Thursday, December 27, 2018

Crowdfunding Project Pembebasan Baitul Maqdis

Assalamu'alaikum WrWb.

Pada penutupan SOA Batch#4 ada satu pesan menarik yg sy tangkap dari paparan UBN terkait penghimpunan dana di era milenial, berkali2 sy angkat tangan dan sy tau UBN ingin audiens yg hadir menangkap pesan hidayah itu dan mulai untuk memikirkannya.

Tapi? Crowdfunding, makanan macam apa ini?

Harus ada yg menjelaskan, dan sy akan memulainya dari sini dan berharap UBN memberikan perhatian atas inisiatif sy dan rekan2 RBM Jaktim.

Muqaddimah
Untuk mensupport kebutuhan dakwah akan dana, pada prinsipnya ada banyak cara untuk melakukan penghimpunan dana, umumnya banyak dilakukan oleh Laznas dengan akad yg sdh dikenal umum sbb :
1. Infaq
2. Shodaqoh
3. Zakat
4. Waqaf

Hari ini Amil Zakat,infaq dan shodaqoh dikenal dgn istilah keren yaitu fundriser dimana mereka bertugas menjalankan fungsi sbg layaknya seorang Amil Zakat, infaq dan shodaqoh, melakukan kegiatan funding untuk mensupply program2 dakwah diantaranya :
1. Pembangunan dan renovasi masjid
2. Santunan anak yatim secara berkesinambungan
3. Pembiayaan anak2 putus sekolah dan keluarga kurang mampu
4. Dll

Mimpinya
Di era digital ini seorang fundriser akan kita gantikan tugasnya dgn segala fungsinya termasuk menjamah pendonor/ penderma dari segala segmentasi pasar dan profesi tanpa harus melakukan kanvasing, mengetuk pintu perpintu para dermawan itu dari rumah kerumah atau dari perusahaan ke perusahaan lain

Maka terbitlah gagasan dari UBN bahwa rasanya tak pantas jika disebuah event besar misalnya sekelas Hijrah Fest, booth SOA hanya cuma bisa jual merchandise

 Atau jika didalam penutupan SOA Bacth #4 kemarin,beliau katakan jualan kerupuk di JHCC yg keuntungan nya disisihkan brapa Persen unt perjuangan pembebasan Baitul Maqdis (haloooo?)

Follow Up-nya 
Maka kita bawalah fundriser itu dlm bentuk platform digital berbentuk web, dimana hal tsb yg dimaksud UBN adalah pembiayaan skala besar dlm bentuk project2 amal dgn spirit pembebasan Baitul Maqdis

Penggalangan dana secara massive by online ini dipaparkan didalam laman web yg akan kita create besok, isinya :

1. Projects Pembangunan SOA Camp Center

Dijelaskan dan Tercantum nilai Project misalnya Rp.1,5 Milyar yg di break down sbb:
- berapa dana yg dibutuhkan untuk membangun sebuah gedung yg nantinya digunakan untuk acara Daurah Palestina setiap hari,

-brapa material batu bata yg dibutuhkan, semen, besi, brapa tukang yg harus bekerja untuk property ini terbangun dlm jangka waktu 1 malam (emang istana Roro Jonggrang😜)

Intinya setiap pendonor yg ingin melakukan donasi dpt melihat sampai dgn ongkos2 yg dibutuhkan dlm pembangunan SOA Camp center tsb.

Pendonor dipersilahkan untuk memilih akad donasinya bisa dgn infaq,shodaqoh dan waqaf dlm bentuk paket2 donasi dgn nominal tertentu misalnya 100jt tapi waqaf (kita terbitkan sertifikat waqaf dari Badan Waqaf Indonesia) sbg tanda si pendonor telah mendonasikan dananya sejumlah tsb,

-kita ikutkan dlm program umroh  bersama UBN,

-ziarah ke Baitul maqdis bersama tim SOA,

-umroh dan traveling ke pusat2 peradaban Islam di Eropa dan Turki ( pak Deny ketua RBM Jaktim pasti senyum2 nih)

Ada yg donasi 10jt tapi infaq atau shodaqoh sj, karena tak mau disebut namanya,

Atau ada pendonor yg ingin berinvestasi dgn bagi hasil tertentu dan mereka mengharapkan margin? Bisa kan? Dan boleh tohh😁


2. Project Pembangunan Studio Digital Kampanye Pembebasan Baitul Maqdis

Jika diklik content ini maka akan muncul laman yg menjelaskan :
-brapa kebutuhan dana unt membeli komputer yg sanggup rendering program animasi,

-brapa nominal yg dibutuhkan untuk menggaji sang animator, sang admin yg akan memborbardir sosmed SOA dan platform2 perjuangan Palestina luar dan dalam negeri sampai ditonton oleh seluruh kaum muslimin dibelahan dunia Islam manapun, kalo perlu sampai ke akhirat gaungnya...

