Saturday, May 29, 2021

Mengenal Ruang

-Anis Matta, Ketum Partai Gelora-


Kapalnya tenggelam oleh hantaman badai dalam ekspedisinya ke China. Tapi Ibnu Batuta, sang pengembara asal Maroko itu, selamat. Ia terdampar di kepulauan Maldives. Ia pun menetap di tempat itu sampai lama. Kawin mawin dan beranak pinak. Kini Negara kepulauan yang bernama Republic of Maldives (Republik Maladewa) yang terdiri dari 26 atol seluruhnya beragama Islam. Musibah itu berujung berkah bagi warga kepulauan Maladewa.


Ibnu Batuta adalah nama besar dari abad ke 14 M dalam sejarah para pengembara. Ia juga sempat ke Indonesia, khususnya Jawa dan Sumatera, dan menceritakan detil sejarah dan budaya masyarakat ini dalam bukunya. Ia telah menempuh perjalanan 120.000 km di seluruh wilayah dunia Islam. Ia menjadi ikon dari semangat pengembaraan dan upaya pemetaan bumi ketika manusia mengenal transportasi darat dan laut.


Itu merupakan salah satu buah dari perintah Al-Qur’an untuk melakukan perjalanan di muka bumi(al sair fil ardh). Perintah itu adalah konsekuensi dari misi khilafah manusia. Jika teks harus diturunkan secara bijak ke dalam konteks ruang dan waktu, maka manusia perlu mengenal ruang kehidupannya secara komprehensif dan detil. Pengembaraan itu salah satu terapannya.


Perintah berjalan di muka bumi itu telah menjadi dasar motivasi pengembangan ilmu geografi dunia Muslim. Ilmu ini sebenarnya sudah berkembang pesat jauh sebelum era Ibnu Batuta. Dua abad sebelum Ibnu Batuta (1304-1369) melakukan pengembaraannya, Yakut Al Harmawy (1179-1229) –untuk sekedar memberi contoh- telah menulis sebuah ensiklopedi geografi Negara-negara dunia yang diberi judul Mu’jamul Buldan.


Geografi merupakan ilmu yang paling fundamental khususnya dalam dunia politik, militer dan ekonomi. Empat Khulafa Rasyidin dikenal di kalangan para sahabat sebagai ahli-ahli geografi. Abu Bakar dan Umar bin Khattab bahkan pernah memberi wasiat kepada pasukannya dengan menyebut nama-nama tempat yang sangat detil di wilayah Syam dan Irak, yang sebagiannya bahkan belum pernah mereka kunjungi. Dari sejak dahulu sekali ilmu ini melekat dalam struktur pengetahuan raja-raja.


Ilmu ini sebenarnya membangun kemampuan berpikir pemetaan (mapping mind). Dan kemampuan itu sangat fundamental dalam keseluruhan kemampuan berpikir strategis seseorang. Tapi kemampuan berpikir inilah yang justru hilang dari dunia Muslim saat ini. Itu sebabnya mengapa mereka tertatih-tatih dalam menurunkan teks dalam ruang dan waktu mereka. Mereka tidak mengerti bagaimana mereka membangun dunia mereka. Sebab mereka bahkan tidak mengenal belahan bumi yang mereka pijak sendiri.


( Edisi Pengetahuan Teritori).

Saturday, May 22, 2021

KRONOLOGI SEJARAH PALESTINA


(tulisan ini pernah dimuat di Majalah Suara Hidayatullah, tahun 1996 – maaf belum diupdate)


oleh Fahmi Amhar


Palestina Tanah Yang (Pernah) Dijanjikan


2000 SM – 1500 SM: Ibrahim as. melahirkan Ismail as. (Bapak bangsa Arab) dan Ishak as. Ishak melahirkan Ya’kub as. alias Israel. Ya’kub punya anak Yusuf as, yang ketika kecil dibuang oleh saudaranya, namun belakangan menjadi bendahara kerajaan Mesir. Ketika dilanda paceklik, Ya’kub as. sekeluarga atas undangan Yusuf berimigrasi ke Mesir. Populasi anak keturunan Israel (bani Israel atau bangsa Israel) membesar.


1550 SM – 1200 SM: Politik di Mesir berubah. Bani Israel dianggap problem, dan akhirnya oleh Fir’aun statusnya diubah menjadi budak.


1200 SM – 1100 SM: Musa as. memimpin bangsa Israel meninggalkan Mesir, mengembara di padang Sinai menuju tanah yang dijanjikan, bila mereka taat kepada Allah. Namun saat mereka diperintah memasuki Filistin (Palestina), mereka membandel dan mengatakan:


“Hai Musa, kami sekali-kali tidak akan memasukinya selama-lamanya, selagi ada orang-orang yang gagah perkasa di dalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Rabbmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja”. (QS. 5:24)


Akibatnya mereka dikutuk dan hanya berputar-putar saja di sekitar Palestina. Belakangan agama Musa as disebut “Yahudi” – menurut nama salah satu marga Israel yang paling banyak berketurunan, yakni Yehuda, dan bani Israel -tanpa memandang warga negara atau tanah air- disebut juga orang-orang Yahudi.


1000 SM – 922 SM: Daud as. mengalahkan Goliath dari Filistin. Palestina berhasil direbut. Daud dijadikan raja. Wilayah kerajaannya membentang dari tepi Nil hingga Efrat di Iraq. Sekarang ini Yahudi tetap memimpikan kembali kebesaran Israel raya Raja Daud. Bendera Israel adalah dua garis biru (Nil dan Efrat) dan bintang Daud. Daud diteruskan Sulaiman as. Masjidil Aqsha dibangun.


922 SM – 800 SM: Sepeninggal Sulaiman Israel dilanda perang saudara yang berlarut, hingga kerajaan tersebut terbelah dua: utara bernama Israel beribukota Samaria dan selatan bernama Yehuda beribukota Yerusalem.


800 SM – 600 SM: Karena kerajaan Israel sudah terlalu durhaka kepada Allah swt. maka kerajaan itu dihancurkan lewat tangan kerajaan Asyiria.


Sesungguhnya Kami telah mengambil perjanjian dari Bani Israel, dan telah Kami utus kepada mereka rasul-rasul. Tetapi setiap datang seorang rasul kepada mereka dengan membawa apa yang tidak diingini hawa nafsu mereka, maka sebagian rasul-rasul itu mereka dustakan atau mereka bunuh. (QS. 5:70)


Hal ini juga bisa dibaca di Bible: Kitab Raja-raja ke-I 14:15, dan Kitab Raja-raja ke-II 17:18.


600 SM – 500 SM: Kerajaan Yehuda dihancurkan lewat tangan Nebukadnezar dari Babylonia. Dalam Bible Kitab Raja-raja ke-II 23:27 dinyatakan bahwa mereka tidak mempunyai hak lagi atas Yerusalem. Mereka diusir dari Yerusalem dan dipenjara di Babylonia.


500 SM – 400 SM: Cyrus Persia meruntuhkan Babylonia dan mengijinkan bani Israel kembali ke Yerusalem.


330 SM – 322 SM: Israel diduduki Alexander Agung dari Macedonia (Yunani). Ia melakukan Hellenisasi terhadap bangsa-bangsa taklukannya. Bahasa Yunani menjadi bahasa resmi Israel, sehingga nantinya Injil pun ditulis dalam bahasa Yunani, dan bukan dalam bahasa Ibrani.


300 SM – 190 SM: Yunani dikalahkan Romawi. Maka Palestina pun dikuasai imperium Romawi.


1 – 100: Nabi Isa as. (Yesus) lahir, kemudian menjadi pemimpin gerakan melawan penguasa Romawi. Namun selain dianggap subversi oleh penguasa Romawi (dengan ancaman hukuman tertinggi yaitu disalib), ajaran Yesus sendiri ditolak oleh para rabi Yahudi. Namun setelah Isa tiada, bangsa Yahudi memberontak terhadap Romawi.


Palestina praktis area bebas Yahudi


100 – 300: Pemberontakan berulang. Akibatnya Palestina dihancurkan dan dijadikan area bebas Yahudi. Mereka dideportasi keluar Palestina dan terdiaspora ke segala penjuru imperium Romawi. Namun demikian tetap ada sejumlah kecil pemeluk Yahudi yang tetap bertahan di Palestina. Dengan masuknya Islam serta dipakainya bahasa Arab di kehidupan sehari-hari, mereka lambat laun terarabisasi atau bahkan masuk Islam.


313: Pusat kerajaan Romawi dipindah ke Konstantinopel dan agama Kristen dijadikan agama negara.


500 – 600: Bangsa Yahudi merembes ke semenanjung Arabia (di antaranya di Khaibar dan sekitar Madinah), kemudian berimigrasi dalam jumlah besar ke daerah tersebut ketika terjadi perang antara Romawi dan Persia.


619: Nabi Muhammad saw melakukan perjalanan ruhani: Isra’ dari masjidil Haram ke masjidil Aqsha dan Mi’raj ke langit. Rasulullah menetapkan Yerusalem sebagai kota suci-3 ummat Islam, sholat di masjidil Aqsha dinilai 500 kali dibanding sholat di masjid yang lain selain masjidil Haram dan masjid Nabawi. Masjidil Aqsha juga menjadi kiblat ummat Islam sebelum dipindah ke ka’bah.


622: Hijrah nabi ke Madinah dan pendirian negara Islam (yang seterusnya disebut khilafah). Nabi mengadakan perjanjian dengan penduduk Yahudi di Madinah dan sekitarnya, yang dikenal dengan “Piagam Madinah”.


626: Pengkhianatan Yahudi dalam perang Ahzab (atau perang parit) dan berarti melanggar Piagam Madinah. Sesuai dengan aturan di Kitab Taurat mereka sendiri, mereka dibunuh atau diusir.


Palestina di bawah Daulah Islam


638: Di bawah Umar bin Khattab, seluruh Palestina dimerdekakan dari penjajah Romawi. Seterusnya seluruh penduduk Palestina, muslim maupun non muslim, hidup aman di bawah khilafah. Kebebasan beragama dijamin.


700 – 1000: Wilayah Islam meluas dari Asia Tengah, Afrika hingga Spanyol. Di dalamnya, bangsa Yahudi mendapat peluang ekonomi dan intelektual yang sama. Ada beberapa ilmuwan yang terkenal di dunia Islam yang sesungguhnya adalah orang Yahudi.


1076: Yerusalem dikepung tentara salib dari Eropa. Karena pengkhianatan kaum munafik (sekte Drusiah yang mengaku Islam tapi ajarannya sesat), pada 1099 tentara salib berhasil menguasai Yerusalem dan mengangkat seorang raja Kristen. Penjajahan ini berlangsung hingga 1187, sampai Salahuddin al Ayubi membebaskannya, setelah ummat Islam yang terlena sufisme yang sesat bisa dibangkitkan kembali.


Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. …(QS. 13:11)


1453: Setelah melalui proses reunifikasi dan revivitalisasi wilayah-wilayah khilafah yang tercerai berai setelah hancurnya Bagdad oleh tentara Mongol (1258), sepasukan tentara di bawah Sultan Muhammad Fatih menaklukkan Kontantinopel, dan mewujudkan nubuwwah Rasulullah. 800 tahun lebih kaum muslimin berlomba untuk menjadi mereka yang diramalkan Rasul dalam hadits berikut:


“Konstantinopel pasti akan ditaklukkan. Sebaik-baik pemimpin adalah pemimpin yang memimpin penaklukkannya, dan sebaik-baik tentara adalah tentara yang menaklukkannya.” (HR Bukhari, Ahmad, dan Al-Hakim).


