai titik terlemah pada dinding dan serangan yang paling dikhawatirkan disini. Giustiniani ditempatkan di utara kaisar di Gerbang Charisia (Myriandrion); kemudian selama pengepungan, ia pindah ke Mesoteichion untuk bergabung bersama Konstantin, meninggalkan Myriandrion untuk mengisi tempat saudara Bocchiardi. Minotto dan orang Venesia nya ditugaskan di Istana Blachernae, bersama dengan Teodoro Caristo, yaitu saudara Langasco dan Uskup Agung Leonardo di Chio. Di sebelah kiri kaisar, kemudian jauh ke selatan terdapat komandan Cataneo, bersama tentara Genoa, dan Theophilus Palaeologus yang menjaga Gerbang Pegae bersama tentara Yunaninya. Bagian dinding tanah dari Gerbang Pegae dan Gerbang Emas (sendiri dijaga oleh orang Genoa tertentu yang disebut Manuel) yang dipertahankan oleh Filippo Contarini, sementara Demetrius Cantacuzenus mengambil posisi di bagian selatan dinding Theodosia. Dinding laut jarang berawak, dengan Jacobo Contarini di Stoudion, kekuatan pertahanan darurat biarawan Yunani ke tangan kirinya, dan Pangeran Orhan ada di Pelabuhan Eleutherius. Péré Julia ditempatkan di Istana Agung dengan pasukan Genoa; Kardinal Isidore dari Kiev menjaga ujung semenanjung dekat perintang pelabuhan. Dinding laut di selatan pantai Tanduk Emas dipertahankan oleh Venesia dan Genoa dibawah Gabriele Trevisano.

Ezio Auditore da Firenze