Skema pendanaan juga bisa ditawarkan spt diatas

3. Pembangunan Pojok Baitul Maqdis di Pesantren AQC Mega Mendung

4. Program Bea Siswa sampai S3 jurusan animasi video dan content marketing digital, jurusan dakwah dan edukasi serta pengkaderan, teknologi militer dan persenjataan, intelijen serta spionase

5. Program Pencetakan Koin Emas Baitul Maqdis 

Dan begitu selanjutnya...

Agar laman web tsb mendunia,maka kita akan lengkapi program crowdfunding ini dgn 3 bahasa,
-bhs Indonesia,
-Inggris
-Arab

Dengan harapan yg melakukan donasi bukan hanya para agniya dlm negeri, tapi sekelas dunia, corporasi dunia sekelas Nestle di Saudi, Qatar, Turki, yg berpihak kepada kaum muslimin dgn spirit Pembebasan Baitul Maqdis

Sebagai informasi, saat ini crowdfunding hanya dipakai oleh kalangan bisnis dlm melakukan penghimpunan dana sebagai alternatif funding selain lembaga keuangan

Jika RBM crowdfunding berhasil launching, insyaAllah akan menjadi satu2 nya di dunia platform crowdfunding berbasis CSR yg memperjuangkan Pembebasan Baitul Maqdis dan gurunda UBN sbg founder kelas internasional yg memulainya,

Allahu Akbar!!!
Birruuh Biddam Nafdika Ya Aqsha !!!!

Sekian

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi.Wb

H a r y o n o
Alumnus SOA Camp Batch#4
0895 346 246624
RBM Jaktim (Relawan Baitul Maqdis Jaktim)

linkedin.com/in/haryono-misman-ronosetiko-0515239b

GURU KAMI KYAI TSUNAMI

Tsunami Aceh, Gempa Jogja, Gempa Lombok, Tsunami Palu-Donggala, dan sekarang Tsunami Selat Sunda memberi pelajaran besar yang harus kami petik tentang arti sebuah  makna dan tujuan hidup sesungguhnya.
.
Apabila Anda seorang professional atau businessman maka tiba-tiba saja semua milik Anda bisa habis lenyap dalam sekejap.....
.
Apabila Anda punya keluarga bahagia, maka tiba-tiba saja keluarga bisa  hilang......
.
Apabila Anda seorang artis maka semua kebanggaanmu bisa sirna....
.
Lalu apa arti hidup bagi kita sekarang ...?
Untuk apa kita hidup kita hidup ...?
Apakah kita akan berkata lihatlah semua hancur binasa, untuk apa semua ini....?
.
Tidak !
Coba lihat rakyat Aceh, mereka bangkit meski sudah kehilangan segala. Semua kembali cerah.
.
Lihat rakyat Jogja mereka bebenah lagi meski sudah diguncang oleh gempa berkali-kali. Jogja kembali jaya.
.
Lihat Lombok, meski tertatih tapi mereka kembali tegak.
.
Begitu juga rakyat Palu dan Donggala, mereka akan bangkit seperti sediakala.
.
Coba pandang jauh ke timur yaitu Jepang yang selalu dilanda gempa. Mereka justru berjaya meskipun tsunami selalu meluluhlantakkan Negara ini. Tapi Jepang menjadi Bangsa yang terbesar dan terbaik di dunia.
.
Kita semua yang hidup disini,
di salam " Ring of Fire " dengan peringkat paling bahaya tsunami nomor wahid.
.
Kami tidak pernah menyesal ditakdirkan tinggal di Indonesia dan bukan tinggal di negara lain yang lebih aman.
Kami ikhlas...
Engkau telah meilih kami hidup di Tanah penuh pelajaran ini
asalkan Engkau ajarkan hikmah tauhid di hati kami.
.
Kini kami mengerti Kisah Ibrahim,
Kini kami mengerti Kisah Ismail,
Kini kami mengerti Kisah Siti Hajar,
Kini kami mengerti  mengapa Engkau perintahkan kami sujud ke arah Kiblat 17 raka'at setiap hari...
"Laa ilaha ilallah...."
Betapa mahalnya memahami kalimat tauhid ini.....
.
Kami yakin ini bukan sebuah hukuman, tapi Engkau pilih kami agar hidup selalu bergantung dan berlindung hanya kepada Mu.
Kami terima ini dengan deraian airmata dan darah tertumpah wahai Robbi.....
.
Kami yakin Engkau sedang mendidik agar menjadikan kami menjadi Bangsa Taqwa, Bangsa Besar yang beriman dan berjiwa teguh, bermental baja, namun tetap rendah hati sujud  setiap malam. Ini mungkin yang membuat kami menjadi Bangsa berbeda. Bangsa terbaik kelak.
Kabulkan Robbi.....
Agar kematian para korban tidak sia-sia....
.
Kami terima guru kami adalah Kyai Tsunami.
Kami terima Mentor kami adalah Tuan Guru Gempa Bumi.
Sahabat kami adalah Gunung Berapi agar kami selalu sujud kepada Mu wahai Ilahi Robbi.
.
Jadikan kami laksana pohon subur, yang setiap kali tertebas maka akan keluar cabang ranting generasi baru yang lebih cantik dan lebih kuat.
.
Kuatkan hatimu wahai Banten dan Lampung.
Allah bersamamu.
Kami bersamamu.