Hari kiamat tak akan tiba sebelum tanah Romawi di dekat al-A’maq atau Dabiq ditaklukkan. Sepasukan tentara terbaik di dunia akan datang … Maka mereka bertempur. Sepertiga dari mereka akan lari, dan Allah tak akan memaafkannya. Sepertiga lagi ditakdirkan gugur sebagai syuhada. Dan sepertiga lagi akan menang dan menjadi penakluk Konstantinopel. (HR Muslim, no. 6924)


1492: Andalusia sepenuhnya jatuh ke tangan Kristen Spanyol (reconquista). Karena cemas suatu saat ummat Islam bisa bangkit lagi, maka terjadi pembunuhan, pengusiran dan pengkristenan massal. Hal ini tak cuma diarahkan pada muslim namun juga pada Yahudi. Mereka lari ke wilayah Utsmaniyah, di antaranya ke Bosnia. Pada 1992 raja Juan Carlos dari Spanyol secara resmi meminta maaf kepada pemerintah Israel atas holocaust 500 tahun sebelumnya.


1500-1700: Kebangkitan pemikiran di Eropa, munculnya sekularisme (pemisahan gereja – negara), nasionalisme dan kapitalisme. Mulainya kemajuan teknologi modern di Eropa. Abad penjelajahan samudera dimulai. Mereka mencari jalur alternatif ke India dan Cina, tanpa melalui daerah-daerah Islam. Tapi berikutnya mereka didorong semangat kolonialisme / imperialisme.


1529: Tentara khilafah Utsmani berusaha menghentikan arus kolonialisme / imperialisme serta membalas reconquista langsung ke jantung Eropa dengan mengepung Wina, namun gagal. Tahun 1683 kepungan ini diulang, dan gagal lagi. Kegagalan ini terutama karena tentara Islam terlalu yakin pada jumlah dan perlengkapannya, mirip hal yang pernah terjadi pada awal perang Hunain di masa Nabi.


… yaitu ketika kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlahmu, maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfa’at kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari kebelakang dan bercerai-berai. (QS. 9:25)


Barat memperalat Yahudi


1798: Napoleon berpendapat bahwa bangsa Yahudi bisa diperalat bagi tujuan-tujuan Perancis di Timur Tengah. Wilayah itu secara resmi masih di bawah khilafah.


1831: Untuk mendukung strategi “devide et impera” Perancis mendukung gerakan nasionalisme Arab, yakni Muhammad Ali di Mesir, dan Pasya Basyir di Libanon. Khilafah mulai lemah dirongrong oleh nasionalisme.


1835: Sekelompok Yahudi membeli tanah di Palestina, dan lalu mendirikan sekolah Yahudi pertama di sana. Sponsornya adalah milyuner Yahudi Inggris, Sir Moshe Monteveury, anggota Free Masonry. Ini adalah pertama kalinya sekolah berkurikulum asing di wilayah khilafah.


1838: Inggris membuka konsulat di Yerusalem yang merupakan perwakilan Eropa pertama di Palestina.


1849: Kampanye mendorong imigrasi orang Yahudi ke Palestina. Pada masa itu jumlah Yahudi di Palestina baru sekitar 12000. Pada tahun 1948 jumlahnya sudah 716700, dan pada 1964 sudah hampir 3 juta. 1882: Imigrasi besar-besaran orang Yahudi ke Palestina yang berselubung agama, simpati dan kemanusiaan bagi penderitaan Yahudi di Eropa saat itu.


1891: Para penduduk Palestina mengirim petisi kepada khalifah, menuntut dilarangnya imigrasi besar-besaran ras Yahudi ke Palestina. Sayang saat itu khilafah sudah “sakit-sakitan” (dijuluki “the sick man at Bosporus”), dekadensi pemikiran meluas, walau Sultan Abdul Hamid sempat membuat terobosan dengan memodernisir infrastruktur, termasuk memasang jalur kereta api dari Damaskus ke Madinah via Palestina !! Sayang, sebelum selesai, Sultan Abdul Hamid dipecat oleh Syaikhul Islam (Hakim Agung) yang telah dipengaruhi Inggris. PD-I meletus, dan jalur kereta tersebut dihancurkan.


Zionisme


1896: Theodore Herzl merampungkan sebuah doktrin baru Zionisme sebagai gerakan politik untuk mendirikan negara Yahudi Israel. Mereka mendapat inspirasi untuk “bekerjasama” dengan negara-negara besar (Amerika, Inggris, Perancis, Rusia) dalam realisasinya. Sebaliknya negara-negara besar itu berkepentingan dengan sumber alam di wilayah itu, dan memerlukan “agen” untuk melemahkan ummat Islam di sana.


1897: Theodore Herzl menggelar kongres Zionis dunia pertama di Basel, Swiss. Peserta Kongress-I Zionis mengeluarkan resolusi, bahwa ummat Yahudi tidaklah sekedar ummat beragama, namun adalah bangsa dengan tekad bulat untuk hidup secara berbangsa dan bernegara. Dalam resolusi itu, kaum zionis menuntut tanah air bagi ummat Yahudi -walaupun secara rahasia- pada “tanah yang bersejarah bagi mereka”. Sebelumnya Inggris hampir menjanjikan tanah protektorat Uganda atau di Amerika Latin! Di kongres itu, Herzl menyebut, zionisme adalah jawaban bagi “diskriminasi dan penindasan” atas ummat Yahudi yang telah berlangsung ratusan tahun. Pergerakan ini mengenal kembali, bahwa nasib ummat Yahudi hanya bisa diselesaikan di tangan ummat Yahudi sendiri. Di depan Kongres Herzl berkata: “Dalam 50 tahun akan ada negara Yahudi !!!” Apa yang direncanakan Herzl menjadi kenyataan pada 1948.


1916: Perjanjian rahasia Sykes-Picot oleh sekutu – (Inggris, Perancis, Rusia) dibuat saat meletusnya PD-I, untuk mencengkeram wilayah-wilayah Arab dari khilafah Utsmaniyah dan membagi-bagi di antara mereka. PD-I berakhir dengan kemenangan sekutu. Inggris mendapat kontrol atas Palestina. Di PD-I ini, Yahudi Jerman berkomplot dengan sekutu untuk tujuan mereka sendiri (memiliki pengaruh atau kekuasaan yang lebih besar).


1917: Menlu Inggris keturunan Yahudi, Arthur James Balfour, dalam deklarasi Balfour, memberitahu pemimpin Zionis Inggris, Lord Rothschild, bahwa Inggris akan memperkokoh pemukiman Yahudi di Palestina dalam membantu pembentukan tanah air Yahudi. Lima tahun kemudian Liga Bangsa-bangsa (cikal bakal PBB) memberi mandat ke Inggris untuk menguasai Palestina.


Setelah Hancurnya Khilafah Islam


1924: Mustafa Kemal Ataturk – seorang Turki yang terdidik oleh Free Masonry, menganggap kemunduran khilafah itu karena Islam. Ia merasa jalan keluarnya adalah nasionalisme dan sekularisme seperti yang telah berhasil di Barat. Bersama tentara yang seide, ia merebut kekuasaan dan mengumumkan bahwa khilafah bubar. Dengan itu maka tidak ada lagi ikatan antar ummat Islam sedunia yang akan “take care” bila ada satu bumi Islam jatuh dalam penderitaan. Nasionalisme menggantikan solidaritas Islam (ukhuwah Islamiyah).


1938: Nazi Jerman menganggap bahwa pengkhianatan Yahudi Jerman adalah biang keladi kekalahan mereka pada PD-I yang telah menghancurkan ekonomi Jerman. Maka mereka perlu “penyelesaian terakhir” (Endlösung). Ratusan ribu dikirim ke kamp konsentrasi atau lari ke luar negeri (terutama ke USA). Sebenarnya ada etnis lain serta kaum intelektual yang berbeda politik dengan Nazi yang bernasib sama, namun setelah PD-II Yahudi lebih berhasil menjual ceritanya karena menguasai banyak surat kabar atau kantor berita di dunia.


1944: Partei buruh Inggris yang sedang berkuasa secara terbuka memaparkan politik “Membiarkan orang-orang Yahudi terus masuk ke Palestina, jika mereka ingin jadi mayoritas. Masuknya mereka akan mendorong keluarnya pribumi Arab dari sana”. Kondisi Palestina memanas.


1947: PBB merekomendasikan pemecahan Palestina menjadi dua negara: Arab dan Israel.


1948 14 Mei: sehari sebelum habisnya perwalian Inggris di Palestina para pemukim Yahudi memproklamirkan kemerdekaan negara Israel, melakukan agresi bersenjata terhadap rakyat Palestina yang masih lemah, jutaan dari mereka terpaksa mengungsi ke Libanon, Yordania, Syria, Mesir dll. Palestinian Refugees menjadi tema dunia. Namun Israel menolak existensi rakyat Palestina ini, dan menganggap mereka telah memajukan areal yang semula kosong dan terbelakang. Timbullah perang antara Israel dengan negara-negara Arab tetangganya. Namun karena para pemimpin Arab sebenarnya ada di bawah pengaruh Inggris, maka Israel mudah merebut daerah Arab Palestina yang telah ditetapkan PBB.


Setelah Negara Israel Berdiri


1948 2 Desember: Protes keras Liga Arab atas tindakan USA dan sekutunya berupa dorongan dan fasilitas yang mereka berikan bagi imigrasi zionis ke Palestina. Pada waktu itu, Ikhwanul Muslimin (IM) di bawah Hasan Al-Bana mengirim 10000 mujahidin untuk berjihad melawan Israel. Usaha ini kandas bukan karena mereka dikalahkan Israel, namun karena Raja Farouk yang korup dari Mesir takut bahwa di dalam negeri, IM bisa kudeta. Akibatnya, tokoh-tokoh IM dipenjara atau dihukum mati.


1952: Para perwira Mesir di bawah Jamal Abdul Nasser melakukan kudeta terhadap Raja Farouk.


1953: Harakah Islam Hizbut Tahrir berdiri di Yerusalem dengan tujuan mengembalikan kehidupan Islam ketengah masyarakat dan membentuk khilafah Islam yang menerapkan sistem Islam dan membebaskan seluruh dunia dari penghambaan kepada selain Allah. Metode yang ditempuh dalam membentuk khilafah adalah dakwah untuk merubah opini masyarakat.


1956: Nasser menasionalisasikan terusan Suez. Hal ini membangkitkan harga diri pada bangsa Arab, sehingga tak sedikit yang kemudian “memuja” Nasser.


1956 29 Oktober: Israel dibantu Inggris dan Perancis menyerang Sinai untuk menguasai terusan Suez.


1964: Para pemimpin Arab membentuk PLO (Palestina Liberation Organitation). Dengan ini secara resmi, nasib Palestina diserahkan ke pundak bangsa Arab-Palestina sendiri, dan tidak lagi urusan ummat Islam. Masalah Palestina direduksi menjadi persoalan nasional.


1967: Israel menyerang Mesir, Yordania dan Syiria selama 6 hari dengan dalih pencegahan. Israel berhasil merebut Sinai dan jalur Gaza (Mesir), dataran tinggi Golan (Syria), Tepi Barat dan Yerussalem (Yordania). Israel dengan mudah menghancurkan angkatan udara musuhnya karena informasi dari CIA. Sementara itu angkatan udara Mesir ragu membalas serangan Israel, karena Menhan Mesir ikut terbang dan memerintahkan untuk tidak melakukan tembakan selama dia di udara.


1967 Nopember: Dewan keamanan PBB mengeluarkan resolusi nomor 242, untuk perintah penarikan mundur Israel dari wilayah yang direbutnya dalam perang enam hari, pengakuan semua negara di kawasan itu dan penyelesaikan secara adil masalah pengungsi Palestina.


1969: Yasser Arafat dari faksi Al-Fatah terpilih sebagai ketua komite eksekutif PLO dengan markas di Yordania.


1970: Berbagai pembajakan pesawat sebagai publikasi perjuangan rakyat Palestina membuat PLO dikecam oleh opini dunia, dan Yordania dikucilkan. Karena ekonomi Yordania sangat tergantung dari USA, maka akhirnya Raja Hussein mengusir markas PLO dari Yordania. PLO pindah ke Libanon.


1973 6 Oktober: Mesir dan Syiria menyerang pasukan Israel di Sinai dan dataran tinggi Golan pada hari puasa Yahudi Yom Kippur. Pertempuran ini dikenal dengan Perang Oktober. Mesir dan Syria hampir menang, kalau Israel tidak tiba-tiba dibantu USA. Anwar Sadat terpaksa berkompromi, karena dia cuma “siap untuk melawan Israel, namun tidak siap berhadapan dengan USA”. Arab membalas kekalahan itu dengan menutup keran minyak. Akibatnya harga minyak membumbung tinggi.


1973 22 Oktober: Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi 338, untuk gencatan senjata, pelaksanaan resolusi 242 dan perundingan damai di Timur Tengah.


Ditipu sejak Camp David


1977: Pertimbangan ekonomi (perang memboroskan kas negara) membuat Presiden Mesir Anwar Sadat pergi ke Israel tanpa berkonsultasi dengan Liga Arab. Ia menawarkan perdamaian, jika Israel mengembalikan seluruh Sinai. Negara-negara Arab merasa dikhianati. Karena politiknya ini, belakangan Sadat dibunuh (1982).


1978 September: Mesir dan Israel menandatangani perjanjian Camp David yang diprakarsai USA. Perjanjian itu menjanjikan otonomi terbatas kepada rakyat Palestina di wilayah-wilayah pendudukan. Sadat dan PM Israel Menachem Begin dianugerahi Nobel Perdamaian 1979. Namun Israel tetap menolak perundingan dengan PLO dan PLO menolak otonomi. Belakangan, otonomi versi Camp David ini tidak pernah diwujudkan, demikian juga otonomi versi lainnya. Dan USA sebagai pemrakarsanya juga tidak merasa wajib memberi sanksi, bahkan selalu memveto resolusi PBB yang tak menguntungkan Israel.


Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu sehingga kamu mengikuti keinginan mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (QS. 2:120)


1979: Ayatullah Khumaini memaklumkan Revolusi Islam di Iran yang menumbangkan rezim korup pro Barat Syah Reza Pahlevi. Referendum menghasilkan pembentukan Republik Islam, yang salah satu cita-citanya adalah mengembalikan bumi Palestina ke ummat islam dengan menghancurkan Israel. Iran mensponsori gerakan anti Israel “Hizbullah” yang bermarkas di Libanon.

1980: Israel secara sepihak menyatakan bahwa mulai musim panas 1980 kota Yerusalem yang didudukinya itu resmi sebagai ibukota.


1980: Pecah perang Iraq-Iran selama 8 tahun. Perang ini direkayasa oleh Barat untuk melemahkan gelombang revolusi Islam dari Iran. Negara-negara Arab dipancing fanatisme sunni terhadap Iran yang syiah. Iraq mendapat bantuan senjata yang luar biasa dari Barat.


1982: Israel menyerang Libanon dan membantai ratusan pengungsi Palestina di Sabra dan Shatila. Pelanggaran atas batas-batas internasional ini tidak berhasil dibawa ke forum PBB karena veto USA. Belakangan Israel juga dengan enaknya melakukan serangkaian pemboman atas instalasi militer dan sipil di Iraq, Libya dan Tunis.


Intifadhah


1987: Intifadhah, perlawanan dengan batu oleh orang-orang Palestina yang tinggal di daerah pendudukan terhadap tentara Israel mulai meledak. Intifadhah ini diprakarsai oleh HAMAS, suatu harakah Islam yang memulai aktivitasnya dengan pendidikan dan sosial.


1988 Desember: USA membenarkan pembukaan dialog dengan PLO setelah Arafat secara tidak langsung mengakui existensi Israel dengan menuntut realisasi resolusi PBB no. 242 pada waktu memproklamirkan Republik Palestina di pengasingan di Tunis.


1990 Agustus: Invasi Iraq ke Kuwait. Arafat menyatakan mendukung Iraq. Terjadi lagi perpecahan antar Arab. Perang ini juga direkayasa Barat untuk melemahkan Iraq, yang setelah perang dengan Iran arsenalnya dinilai terlalu besar dan bisa membahayakan Israel. Dan Barat sekaligus bisa lebih kuat menancapkan pengaruhnya di negera-negara Arab. Pemerintah diktatur di negara-negara Arab ditakut-takuti dengan “Islam fundamentalis”.


1991 Maret: Presiden USA George Bush menyatakan berakhirnya perang teluk-II dan membuka kesempatan “tata dunia baru” bagi penyelesaian konflik Arab-Israel.Yasser Arafat menikahi Suha, seorang wanita Kristen. Sebelumnya Arafat selalu mengatakan “menikah dengan revolusi Palestina”.


1993 September: PLO-Israel saling mengakui existensi masing-masing dan Israel berjanji memberi hak otonomi kepada PLO di daerah pendudukan. Motto Israel adalah “land for peace” (=tanah untuk perdamaian). Pengakuan itu dikecam keras dari pihak ultra-kanan Israel maupun kelompok di Palestina yang tidak setuju. Namun negara-negara Arab (Saudi Arabia, Mesir, Emirat dan Yordania) menyambut baik perjanjian itu. Mufti Mesir dan Saudi mengeluarkan “fatwa” untuk mendukung perdamaian. Setelah kekuasaan di daerah pendudukan dialihkan ke PLO, maka sesuai perjanjian dengan Israel, PLO harus mengatasi segala aksi-aksi anti Israel. Dengan ini maka sebenarnya PLO dijadikan perpanjangan tangan Yahudi.


Yasser Arafat, Yitzak Rabin dan Shimon Peres mendapat Nobel Perdamaian atas usahanya tersebut.


1995: Rabin dibunuh oleh Yigal Amir, seorang Yahudi fanatik. Sebelumnya, di Hebron, seorang Yahudi fanatik membantai puluhan muslim yang sedang sholat shubuh. Hampir tiap orang dewasa di Israel, laki-laki maupun wanita, pernah mendapat latihan dan melakukan wajib militer. Gerakan Palestina yang menuntut kemerdekaan total menteror ke tengah masyarakat Israel dengan bom “bunuh diri”. Dengan ini diharapkan usaha perdamaian yang tidak adil itu gagal. Sebenarnya “land for peace” diartikan Israel sebagai “Israel dapat tanah, dan Arab Palestina tidak diganggu (bisa hidup damai)”.


1996: Pemilu di Israel dimenangkan secara tipis oleh Netanyahu dari partai kanan, yang berarti kemenangan Yahudi yang anti perdamaian. Netanyahu mengulur-ulur pelaksanaan perjanjian perdamaian. Ia menolak adanya negara Palestina. Palestina agar tetap sekedar daerah otonom di dalam Israel. Ia bahkan ingin menunggu / menciptakan konstelasi baru (pemukiman di daerah pendudukan, bila perlu perluasan ke Syria dan Yordania) untuk sama sekali membuat perjanjian baru. USA tidak senang bahwa Israel jalan sendiri di luar garis yang ditetapkannya. Namun karena lobby Yahudi di USA terlalu kuat, maka Bill Clinton harus memakai agen-agennya di negara-negara Arab untuk “mengingatkan” si “anak emasnya” ini. Maka sikap negara-negara Arab tiba-tiba kembali memusuhi Israel. Mufti Mesir malah kini memfatwakan jihad terhadap Israel. Sementara itu Uni Eropa (terutama Inggris dan Perancis) juga mencoba “aktif” jadi penengah, yang sebenarnya juga hanya untuk kepentingan masing-masing dalam rangka menanamkan pengaruhnya di wilayah itu. Mereka juga tidak rela bahwa USA “jalan sendiri” tanpa “bicara dengan Eropa”.


Khatimah


Negara Israel adalah kombinasi dari sedang lemahnya ummat Islam, oportunisme Zionis Yahudi serta rencana Barat untuk mengontrol bumi dan ummat Islam.


Di Palestina berhasil didirikan negara Yahudi setelah sebelumnya ummat Islam berhasil diinflitrasi dengan pikiran-pikiran yang tidak islami, sehingga dapat dipecah belah bahkan sampai dilenyapkan khilafahnya.


Nabi berkata: Kunci Timur dan Barat telah ditunjukkan Allah untukku dan kekuasaan ummatku akan mencapai kedua ujungnya. Telah kumohon kepada Rabbku agar ummatku tidak dihancurkan oleh kelaparan maupun oleh musuh-musuhnya. Rabbku berkata: Apa yang telah Ku-putuskan tak ada yang bisa merubahnya. Aku menjamin bahwa ummatmu tak akan hancur oleh kelaparan atau oleh musuh-musuhnya, bahkan jika seluruh manusia dari segala penjuru dunia bekerja bersama-sama untuk itu. Namun di antara ummatmu akan ada yang saling membunuh atau memenjarakan. (HR Muslim no. 6904)


Karena itu baik strategi Zionis maupun Barat adalah menimbulkan permusuhan di kalangan ummat Islam sendiri. Namun sementara itu sesungguhnya Zionis atau Barat sendiri juga saling bersaing demi kepentingannya. Permusuhan antara sesama mereka adalah sangat hebat.


Kamu kira mereka itu bersatu sedang hati mereka berpecah belah. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tiada mengerti. (QS. 59:14)


Yang jelas, sang perampok Israel tidak bisa diusir dalam kondisi ummat Islam dewasa ini. Terlebih dahulu mereka harus menata aqidah dan menegakkan khilafah. Bukan PLO dan bukan negara-negara Arablah yang akan membebaskan kembali Palestina dan Yerusalem, namun ummat Islam bersama khilafahnya yang berhak melakukan tugas mulia itu, serta (insya Allah) memenuhi salah satu nubuwwat Rasulullah berikut ini:


Tidak datang hari Kiamat, sebelum kamu memerangi kaum Yahudi, hingga mereka lari ke belakang sebuah batu, dan batu itu berkata: “ada orang Yahudi di belakangku, datanglah, dan bunuhlah” (HR Bukhari Vol. 4 Kutub 52 no. 176 dan HR Muslim no. 6985)


Nubuwwah ini sepertinya baru akan terjadi di zaman “internet of things”, yang baru akan tiba, di mana rumah kita, sejak dari pintu hingga tong sampah, semua “ber-chip”, dan bisa berkomunikasi dengan manusia.