Arry Ginanjar, 25 Desember 2018

Sunday, December 02, 2018

*Arus Massa Reuni Mengalir sejak malam, bisa lebih besar dari Aksi 212*

🌷🌾🌷🌾🌷🌾

Oleh : Hersubeno Arief.

Kalau melihat arus manusia menuju Monas pada Sabtu malam,  reuni 212  kali ini bisa lebih besar, atau setidaknya sama dengan aksi 212 tahun 2016.

Jalanan di seputar Monas, Jalan Merdeka Utara, Selatan, Barat dan Timur sudah mulai macet, pasca salat maghrib. Padahal pada malam minggu, kawasan Jakarta biasanya relatif lengang. Ratusan mobil pribadi, banyak diantaranya dengan nomor polisi luar Jakarta, berjejal di area parkir.

Arus kafilah dari arah Bekasi, Depok, Bogor,  Tangerang,  Serpong, Serang , dan Rangkas Bitung malam ini pada pukul 22.00 sudah menumpuk di Stasiun Tanah Abang,  Juanda dan Gondangdia. Ketiga  stasiun KRL itu merupakan stasiun terdekat menuju Monas.

Setiap kereta yang tiba dipenuhi massa kafilah. Sangat susah untuk keluar, maupun masuk  pintu stasiun.
Pada aksi 212 tahun 2016, masa baru menyemut di Stasiun Tanah Abang,  Juanda dan Gondangdia setelah salat subuh dan pada pagi hari.

Malam ini di  Monas massa juga sudah banyak yang hadir, sejak sore. Banyak yang berasal dari luar kota. Pada pukul 22.00 petugas memerintahkan para peserta untuk keluar dan boleh kembali lagi pada pukul 02.00 dinihari.

Petugas dari kepolisian dan TNI memenuhi areal di depan Istana. Puluhan truk dan mobil dinas dan pribadi milik petugas memenuhi areal arah belakang panggung utama.

Di depan panggung utama pasukan pengawalan dari berbagai relawan sudah melakukan apel pengamanan dipimpin Panglima FPI Munarman.

Di depan panggung utama berdiri tenda-tenda besar yang disiapkan untuk tamu istimewa. Mereka adalah para penyandang disabilitas, dan tamu undangan non muslim.
"Tahun ini kami menyiapkan tempat khusus yang istimewa, untuk tamu istimewa," kata aktivis Neno Warisman dari seksi acara.

Di Monas tenda-tenda posko berwarna putih berderet-deret. Ada posko panitia dan keamanan relawan,  posko kesehatan, logistik, komunikasi, sampai posko emak-emak yang akan bertugas membersihkan  Monas pasca aksi.

Hotel-hotel dalam radius terdekat empat penjuru semua penuh dibooking peserta reuni. Mereka tidak hanya datang dari berbagai kota di Indonesia dan kota-kota dunia. Mereka  mengaku sudah menunggu-nunggu hari reuni.

Tiyar seorang perempuan Indonesia yang tinggal di Tuscany, Italia mengaku sengaja pulang ke Indonesia untuk menghadiri reuni.  Dia tidak kebagian hotel, padahal sudah memesan sejak sepekan lalu.
Untungnya dia masih punya apartemen di sudut kota Jakarta.

Penuhnya hotel pada akhir pekan di Jakarta merupakan anomali. Biasanya pada akhir pekan hotel di Jakarta relatif lebih kosong dan harganya turun. Warga lebih memilih ke luar kota seperti ke kawasan Puncak, Bogor, atau ke Kota Bandung.

Seperti berbagai Aksi Bela Islam (ABI) dan reuni pada 2017 suasananya mengingatkan kita pada jamaah haji yang berbondong-bondong menuju Arafah dan Mina pada musim haji. Warna putih mendominasi kawasan Monas dan sekitarnya.