Allah Ta'ala menyebut Yahudi berwatak: KERA

📌 Dalam Al Quran, Allah Ta'ala menceritakan manusia-manusia yang berwatak hewan. Casing mereka manusia, tapi watak dan sifatnya bagaikan hewan

📌 Allah Ta'ala menyebut "hewan ternak bahkan lebih parah" kepada para penghuni neraka jahanam yang saat di dunianya  tidak menggunakan hati, mata, dan telinganya untuk memperhatikan ayat-ayatNya. (QS. Al An'am: 179)

📌 Dalam Al Quran, juga diceritakan tentang ulama (Bal'am bin Baa'ura) yang menukar agamanya dengan dunia, dengan sebutan bagaikan "anjing yang menjulurkan lidahnya," dikasih makanan lidahnya menjulur, jika tidak dikasih juga menjulur. (QS. Al A'raf: 176)

📌 Allah Ta'ala juga menyebut watak MONYET/KERA kepada Yahudi. Kenapa? 

📌 Mereka diperintahkan untuk ibadah di hari Sabtu (sabat). (QS. An Nahl: 124), ternyata mereka justru melanggarnya dengan mencari ikan yang muncul di permukaan sungai di hari sabtu. (QS. Al A'raf: 163)

📌 Akhirnya, Allah Ta'ala mengutuk mereka menjadi kera:

وَلَقَدۡ عَلِمۡتُمُ ٱلَّذِينَ ٱعۡتَدَوۡاْ مِنكُمۡ فِي ٱلسَّبۡتِ فَقُلۡنَا لَهُمۡ كُونُواْ قِرَدَةً خَٰسِـِٔينَ

_Dan sungguh, kamu telah mengetahui orang-orang yang melakukan pelanggaran di antara kamu pada hari Sabat (sabtu), lalu Kami katakan kepada mereka, “Jadilah kamu kera yang hina!”_

(QS. Al-Baqarah: Ayat 65) 

📌 Mujahid Rahimahullah berkata:

مُسِخَتْ قُلُوبُهُمْ، وَلَمْ يُمْسَخُوا قِرَدَةً، وَإِنَّمَا هُوَ مَثَلٌ ضَرَبَهُ اللَّهُ

 _"Hati (sifat) mereka diserupakan dengan kera, bukan merekanya menjadi kera, itu hanya permisalan dari Allah Ta'ala."_ (Tafsir Ibnu Katsir, 1/289)

📌 Watak ini menjadi melekat kepada mereka, sehingga dalam ayat lain disebutkan:

قُلۡ هَلۡ أُنَبِّئُكُم بِشَرّٖ مِّن ذَٰلِكَ مَثُوبَةً عِندَ ٱللَّهِۚ مَن لَّعَنَهُ ٱللَّهُ وَغَضِبَ عَلَيۡهِ وَجَعَلَ مِنۡهُمُ ٱلۡقِرَدَةَ وَٱلۡخَنَازِيرَ وَعَبَدَ ٱلطَّٰغُوتَۚ أُوْلَٰٓئِكَ شَرّٞ مَّكَانٗا وَأَضَلُّ عَن سَوَآءِ ٱلسَّبِيلِ

_Katakanlah (Muhammad), “Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang fasik) di sisi Allah? Yaitu, orang yang dilaknat dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan KERA dan BABI dan (orang yang) menyembah Thagµt.” Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus._  (QS. Al-Ma'idah:  60)

📌 Al Wahidi Rahimahullah berkata:

فلمَّا نزلت هذه الآية عيَّر المسلمون اليهود وقالوا: يا إخوان القردة والخنازير فسكتوا وافتضحوا

_Ketika ayat ini turun, kaum muslimin mencerca orang-orang  Yahudi: "Wahai saudara-saudara kera dan babi", mereka pun terdiam dan terbongkar kedoknya._ (Al Wajiz, hal. 326)

📌 Ibnu Abbas Radhiallahu 'Anhuma mengatakan Allah Ta'ala menjadikan rupa mereka seperti kera dan babi. Menurutnya, Yahudi yang muda menjadi kera, yang tua menjadi babi. Mereka hanya hidup tiga hari, tidak makan, tidak minum, dan tidak punya keturunan. (Tafsir Ibnu Katsir, 1/289)

📌 Demikianlah watak mereka, sebagian ahli tafsir mengatakan itu bukan hanya watak tapi memang mereka dijadikan kera.

📌 Walau ayat ini menunjukkan tidak semua Yahudi dijadikan serupa kera, tapi kaum muslimin di masa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam tetap memanggil mereka: "Wahai saudara-saudara kera!"

📌 Ternyata watak ini mereka buktikan sendiri disaat mereka melanggar gencatan senjata  yang mereka inginkan sendiri.

Wallahul Muwaffiq Ilaa aqwamith

🌳🌿🌷🍃🌸🍀🌻

✍ Farid Numan Hasan
🔈 Join Channel: bit.ly/1Tu7OaC
🅿️ Fanpage: https://facebook.com/ustadzfaridnuman
❄️ Kunjungi website resmi: alfahmu.id
🎬IG: Instagram: https://instagram.com/faridnumanhasan
Youtube : Farid Nu'man Hasan Official
https://www.youtube.com/channel/UCrzlgP00c4gIVDClPuj9z8g

Friday, May 21, 2021

MILITANSI VERSUS KERAPUHAN

oleh: Aunur Rafiq S


aleh


لَا  يُقَا تِلُوْنَكُمْ  جَمِيْعًا  اِلَّا  فِيْ  قُرً ى  مُّحَصَّنَةٍ  اَوْ  مِنْ  وَّرَآءِ  جُدُرٍ   ۗ بَأْسُهُمْ  بَيْنَهُمْ  شَدِيْدٌ     ۗ تَحْسَبُهُمْ  جَمِيْعًا  وَّقُلُوْبُهُمْ  شَتّٰى   ۗ ذٰلِكَ  بِاَ نَّهُمْ  قَوْمٌ  لَّا  يَعْقِلُوْنَ  


"Mereka tidak akan memerangi kamu (secara) bersama-sama, kecuali di negeri-negeri yang berbenteng atau di balik tembok. Permusuhan antara sesama mereka sangat hebat. Kamu kira mereka itu bersatu padahal hati mereka terpecah belah. Yang demikian itu karena mereka orang-orang yang tidak mengerti."

(QS. Al-Hasyr 59: Ayat 14)


• Israel pada akhirnya meminta gencatan senjata dengan Hamas, melalui berbagai mediatornya, Amerika dan negara-negara Arab khususnya Mesir.


• Ini artinya Israel tidak memiliki kesiapan, terutama kesiapan mental untuk melanjutkan perang. Dari sisi persenjataan dan dukungan internasional, Israel mendapat dukungan dari Amerika dan mayoritas negara-negara eropa.


• Ketidaksiapan mental Israel untuk berperang lebih lama lagi terutama di kalangan masyarakat Yahudi yang mengalami langsung serangan roket-roket Hamas. 


• Dalam berperang, orang-orang Yahudi siap menyerang tetapi tidak siap mendapat serangan. Bila mendapat setangan, mental mereka langsung runtuh. Mental ini diungkapkan ayat al-Quran di atas.


• Negara Istael berani memulai perang dengan Hamas karena merasa aman memiliki Iron Dome dan tembok raksasa yang membentengi mereka dari serangan-serangan Hamas dan para pejuang Palestina lainnya. 


• Karena Iron Dome tidak mampu menahan serangan gencar roket-roket Hamas dan Jihad Islami maka roket-roket itu pun jatuh menghantam dan menghancurkan bukan saja bangunan dan rumah-rumah mereka tetapi juga menghancurkan dan meruntuhkan mental mereka.


• Ayat al-Quran lainnya menjelaskan kenapa mental masyarakat Yahudi mudah runtuh bila mendapat serangan? Karena mereka hidup untuk menikmati dunia bahkan paling rakus terhadap kehidupan dunia. Firman Allah:


وَلَتَجِدَنَّهُمْ  اَحْرَصَ  النَّا سِ  عَلٰى  حَيٰوةٍ    ۛ   وَ  مِنَ  الَّذِيْنَ  اَشْرَكُوْا    ۛ   يَوَدُّ  اَحَدُهُمْ  لَوْ  يُعَمَّرُ  اَ  لْفَ  سَنَةٍ   ۚ وَمَا  هُوَ  بِمُزَحْزِحِهٖ  مِنَ  الْعَذَا بِ  اَنْ  يُّعَمَّرَ   ۗ وَا للّٰهُ  بَصِيْرٌ  بِۢمَا  يَعْمَلُوْنَ


"Dan sungguh, engkau (Muhammad) akan mendapati mereka (orang-orang Yahudi), manusia yang paling tamak akan kehidupan (dunia), bahkan (lebih tamak) dari orang-orang musyrik. Masing-masing dari mereka ingin diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu tidak akan menjauhkan mereka dari azab. Dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan." (QS. Al-Baqarah: 96)


• Prinsip materialisme radikal inilah yang membuat mental bangsa yang pernah dikutuk Allah menjadi kera itu sangat rapuh.


• Berbeda dengan rakyat Palestina yang secara umum beriman kepada Allah dan meyakini bahwa gugur dalam perang ini merupakan  kemuliaan mendapat mati syahid sebagaiman yang diajarkan Islam. Dengan keimanan dan harapan kepada Allah ini rakyat Palestina dengan gagah berani melawan kaum penjajah zionis itu sekalipun hanya bersenjata batu. Tetapi mental mereka yang sangat tangguh menjadi "senjata" tetsendiri hingga mampu meruntuhkan mental penjajah yang pengecut itu. 


• Setelah gencatan senjata ini, bila tidak dikhianati Yahudi, Israel akan berusaha memperbaiki sistem pertahanan udaranya, Iron Dome. Bila merasa sempurnna dan tidak bisa ditembus oleh serangan Hamas dan Jihad Islam, maka kaum zionis itu akan memulai lagi serangan-serangan terhadap rakyat Palestina. Karena bangsa Yahudi dikenal sebagai bangsa yang tidak pernah bisa komit dengan perjanjian. 


• Tetapi Hamas dan rakyat Palestina sudah sangat mengenal karakter Yahudi sehingga mereka juga tidak perlu diajari agar senantiasa waspafa menghadapi berbagai pengkhianatan Yahudi.


• Gencatan senjata ini jelas menjadi kemenangan Hamas dan rakyat Palestina karena berhasil meruntuhkan mental bamgsa Yahudi yang didukung persenjataan canggih itu. Karena itu, saat ini mereka sedang merayakan kemenangan seraya bertakbir mengagungkan Allah. Sekalipun rumah-rumah mereka hancur tetapi mental mereka tetap tegak tinggi dan penuh kemuliaan. Semoga Allah memberikan kemenangan tuntas kepada kaum muslimin Palestina atas bangsa Yahudi pengkhianat dan penjajah itu.

KHUTBAH JUM'AT KEMENANGAN AL-QUDS


Jumat, 21 Mei 2021


🗣️ Hadirin Jamaah Jumat...


Apa yang terjadi di Palestina hari ini hakikatnya adalah peperangan Al-Quds. Di Bulan Suci Ramadhan, waktu suci & tempat suci kita dinistakan oleh penjajah Zionis Israel.


Alhamdulillah, semua umat bangkit. Namun rasa bangga dan Izzah umat Islam ditegakkan tinggi di Bumi Palestina. Pejuang Gaza dan semua wilayah Palestina berdiri di Garis Depan menghukum kedzaliman Zionis Israel, di saat kita semua tidak mampu melakukan itu.


Dan Alhamdulillah.. Allahuakbar, sampai tadi malam tidak ada kata mundur bagi para pejuang Palestina hingga syarat kemenangan Al-Quds dipenuhi; yaitu berhenti menyerang rakyat Palestina dan tempat-tempat suci umat Islam. 


Sampai pukul 02.00 dini hari ini, pejuang Gaza memberikan waktu terakhir bagi Zionis Israel untuk berhenti bila ingin selamat dari kekuatan yang lebih besar yang telah disiapkan perjuangan Palestina.


Allahuakbar, Allahuakbar.. musuh kita penjajah Zionis Israel pun tunduk dan mengakui kekalahannya. Rakyat Palestina, di Al-Quds dan Gaza bersujud syukur atas kemenangan baru yang Allah SWT karuniakan. 


Maka sebagai bagian dari Kemenangan Al-Quds ini, kami menghimbau Umat Islam, sebagai berikut :


Pertama, Hendaknya kita menjadi bagian dari rasa syukur Kemenangan Al-Quds dan Gaza ini, sebagai tanda bahwa bagian dari orang-orang yang beriman. Sujud Syukurlah, ucapkan takbier dan tahmid atas kuasa Allah swt.


Allah SWT berfirman :

قَاتِلُوْهُمْ يُعَذِّبْهُمُ اللّٰهُ بِاَيْدِيْكُمْ وَيُخْزِهِمْ وَيَنْصُرْكُمْ عَلَيْهِمْ وَيَشْفِ صُدُوْرَ قَوْمٍ مُّؤْمِنِيْنَۙ

"Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tanganmu dan Dia akan menghina mereka dan menolongmu (dengan kemenangan) atas mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman," (QS.At-Taubah:14)


Kedua, Hendaknya kita tidak meninggalkan Al-Quds dan Gaza untuk kembali bangkit. 


Ratusan keluarga syuhada telah memberikan darah anak-anak dan orangtua mereka untuk Kemenangan Al-Quds ini. Ribuan keluarga kehilangan rumah demi kemenangan Al-Quds ini. Maka PR/ tugas kita bersama untuk menjaga para keluarga Syuhada ini agar Allah SWT menjadikan kita bagian dari Kemenangan Al-Quds & Gaza ini.


Rasulullah Saw bersabda :

 من جَهَّزَ غَازِيًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَقَدْ غَزَا وَمَنْ خَلَفَ غَازِيًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِخَيْرٍ فَقَدْ غَزَا

"Barang siapa yang mempersiapkan (bekal) orang yang orang di jalan Allah berarti dia telah berperang (mendapat pahala berperang). Dan barang siapa yang menjaga (menanggung urusan rumah) orang yang berperang di jalan Allah dengan baik berarti dia telah berperang". HR. Bukhori


Ketiga, Hendaknya umat Islam tidak lengah karena musuh-musuh Islam, Zionis Israel akan terus-menerus menyusun rencana makar terhadap Al-Quds. Maka setiap umat Islam harus bangkit menyiapkan kekuatan nya di segala aspek, baik dari ekonomi, sosial budaya, ilmu pengetahuan dan juga pertahanan.


Allah SWT berfirman:


وَاَعِدُّوْا لَهُمْ مَّا اسْتَطَعْتُمْ مِّنْ قُوَّةٍ وَّمِنْ رِّبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُوْنَ بِهٖ عَدُوَّ اللّٰهِ وَعَدُوَّكُمْ وَاٰخَرِيْنَ مِنْ دُوْنِهِمْۚ لَا تَعْلَمُوْنَهُمْۚ اَللّٰهُ يَعْلَمُهُمْۗ وَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ شَيْءٍ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ يُوَفَّ اِلَيْكُمْ وَاَنْتُمْ لَا تُظْلَمُوْنَ

"Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka dengan kekuatan yang kamu miliki dan dari pasukan berkuda yang dapat menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; tetapi Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu infakkan di jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dizalimi (dirugikan)."

QS. Al-Anfal Ayat 60


TERAKHIR, hendaknya kita menyambut seruan dari Al-Quds sebagaimana disampaikan oleh Komite Tinggi Islam Al-Quds, Syaikh Ikrimah Shabri hari ini, bahwa agar kita melaksanakan Shalat Ghaib untuk Para Syuhada yang gugur dengan mulia akibat kedzaliman serangan Zionis Israel. Mari kita sambut seruan tersebut, kita doakan ratusan saudara-saudara kita yang syahid, ribuan yang terluka, dan puluhan ribu yang kehilangan rumah dan penghidupan disana.


اللهم ارحم و تقبل شهداءنا ، واشف جرحانا، وانصرنا إخواننا المستضعفين المظلومين في فلسطين و القدس و غزة؛ 

اللهم حرر مسجد الأقصى و احفظه من كيد اليهود الغاصبين..


=====

° Oleh : Ridwan Hakim - Spirit of Aqsa

Wednesday, May 19, 2021

#RepostAbuUbaidah

Abu Ubaidah. Begitu ia mengenalkan dirinya. Tak ada yang tahu siapa nama aslinya. Asal usulnya. Latar belakang pendidikannya. Termasuk keluarga besarnya. Dia dikenal secara luas dengan nama kunyahnya saja.

Abu Ubaidah muncul pertamakali di hadapan publik ketika melakukan konferensi pres dalam perang tahun 2006. Ia muncul dengan wajah diselubungi kain, mengenalkan dirinya sebagai juru bisa militer, dan berbicara tentang politik dan militer Palestina dalam sebuah video rekaman. Sejak itu namanya langsung menjadi buah bibir. Dan ia digelari "almulats-tsam".

Kemunculan berikutnya saat perang tahun 2016. Kemudian sekarang dalam perang bersandikan Ma'rokah Saiful Quds tahun 2021.

Sebagai juru bicara resmi militer Brigade Al-Qossam, sudah tentu Abu Ubaidah punya informasi yang memadai tentang aktifitas politik dan militer Hamas di Palestina. Jadilah semua informasi dan risalah yang ditujukan pada Israel dipandang sebagai kebijakan resmi Hamas di dalam negeri Palestina.

Dalam konferensi pres Abu Ubaidah bicara dengan bahasa arab yang fasih. Pesan yang disampaikan teratur dan runut. Kata-katanya banyak mengandung motivasi perjuangan. Dan statamen-statemen politik dan militer yang ditujukan pada Israel mengandung peringatan dan ancaman. Semua itu disampaikan dengan suara yang jernih, badan tegak, sorot mata tajam, serta gerak tangan yang sesuai. Gambaran itu menjadikannya sosok yang tegas dan berwibawa.

Waktu konferensi pres pertama kali tahun 2006 Abu Ubaidah mengungkapkan bahwa operasi Brigade Al-Qossam di wilayah Israel berhasil menculik hidup-hidup prajurit Israel. Dialah Gilad Shalit. Prajurit muda. Dan baru dibebaskan tahun 2011 dengan barter 1.027 tahanan warga Palestina.

Dalam Perang Saiful Quds Abu Ubaidah menegaskan bahwa Brigade Al-Qossam telah menyiapkan diri untuk mengempur Tel Aviv dengan roket-roket selama enam bulan penuh.

Dapat dibayangkan betapa banyak roket yang dimiliki Brigade Al-Qossam. Hingga sekarang ratusan roket sudah ditembakkan ke berbagai kota Israel. Dan roket-roket itu masih terus menghujani Israel.
Publik Israel juga dibuat cemas dan takut dengan statemen Abu Ubaidah:

إن قرار قصف تل أبيب وديمونا وأشدود وما بعدها أسهل علينا من شربة الماء
"Sesungguhnya instruksi menembakkan roket-roket ke Tel Aviv, Dimona, Ashdod, serta berbagai kota sesudahnya lebih mudah bagi kami dibandingkan meminum segelas air putih. "

Terbukti 70% rakyat Israel pergi ke tempat-tempat pengungsian. Bahkan sebagian mereka pergi ke negara-negara Eropa karena takut mati.

Rakyat Israel lebih percaya dengan pesan dan statamen Abu Ubaidah daripada pernyataan politisi dan militer Israel yang berusaha menyangkal dan menegasikan kemampuan Brigade Al-Qossam.
Abu Ubaidah menjadi kunci kemenangan perang psikologis yang dilancarkan Al-Qossam melawan Israel.

Abu Ubaidah juga memperingatkan militer Israel bila berani melakukan perang darat:

فقد أعددنا لكم أصنافا من الموت ستجعلكم تلعنون أنفسكم
"Sungguh kami telah menyiapkan berbagai macam kematian buat kalian. Hal mana itu membuat kalian mengutuk diri kalian sendiri."

Sementara berbicara kepada rakyat Palestina serta Dunia Arab dan Islam dia berujar:

ونطمئنكم بأن لدينا المزيد وفي جعبتنا الكثير مما يسركم ويرفع رؤسكم ويجعلكم تفخرون أمام العالم

"Kalian tenang saja. Kami masih punya banyak logistik roket. Di dalam gudang-gudang kami banyak sekali arsenal yang bisa membuat kalian senang, mengangkat kepala kalian, dan membuat kalian bangga di hadapan dunia."

سلاحنا ومراكمتنا للقوة هو من أرضنا والدفاع عن شعبنا والانتصار لمقدساتنا

"Senjata kami dan semua kekuatan yang kami miliki adalah diproduksi di dalam negeri, diperuntukkan buat membela rakyat kami, serta menolong tempat-tempat suci kami."

Diakhir statemen Abu Ubaidah memerintahkan Israel segera menghentikan agresinya pada Pemukiman Syaikh Jarrah, Babul Amud, dan Masjid Al-Aqsho. Ia mengultimatum bila sampai jam enam pagi besok Israel tak menghentikan agresi maka Israel akan dirudal.

لا خطوط حمراء إذا تعلق الأمر بالرد على العدوان
"Tak ada garis merah kalau berhubungan dengan membalas agresi musuh."

Dengan itu menjadi sah bagi kelompok pejuang dan perlawanan Palestina membalas dan menyerang dengan semua senjata yang dimiliki.
لقد أعذر من أنذر
"Sungguh orang yang menyampaikan peringatan telah memberikan udzur."

Dan Israel dan dunia goncang ketika Brigade Al-Qossam mengeluarkan rudal baru bernama Ayyasy 250. Rudal baru itu punya jangkauan tembak sejauh 250 km. Sehingga semua kota di Israel dari selatan sampai utara bisa dijangkau rudal Ayyasy dengan mudah.