Bedanya kafilah tidak melantunkan takbir,  tahmid, dan tahlil. Mereka melantunkan salawat dan puja-pujian kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Kebetulan reuni kali ini bersamaan dengan bulan Maulud, bulan kelahiran Muhammad SAW.

Suasananya mulai terasa di sejumlah stasiun awal di Bekasi, Bogor dan Depok. Suasana serupa juga sudah terasa di stasiun Rangkas Bitung, Banten. Penumpang dari Rangkas biasanya bisa duduk. Kali ini harus rela berdiri berdesakan. Wajah-wajah muda ceria, mendominasi kafilah Banten.

Para kafilah tak perlu khawatir soal logistik, karena makanan dan minuman melimpah. Mereka dengan suka cita berbagi. Benar-benar sebuah kebersamaan, keceriaan, kebahagian, sesuai namanya reuni.

Melihat antusiasme kafilah, menarik untuk dipertimbangkan kegiatan ini bisa menjadi agenda tahunan. Semacam festival tahunan terbesar umat Islam Indonesia, dan dunia.

Potensi ekonominya sangat besar. Penuhnya hotel-hotel, diborongnya restaurant oleh para dermawan dan melimpahnya makanan dan minuman, dipastikan menggerakkan ekonomi kota Jakarta.

Belum lagi berbagai pernak-pernik souvenir yang dijual pedagang kaki lima. Mulai dari topi,kaus, syal, sampai bendera tauhid yang dijual di sekitar arena.

Semua itu sangat membantu menggerakkan  ekonomi dan menghidupkan industri perhotelan, makanan dan minuman, garment dan UMKM.

Tidak pada tempatnya polisi, apalagi TNI dikerahkan secara besar-besaran untuk memberi stigma tidak aman.

Kehadiran pasukan dalam jumlah besar akan menimbulkan persepsi Jakarta dan Indonesia tidak aman, dan membuat investor takut masuk ke Indonesia.

Padahal dunia sudah mencatat bahwa hanya di Indonesia umat Islam berkumpul dalam jumlah jutaan, dan tak satupun rumput yang rusak  terinjak.

Sungguh itu merupakan potensi besar yang seharusnya bisa dikapitalisasi oleh pemerintah, sebagai daya tarik dan keistimewaan Indonesia.(end)

🌺🌹🌺🌹🌺🌹

REUNI KEDUA 212

by Zeng Wei Jian

Jokowi-Maruf akan kalah. Indikatornya; show of force reuni 212 mengerdilkan Joko's active soft-kill countermeasures acara Peringatan Maulid Nabi di Masjid Istiqlal.

Acara Joko hanya dihadiri sedikit orang. Kasian. Momentum ada di tangan Umat Islam.

Hard preventive action seperti intimidasi, disinformasi, cekal, deployment tentara & brimob, black propaganda dan lain-lain tidak mampu mematahkan psychomagnetic dan acoustic ghiroh Reuni 212.

Tahun lalu, tengah malam, saya liat persiapan reuni pertama. Tadi malam, saya liat-liat persiapan reuni kedua 212. A History in the making.

Tahun ini begitu masif. Para mujahid datang, seperti gelombong air. Pelan, tapi tak berhenti. Terus mengalir. Dari Malang, Jawa Timur, Madura, Bali dan sebagainya. Saya kira, ada perwakilan dari seluruh provinsi.

Benar saja, Ghiroh Islam itu belum padam. Reuni kedua 212 bahkan lebih masif dari aksi aslinya.

Pergeseran posisi politik dan mental shifting dari KH Maruf Amin, Ngabalin, Kapitra, Denny JA dan Farhat Abbas dikompensasi oleh bertambahnya non muslim ke dalam barisan 212.

Jika dulu hanya ada Lieus Sungkharisma, sekarang ada Ho Kiat, Yap Hong Gie, Martin, Chen Yi Jing alias Chandra Suwono, Sangap Surbakti, Eki Lenon dan sebagainya.

Siang ini, foto drone membungkam Denny JA. Semalam dia masih prediksi "hanya" 30 ribu orang yang akan hadir. Jauh di bawah mass gathering Maha Kumbamela yang dipadati 13 juta umat Hindu di Sungai Gangga.

Semua Jokower galau dan gigit jari. Shock melihat operasi senyap para mujahid.
Tim sebar hoax rezim yang bergaya seolah-olah personil elite Batallion für Operative Information 950 dari Zentrum Operative Information German Bundeswehr mati kutu. Diam seribu bahasa. Mereka terkapar dengan posisi mental feminine submissiveness.

Beri mereka air aqua...!!

THE END