Oleh: Ustadz Hafidin Achmad Luthfie

Monday, May 17, 2021

HAMAS - FATAH

 Ada dua faksi yang paling berpengaruh di Palestina. Fatah (Gerakan Nasional Pembebasan Palestina) dan HAMAS(Gerakan Perlawanan Islam). Dua faksi ini memiliki ideologi yang berbeda. Fatah berideologi nasionalis sekuler, HAMAS berideologi Islam. Fatah mendukung ide dua negara, HAMAS bersikeras Israel harus dibubarkan. 


Di era Yasser Arafat, berkat pengaruhnya, kedua faksi berbeda haluan ini bisa disatukan. Setidaknya, perseteruan keduanya bisa diminimalisir. Namun begitu Yasser Arafat wafat, kongsi kedua faksi ini pecah. Pada pemilihan legislatif tahun 2006, secara mengejutkan, HAMAS memenangkan pemilu secara mutlak, sehingga Ismail Haniyah sebagai ketua biro politik HAMAS yang diangkat menjadi Perdana Menteri. Kemenangan HAMAS menunjukkan bahwa rakyat Palestina mendukung perjuangan HAMAS, termasuk menolak eksistensi Israel. 


Bagi AS dan negara-negara Barat, kemenangan HAMAS adalah kabar buruk bagi rencana perdamaian Palestina-Israel. HAMAS menolak mengakui Israel tanpa syarat. Karena itu, diprovokasilah Fatah untuk menolak hasil pemilu. Meski secara de facto Ismail Haniyah adalah PM Palestina, namun tidak pernah bisa menjalankan tugas politiknya dengan normal. Sebab penolakan Fatah atas kemenangan HAMAS membuat kedua faksi ini bersiteru bahkan saling adu senjata. Perang saudara dengan saling mengokang senjata dari kedua faksi ini tidak bisa dihindari. Puncaknya, tahun 2007, Mahmud Abbas selaku presiden Palestina memecat Ismail Haniyah termasuk sejumlah tokoh HAMAS dari kabinet. Rakyat Jalur Gaza yang mendukung HAMAS menolak pemecatan tersebut, dan tetap mengakui Ismail Haniyah sebagai perdana menteri. 


Pemerintahan Palestina pun terbagi dua, Tepi Barat dikuasai Fatah, dan Jalur Gaza dikuasai HAMAS. Oleh Barat, karena HAMAS menolak berdamai dengan Israel dan tidak mengakui Israel sebagai negara, HAMAS pun disebut sebagai organisasi teroris dan blokade terhadap Jalur Gazapun dimulai. Jalur Gaza menjadi penjara terbesar di dunia, dengan dua juta lebih 'tahanan'. Akibat blokade oleh Israel, Jalur Gaza disebut oleh PBB sebagai wilayah tidak layak huni. Semua serba kekurangan, baik pangan maupun akses air bersih. 


Ternyata, nasib Tepi Barat di bawah Fatah yang mengakui Israel, tidak lebih menyenangkan. Israel memanfaatkan kelemahan Fatah dengan terus melakukan pencaplokan (aneksasi) terhadap bagian-bagian Tepi Barat. Termasuk ambisi menguasai sepenuhnya Yerusalem untuk dijadikan ibukota. Sampai tahun 2017, 237 pemukiman telah didirikan Israel di Tepi Barat dengan menampung sekitar 580.000 pemukim.


Sadar saling tikam hanya membuat Palestina makin lemah, dan memberikan keuntungan pada Israel, Fatah mengajukan rekonsiliasi ke HAMAS. Keduanya sepakat bersatu, dan mengadakan pemilu pada 22 Mei 2021. Kesepakatan yang membuat AS dan Israel merinding. Keduanya khawatir HAMAS memenangkan pemilu, atau minimal, Fatah menghentikan upaya diplomasi dan memilih mengikuti arus perlawanan HAMAS. Fatah sadar, menempuh jalur diplomasi dan memilih melunak hanya membuat Israel ngelunjak dan tidak memberi keuntungan apa-apa bagi rakyat Palestina. Solusinya, persatuan dan membangun pemerintahan bersama. 


Situasi panas saat ini di Tepi Barat dan Jalur Gaza, terkait dengan upaya Israel menghambat dan menghalangi pelaksanaan pemilu yang tinggal sepekan lagi. Sayangnya, di Indonesia, menyikapi situasi terkini di Palestina, isunya jadi kemana-mana. Tidak sedikit yang malah membela Israel dengan membangun narasi berbasis teologi, bahwa Palestina adalah wilayah yang dijanjikan Tuhan untuk orang-orang Yahudi. Ada yang juga yang membuat isu, tindakan HAMAS melancarkan serangan roket bahkan sampai menyasar Tel Aviv adalah tindakan sepihak HAMAS yang tidak merepresentasikan sikap rakyat Palestina. Mereka malah membenarkan HAMAS adalah organisasi teroris yang sejak awal tidak pernah didukung rakyat Palestina. Kalau tidak didukung rakyat Palestina, mengapa HAMAS bisa menang mutlak di pemilu 2006, dan mengapa AS dan Israel menolak pemilu tahun ini diadakan jika menyertakan HAMAS?. Kekhawatiran AS dan Israel HAMAS bakal menang pemilu itu berbasis data. Bahwa dukungan rakyat Palestina pada HAMAS dan faksi-faksi perlawanan lainnya makin menguat. 


Ada juga yang menyebut, serangan Israel ke Jalur Gaza, hanya bentuk pembelaan diri. Rakyat Palestinanya sendiri yang memprovokasi. Penyerangan ke Masjid Al-Aqsa pun dimaklumi dengan alasan, provokatornya yang lari ke dalam masjid.


Tolong perbanyaklah literasi. Kejadian hari ini di Palestina bukan serba tiba-tiba, semuanya adalah akumulasi hari-hari bahkan tahun-tahun sebelumnya sampai puluhan tahun lalu yang dimulai dari berdatangannya orang-orang yang tidak jelas identitasnya ke tanah Palestina dan membangun koloni-koloni dengan lebih dulu melakukan perampasan tanah, genocida dan penjajahan. 


Membangun negara baru di atas perampasan, pembunuhan massal dan pengusiran adalah kejahatan kemanusiaan. Tidak ada dalil teologis satupun yang membenarkan. Apapun agamanya. Tidak harus jadi muslim untuk membela rakyat Palestina. Jangan bertindak bodoh, ketika di Palestina mau bersatu dan makin sadar pentingnya persatuan dalam menghadapi musuh, kita di Indonesia malah gontok-gontokan. 


Mari dukung rekonsiliasi Fatah-HAMAS. dan pelaksanaan pemilu Palestina. Panjang umur perjuangan. ✌️✌️✌️


-Ismail Amin Pasannai

Saturday, May 15, 2021

WA IN ‘UDTUM, ‘UDNAA (Jika Kalian -Wahai Bani Israil- Kembali Berbuat Jahat, Allah Akan Kembali Menghukum Kalian)

oleh: Nur Fajri Romadhon[1]
 
_“In occupied East Jerusalem, Israeli border police once again raided the nightly Sheikh Jarrah vigil, set up by residents facing forced displacement from their homes and solidarity activists_,” demikian dilaporkan Aljazeera pada 6 Mei 2021[2]. Sebuah berita memilukan di penghujung Ramadan 1442 H. Yahudi Zionis Israel kembali secara zalim melanjutkan kejahatannya terhadap warga Palestina, bahkan di Masjidil Aqsha. Jahat. Memang begitulah kebanyakan Yahudi Bani Israil Allah gambarkan dalam Al-Qur’an. Perangai yang telah terbukti sepanjang sejarah dan akan terus berlanjut. Menarik sekali kita merenungi QS. Al-Isra’: 4-8 terkait ini semua di mana Allah subhanahu wata’ala berfirman:

وَقَضَيۡنَآ إِلَىٰ بَنِىٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ فِى ٱلۡكِتَٰبِ لَتُفۡسِدُنَّ فِى ٱلۡأَرۡضِ مَرَّتَيۡنِ وَلَتَعۡلُنَّ عُلُوًّا كَبِيرًا
_Dan Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu, “Kamu pasti akan berbuat kerusakan di bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar.”_ [QS. Al-Isra’: 4]
 
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah (w. 728 H) menjelaskan: ”Kerusakan Baitul Maqdis (sebagai hukuman atas kedurhakaan Bani Israil kepada para nabi mereka) kali pertama adalah terjadi sepeninggal Nabi Sulaiman ‘alaihissalam. Sedangkan yang kali kedua adalah setelah zaman Nabi Zakariyya, Nabi Yahya, dan Nabi ‘Isa ‘alaihimussalam.”[3] Al-Imam Al-Baghawi (w. 510 H) sebelumnya juga tafsirkan bahwa tokoh yang menjadi hukuman bagi Bani Israil di kali pertama adalah Bukhtanashshar (Nebuchanezzar II, w. 562 SM) dari Babilonia[4] sedangkan di kali yang kedua adalah Titus (w. 81 M) dari Romawi[5].
 
Untuk *hukuman pertama (_wa'du uulaahumaa_)*, Allah kuasakan Kerajaan Babilonia atas mereka sebagai hasil Perang Carcemish tahun 605 SM[6]. Tentara perkasa yang dipimpin Nebuchanezzar II itu merajalela di perkampungan Bani Israil di Syam, termasuk di Al-Quds/Yerussalem[7]. Sekali lagi, setelah di era Fir’aun, Bani Israil diperbudak. Bahkan mereka diangkut pergi dari Syam ke Irak setelah banyak puluhan ulama mereka dibantai, seluruh naskah Taurat dibakar, dan Baitul Maqdis/Beit Ha-Miqdash (yang dibangun Nabi Sulaiman ‘alaihissalam tahun 957 SM[8]) diluluhlantakkan[9]. Inilah yang dimaksud dalam ayat selanjutnya:

فَإِذَا جَآءَ وَعۡدُ أُولَىٰهُمَا بَعَثۡنَا عَلَيۡكُمۡ عِبَادًا لَّنَآ أُوْلِى بَأۡسٍ شَدِيدٍ فَجَاسُواْ خِلَٰلَ ٱلدِّيَارِ ۚ وَكَانَ وَعۡدًا مَّفۡعُولًا
_Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang pertama dari kedua (kejahatan) itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang perkasa, lalu mereka merajalela di kampung-kampung. Dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana._ [QS. Al-Isra’: 5]
 
Selang beberapa dasawarsa, Allah takdirkan Dzulqarnain (Cyrus the Great[10]) mengalahkan Babilonia. Di mana setelah pada tahun 547 SM beliau dan pasukan bergerak ke arah barat -hingga matahari nampak di pandangan mata tenggelam di Laut Aega - untuk mengalahkan Kerajaan Lydia[11], maka pada tahun 539 SM[12], Dzulqarnain bersama pasukannya merangsek ke arah matahari terbit, ke arah timur. Di sana beliau taklukkan Babilonia dan bebaskan budak-budak Bani Israil yang banyak di antara mereka tidak berpakaian. Mereka dipulangkan kembali dengan terhormat ke Al-Quds[13]. Baitul Maqdis juga dibangun kembali tahun 516 SM[14]. Tentang itulah Allah ta’aalaa berfirman:

ثُمَّ رَدَدۡنَا لَكُمُ ٱلۡكَرَّةَ عَلَيۡهِمۡ وَأَمۡدَدۡنَٰكُم بِأَمۡوَٰلٍ وَبَنِينَ وَجَعَلۡنَٰكُمۡ أَكۡثَرَ نَفِيرًا
_Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka, Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar._ [QS. Al-Isra’: 6]
 
Allah ‘azza wajalla lalu berfirman:
إِنۡ أَحۡسَنتُمۡ أَحۡسَنتُمۡ لِأَنفُسِكُمۡ ۖ وَإِنۡ أَسَأۡتُمۡ فَلَهَا ۚ فَإِذَا جَآءَ وَعۡدُ ٱلۡءَاخِرَةِ لِيَسُۥٓـُٔواْ وُجُوهَكُمۡ وَلِيَدۡخُلُواْ ٱلۡمَسۡجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُواْ مَا عَلَوۡاْ تَتۡبِيرًا
_Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri. Apabila datang saat hukuman (kejahatan) yang kedua, (Kami bangkitkan musuhmu) untuk menyuramkan wajahmu lalu mereka masuk ke dalam masjid (Masjidil Aqsa), sebagaimana ketika mereka memasukinya pertama kali dan mereka membinasakan apa saja yang mereka kuasai._ [QS. Al-Isra’: 7]
 
Sayang, Bani Israil kembali congkak atas para nabi dan membunuhi mereka. Termasuk bekerja sama dengan Romawi demi membunuh Nabi Zakariya dan Nabi Yahya serta mengira berhasil menyalib Nabi Isa padahal gagal. Di sisi lain sebagian mereka mengultuskan Nabi 'Uzair secara berlebihan menjadi anak Tuhan. Inilah yang dimaksud dengan kejahatan yang kedua. Allah *hukum mereka kali kedua (wa'dul aakhirati)* dengan penghancuran yang dilakukan Romawi dipimpin Titus, sang pangeran dan jendral. Peristiwa ini terjadi di rezim Kaisar Vespasian (w. 79 M) pada tahun 70 M[15]. Sekali lagi Baitul Maqdis diratakan dengan tanah bahkan dijadikan tempat sampah[16]. Kelak ia dibangun kembali sebagai Masjidil Aqsha oleh Amirul Mukminin Umar ibnul Khaththab radhiyallahu ‘anhu[17]. Kemudian Allah tabaaraka wa ta’aalaa berfirman:

عَسَىٰ رَبُّكُمۡ أَن يَرۡحَمَكُمۡ ۚ وَإِنۡ عُدتُّمۡ عُدۡنَا وَجَعَلۡنَا جَهَنَّمَ لِلۡكَٰفِرِينَ حَصِيرًا
_Mudah-mudahan Tuhan kamu melimpahkan rahmat kepada kamu; tetapi jika kamu kembali (melakukan kejahatan), niscaya Kami kembali (mengazabmu). Dan Kami jadikan neraka Jahanam penjara bagi orang kafir._ [QS. Al-Isra’: 8]
 
Demikianlah dua hukuman Ilahi atas keonaran Bani Israil. Lalu Allah sampaikan, *"Wa in 'udtum, 'udnaa (Jika kalian mengulang kembali kejahatan, maka Kami akan kembali menghukum)."* Di abad ke-20 M Bani Israil kembali berulah menista Masjidil Aqsha dan penduduk sekitarnya. Maka nantikanlah hukuman Allah atas mereka serta kemenangan umat Islam. Al-Hafidzh Ibnu Katsir (w. 774 H) tafsirkan bahwa hukuman atas Bani Israil kali ini adalah melalui kaum Muslimin[18]. Memang, sejumlah ulama memahami dari beberapa hadis bahwa akan ada jihad besar muslimin melawan Yahudi[19]. Namun secara sempurna, kemenangan Islam atas Yahudi akan terjadi saat Nabi ‘Isa kalahkan Dajjal[20] di akhir zaman[21]. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

 لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تُقَاتِلُوا اليَهُودَ، حَتَّى يَقُولَ الحَجَرُ وَرَاءَهُ اليَهُودِيُّ: يَا مُسْلِمُ، ‌هَذَا ‌يَهُودِيٌّ وَرَائِي فَاقْتُلْهُ
“Tidak akan terjadi kiamat hingga kalian berperang melawan Yahudi. Hingga batu akan bersuara dan berkata:
‘Wahai Muslim, ini ada seorang Yahudi di belakangku, lawanlah ia.’” [HR. Al-Bukhari no. 2926]
 
Akan tetapi tidak perlu tunggu akhir zaman. Tetap saja setiap orang akan dimintai pertanggungjawaban sesuai zamannya. Kita akan Allah tanyai tentang apa yang kita sudah perbuat untuk membantu saudara-saudara kita nan tertindas di sana. Saat ini, tetap kita punya sejumlah kewajiban, misalnya: memperluas informasi edukatif terkait penjajahan Israel atas Palestina, menyadarkan dunia bahwa sejarah membuktikan hanya di bawah kuasa kaum Muslimin saja toleransi agama terwujud di Al-Quds/Yerusalem[22], mengingatkan umat bahwa Palestina merupakan tanah milik kaum Muslimin yang diwakafkan Khalifah ‘Umar[23], membantu dengan harta dan doa, serta mendorong negara-negara Islam serta dunia untuk bertindak lebih tegas dan kongkrit terhadap Israel. 

_Allahummanshur ikhwaananaa. Nashrun minallaahi wafathun qariib wabasysyiril mu'miniin. Taqabbalallaahu minnaa waminkum._


[1] Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PD Muhammadiyah Kota Depok & PCI Muhammadiyah Arab Saudi sekaligus wakil ketua Komisi Kajian Timur Tengah PPI (Perhimpunan Pelajar Indonesia) Dunia.
[2] https://www.aljazeera.com/news/2021/5/6/palestinian-teen-killed-in-clashes-with-israeli-armed-forces (terakhir diakses 12 Mei 2021, pukul 11.40 WIB).
[3] Ibnu Taimiyyah, Al-Jawaab Ash-Shahiih Liman Baddala Diin Al-Masiih (VI/338). Riyadh: Darul ‘Ashimah, 1999.
[4] Lihat: Al-Baghawi, Ma’aalim At-Tanziil (V/79). Riyadh: Dar Thaybah, 1997
[5] Lihat: Ma’aalim At-Tanziil (V/80).
[6] Lihat: Donald Wiseman, Chronicles of Chaldaean Kings (h. 12). London: The Trustees of The British Museum, 1956.  
[7] Lihat: Paul Achtemeier, Harper’s Bible Dictionary (h. 103). San Fransisco: Harper and Row, 1985.
[8] Lihat: Richard Parker, Babylonian Chronology (h. 30). Providence: Brown University Press, 1956.
[9] Lihat: Ath-Thabari, Taariikh Ar-Rusul wal-Muluuk (I/539). Beirut: Dar At-Turats, 1967.
[10] Lihat: Al-Maududi, Tafhim Al-Qur’an (III/23). Hyderabad: Markazi Maktab Islami, 2015.
[11] Lihat: Herodotus, The Histories (h. 76-79). London: Penguin Books, 2003.
[12] Lihat: Fred Skolnik, Encyclopaedia Judaica (III/27). Farmington Hills: Macmillan, 2007.
[13] Lihat: Jonathan Stolk, Exile and Return (h. 8). Berlin: De Gruyter, 2015.
[14] Lihat: Lawrence Schiffman, Understanding Second Temple and Rabbinic Judaism (h. 48-49). Brooklyn: KTAV Publishing House, 2003.
[15] Lihat: Peter Schafer, The History of the Jews in the Greco-Roman World (h. 129). Abingdon: Routledge, 2003.
[16] Lihat: Ibnu Katsir, Al-Bidaayah wan-Nihaayah (IX/661). Kairo: Dar Hajar, 2003.
[17] Lihat: Ibnu ‘Asakir, Taariikh Dimasyq (XLIV/8). Beirut: Darul Fikr, 1995.
[18] Lihat: Ibnu Katsir, Tafsiir Al-Qur’aan Al-‘Adzhiim (V/48). Riyadh: Dar Thaybah, 1999.
[19] Lihat: Al-Mubayyadh, Al-Mausuu’ah fil Fitan wal-Malaahim wa Asyraath As-Saa’ah (h. 629-633). Kairo: Muassasah Al-Mukhtar, 2006.
[20] Lihat: Majelis Tarjih & Tajdid, Tanya Jawab Agama (VII/171). Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2019 & Fatwa Majelis Tarjih & Tajdid PP Muhammadiyah 6 Maret 2009 terkait mengimani Dajjal.
[21] Lihat: Ibnu Hajar, Fath Al-Baarii (VI/610). Beirut: Darul Ma’rifah, 1959.
[22] Lihat: Maher Abu-Munshar, Islamic Jerusalem and Its Chritians (h. 128 & 153). New York: Tauris Academic Studies, 2007.
[23] Lihat: Abu Yusuf, Al-Kharaaj (h. 25). Beirut: Darul Ma’rifah, 1979.

🇵🇸 *NAKBAH Dan 3 Aspek Dasar Pertarungan Kebenaran di Palestina*

_Oleh : Ridwan Hakim - Spirit of Aqsa_
```(15 Mei 2021)```

Sangat sempit cara pandang yang membatasi motif permasalahan Palestina hanya dengan satu aspek saja dan meniadakan aspek lain. Paling tidak ada tiga aspek saling melengkapi dalam mendasari pertarungan kebenaran di Palestina.

*1. Aspek Sejarah & Identitas Nasionalisme Kebangsaan & Ras.*
Bagi orang-orang Zionis Israel, mereka punya hak di Palestina berdasarkan sejarah identitas kebangsaan dan ras mereka yang "pernah ada" disana. 

Paling tidak ada dua titik poin dalam rentang sejarah secara kronologis yang menjadi acuan mereka. Pertama, Nabi Ibrahim as pernah disana, dan yang kedua, Daud serta puteranya Sulaiman pernah mendirikan kerajaan disana. 

Apakah kita menyangkal ini? Tentu tidak. Kita sepakat bahwa Nabi Ibrahim pernah di Palestina bahkan Nabi Daud & Nabi Sulaiman pernah mendirikan kerajaan disana. Semua ini dikisahkan dalam Al-Qur'an.

Tapi kalau orang-orang Zionis dari kalangan Yahudi ataupun kristen dan lainnya menjadikan ini sebagai dasar bahwa identitas dan ras Israel "sudah pernah ada" di Palestina lantas menyatakan mereka berhak hari ini untuk kembali berkuasa disana, wait.. tunggu dulu.

Pertama, Nabi Ibrahim adalah pendatang juga di Palestina saat itu, hingga sudah ada penduduk asli sebelum Nabi Ibrahim tiba disana. Apakah Nabi Ibrahim menguasai seluruh Palestina saat itu? Jawabannya tidak. Maka, berdalih dengan "pernahnya Nabi Ibrahim" mukim di Palestina lalu keturunannya berhak ada di Palestina adalah sebuah kegilaan. Ini sama saja seperti jika seorang cucu datang ke perkampungan perantauan kakeknya dulu, lalu di kemudian hari ia menuntut bisa menguasai semua isi kampung karena kakeknya pernah ada tinggal disitu.

Kedua, terkait kerajaan Daud yang pernah ada di Palestina. Ketahuilah, bukan cuma Daud as yang pernah berkuasa di Palestina, sejarah dunia mencatat bahwa Persia, Romawi, Yunani sama-sama pernah berkuasa di masa lalu di Palestina. Lalu kenapa hanya orang yang mengklaim keturunan Daud as saja yang berhak menuntut di Palestina? Bukankah semua keturunan bangsa-bangsa tadi juga berhak secara sejarah identitas kebangsaan? Ya, jawabannya adalah logika Zionis Israel ini adalah logika penjajah perampas tanah orang. Orang Indonesia yang punya pikiran yang sama dengan Israel Zionis ini berarti mendukung kelak Belanda datang lagi ke Indonesia untuk berkuasa di Jakarta karena dulu mereka secara sejarah berkuasa di Batavia yang kini dipimpin oleh Pak Anis Baswedan.

Demikian pula jika membenarkan dasar ini berarti ia juga harus membenarkan jika kaum muslimin mengklaim hak mereka untuk kembali merebut spanyol dari pemerintahan Spanyol hari ini.

Maka, sejarah Palestina bukanlah sejarah Yahudi atau Bani Israel semata, mereka hanyalah bagian "yang pernah ada" dari sejarah Palestina.

*2. Aspek Politik Kontemporer*
Bagi yang belajar sejarah modern dunia pasti tidak asing dengan PD (Perang Dunia) 1 & PD 2. Saat Perang Dunia 1 apa dan bagaimana keadaan Palestina?.

Tentu saat PD 1 berlangsung Palestina berada di bawah kekhilafahan Utsmani, lalu kemudian lepas pasca kekalahan Blok Central dan kemenangan sekutu. Palestina menjadi salah satu wilayah yang diputuskan oleh Liga Bangsa-bangsa saat itu berada di bawah Imperialisme Inggris atau Britania, berlangsung dari tahun 1920 - 1947 (28 tahun). 

Orang Yahudi di pada awalnya adalah minoritas yang tidak mungkin membuat negara. Tapi dalam kurun waktu 28 tahun imperialisme Inggris, imigrasi besar-besaran orang Yahudi Eropa dan negara lain mulai dilakukan oleh gerakan Zionis. Imigrasi inilah yang menjadi cikal bakal permasalahan di kemudiaan hari. 

Perang Dunia (PD) 2 pun meletus dan berakhir pada 1945. PBB dibentuk dan salah satu PR yang dihadapinya adalah konflik Palestina pasca Inggris menarik diri dari sana dan menyerahkan kepada PBB; tentu penyerahan ke PBB ini tidak begitu saja, karena sebagaimana disinggung di awal bahwa 28 tahun adalah waktu yang panjang untuk proses memfasilitasi imigran-imigran Yahudi mulai berada dan membuat kekuatan di beberapa titik di Palestina.

Lalu bagaimana PBB menyelesaikan masalah yang dibuat Inggris ini? 

1947 Rencana pembagian Palestina menjadi 2 dibuat. 54% untuk Yahudi dan 44% untuk rakyat Palestina? Terlepas apakah itu adil atau tidak, yang menjadi poin adalah PBB tidak berhasil mendapat persetujuan rakyat Palestina atas usulan mereka. Apakah masalah selesai? 

Ternyata di 15 Mei 1948, persis 73 tahun lalu, orang-orang Yahudi melakukan pemaksaan kehendak karena tidak berhasil mendapat persetujuan dari pemilik tanah Palestina untuk mendapatkan mayoritas tanah disana. Pemaksaan itu berupa pembantaian dan pengusiran besar-besaran rakyat Palestina dalam peristiwa yang disebut Nakba. Ironisnya Deklarasi berdirinya "Negara Israel" langsung mendapat pengakuan di PBB.

Lantas apakah masalah selesai dan Israel begitu saja lepas dengan "negara barunya"? Tentu, PBB dan Israel menghadapi tantangan di hadapan masyarakat global yakni, masalah Pengungsi Palestina. PBB tentu tidak bisa tutup mata akan permasalahan ini, karena "negara Israel" yang mereka akui itu menyisakan masalah kemanusiaan ini yang harus mereka tanggung sehingga muncul UNRWA PBB.

Jadi status "pengakuan negara Israel" tidak bisa dikatakan selesai atau final sampai pengungsi Palestina yang hari ini berjumlah sekitar 7 juta jiwa itu mendapat kompensasi. 

Ketahuilah, bahwa dunia ribut-ribut tentang Deal of the Century pada masa Trump itu hakikatnya membahas kompensasi untuk pengungsi yang tanah dan rumah mereka dirampas penjajah Israel. Jadi dunia tahu dan sadar, bahwa "Negara Israel" yang mereka akui itu belum sempurna terbentuknya dan legalitasnya sampai masalah pengungsi Palestina ini selesai.

Juga Ketahuilah, bahwa sekitar 2 juta dari pengungsi Palestina itu saat ini tinggal di Gaza. Ya, Gaza yang sedang saling tempur dengan Israel itu pada hakikatnya adalah perkelahian antara pemilik rumah (Gaza) dengan pihak yang merampas rumahnya (Zionis Israel).

Kesimpulannya, dari aspek politik modernnya pun, sampai saat ini "Negara Israel" tidak berhak seutuhnya atas Palestina selama Gaza dan semua pengungsi bertahan dengan hak pulang mereka yang tercatat di PBB, tentu dengan tidak menerima tawaran Deal of The Century walau diiming-imingi bantuan ekonomi yang besar yang akan "mensejahterakan".

*3. Aspek Agama*
Buta dan tuli orang yang mengatakan bahwa tidak ada konflik agama di Palestina. Bukan hanya pihak Palestina yang menggunakan isu agama, bahkan Netanyahu yang merupakan Yahudi Sekuler sekalipun dalam pernyataan resminya mengatakan bahwa dasar keberhakan orang-orang Israel disana adalah karena Al-Quds; Jantung Palestina itu, adalah tempat Nabi-nabi mereka berkhotbah dan berdoa. Motif apakah itu kalau bukan agama???

Permasalahan kita dengan Yahudi bukan karena dari pihak mereka merendahkan posisi Al-Quds dan Al-Aqsha, justru kita paham betul bahwa lokasi Al-Aqsha sangat begitu diagungkan oleh Yahudi karena itu tempat Nabi-nabi Bani Israel pernah berdakwah dan ibadah. Dari sejak Nabi Ibrahim sampai para Nabi sebelum Isa as. Namun dari persepsi kita, orang Yahudi saat masuk ke Al-Aqsha untuk melakukan ritual Yahudi dan mengusir jamaah Ibadah Islam disana, maka itu jelas penistaan dan tidak menghormati fakta Al-Aqsha sebagai warisan yang diakui dunia adalah milik Islam.

Kalau Yahudi juga mengagungkan Aqsha yang mereka sebut Bait Allah atau Beit Hamikdash, lantas kenapa kita bermusuhan secara agama?

Bagi umat Islam keyakinan terhadap Aqsha milik Islam itu adalah simbol dasar seseorang disebut muslim; "Asyhadu Anna Muhammadarrasulullah", karena kebenaran bahwa beliau adalah Nabi dari Allah swt, artinya beliau saw mewarisi misi dakwah Nabi Ibrahim, Nabi Ya'qub, Yusuf, Musa, Harun, Daud, Sulaiman dalam memiliki dan menjaga Masjid Al-Aqsha.

Kalau ada muslim yang masih mengatakan bahwa "memang Nabi-nabi Israel itu yang duluan di Al-Quds dibandingkan Nabi Muhammad saw", maka dia belum beriman dengan benar Iman kepada Para Rasul, sesuai rukun Iman Islam.

Terakhir, ada sebuah kisah saat Nabi Muhammad saw datang ke Madinah dan melihat orang-orang Yahudi puasa di 10 Muharram, Nabi saw bertanya : "kenapa kalian berpuasa di hari ini?" 

Orang-orang Yahudi Madinah menjawab : "hari ini Allah swt memenangkan Musa as atas Fir'aun jadi kami berpuasa "

Mendengar itu, Nabi saw pun menghadap kepada para sahabatnya dan berkata : 
أنتم أحق بموسى منهم فصوموا
"Kalian wahai sahabat-sahabatku, adalah pihak yang paling berhak terhadap Musa as dibandingkan mereka, maka berpuasalah", ini salah satu riwayat tentang sebab disyariatkannya puasa asyuro.

Kita sebagai muslim sama sekali tidak menyangkal bahwa Nabi-nabi Bani Israel dari sejak sang Bapak Tauhid Nabi Ibrahim as, kedua putranya Ismail & Ishaq as, Ya'kub & putranya Yusuf as, Musa & Harun, Daud & putranya Sulaiman as, bahkan Ibunda Maryam, Zakariya, Yahya, Isa semuanya adalah orang-orang suci yang pernah lahir, berdakwah atau berjihad di Baitul Maqdis. Tapi yang kita tegaskan adalah : 
محمد رسول الله
"Nabi Muhammad saw adalah Rasul Allah swt, Nabi terakhir yang melengkapi dan mewarisi tugas dakwah para Nabi sebelumnya". 

Kita tidak menyangkal hal-hal terkait nabi-nabi Bani Israel, tapi yang kita tantang adalah "siapa yang lebih berhak mewarisi dakwah dan tempat suci Nabi-nabi tersebut? Kaliankah wahai Yahudi atau justru kamilah Ummat Muhammad saw yang melalui wahyu Allah swt terhubung dengan kesucian para nabi-nabi tersebut. 
قل فأتوا بالتوراة فاتلواها إن كنتم صادقين
"Katakanlah : sini datangkan Tauratmu dan bacakan, kalau kalian mau kebenaran"

Btw, kalau ada dari kalangan Nasrani yang ikut campur dalam perjuangan suci umat Islam ini dengan nada menyudutkan Islam dan mendukung Yahudi Zionis, maka kita katakan; "mohon tidak usah sok ikut campur, karena kalau kalian membela Yahudi karena landasan bahwa Nabi Muhammad saw bukan Nabi dari Allah swt, ingatlah Yahudi sudah lebih dulu menolak dan bahkan melawan dakwaan Yesus sebagai juru selamat. Bagi orang Yahudi, kalian para pengikut Yesus sama sekali tidak punya dasar pengakuan sebagai umat tuhan. Yahudi lebih dahulu menolak kalian. 

*Kesimpulan*
- Status kepemilikan Palestina tidak bisa dilandaskan pada sejarah 3000 tahun lalu, karena sejarah Palestina pernah dikuasai banyak bangsa. 
- Perebutan status kepemilikan Palestina hari ini bahkan di PBB belumlah usai, karena ketegaran para Pengungsi Palestina yang menolak semua solusi abal-abal untuk menukar tanah mereka di Palestina dengan tawaran apapun.
- Dasar perjuangan kami umat Islam membela Palestina adalah aqidah agama kami. Pertama, karena posisi Al-Aqsha dan Al-Quds yang merupakan warisan semua Nabi kepada Nabi terakhir yaitu Nabi Muhammad saw. Kedua, ketika ada kedzaliman yang terjadi apalagi atas saudara-saudara Islam kami, maka tak sempurna semua ibadah ritual kami tanpa mendoakan dan menolong mereka.
=========
Ridwan Hakim - Spirit of Aqsa