Thursday, July 29, 2004

hanya waktu yang dapat menjawabnya 2

Langit yang dipandangi berubah menjadi jingga...petang menjelang, lalu nafas lepas kearah yang kosong.
Kemana kaki melangkah...mengikuti putaran roda hari, dan lukisan yang kita amati tempo hari berubah menjadi gambaran sejati angkuhnya seorang pucundang.
Wahai fir'aun abad ini menjadi tuhan seperti apa lagi hari ini, puas menginjak kaki-kaki orang-orang papa, dan tertawa mengikuti nafsu yang angkara.
Dan waktu pun berlalu atas kita menjejaki otak yang diisi hayalan pemuas diri.Cita-cita yang hanya mementingkan diri, memperjuangkan isi perut sendiri,kepentingan diri sendiri, kedudukan diri sendiri, memakmurkan ego, menuhankan emosi dan perasaan, dan berikrar untuk menjadi satu-satunya agen kebenaran. 
Iblis penghuni kerak neraka ajaklah aku bersamamu..........

Wednesday, July 28, 2004

Golput gak yah....

Banyak diantara kita jika ditanya akan memilih apa dalam pemilu 2004 nanti sebagian dari kita menjawab "Saya gak tau mungkin Saya golput aja". Atau karena begitu frustasinya kita pada partai-partai yang telah ada dan ternyata setelah kita tahu bahwa kita hanya dijadikan mangsa-mangsa politik, maka kita menjadi sangat benci jika ada yang bicara partai atau politik.
Inilah kenyataan yang ada disekitar kita. Kita menjadi sangat apolitik dan berencana tidak akan ikut serta memberikan suara kita pada salah satu partai politik yang ada karena menurut kita sampai saat ini tak ada partai politik yang memenuhi janjinya setelah memenangkan pemilu.
Dalam setiap pemilu kita sering menyaksikan para fungsionaris dan kader berkampanye secara gencar melakukan segala cara agar kita yang merupakan sasaran-sasaran kampanye dengan secara sukarela memberikan hak suara kita kepada mereka. Bahkan tak jarang ketika pemilu agar mereka menang mereka menjanjikan hal-hal yang muluk bahkan mustahil kepada kita. Mulai dari pengaspalan jalan di lingkungan tempat tinggal kita, pendidikan gratis sampai penghapusan pajak (padahal kita tahu jika pajak dihapus negara kita tak ada pendapatan lagi) bahkan ada partai yang menjanjikan kepada para pengangguran, pekerjaan yang layak dan penghasilan yang mencukupi. Begitu muluknya janji yang diberikan tetapi kita terlena dan tetap percaya mereka akan menepati janjinya ketika menang nanti. Walhasil setelah menang barulah kita tahu bahwa mereka hanya memanfaatkan momentum yang ada sekedar untuk menarik simpati sebanyak-banyaknya, tunjuannya tak lain tak bukan adalah agar mereka menjadi legal berkuasa dalam suatu negara dan kemudian mereka akan memberikan janjinya kepada kita hanya jika hal tersebut menguntungkan bagi kepentingan politik mereka. Wajar jika kemudian kita marah bersumpah serapah, menghujat dan memaki karena kita telah berhasil mereka bohongi.
Begitu menggiurkannya jabatan politik dinegeri ini sampai-sampai para politikus kita menjadikan apa saja dan jalan apa saja dalam mencapai tampuk jabatan itu, mereka terjebak kenyataan bahwa menjadi anggota dewan adalah suatu jabatan eksklusif dan membanggakan terhormat dan terkenal layaknya selebritis papan atas.Menjadikan jabatan tersebut sebagai suatu profesi dan tempat mencari makan, bukan merasa diberi amanah yang harus dipikul sehingga harus juga bertanggung jawab kepada rakyat yang dititipi amanat secara moral dan etika sosial yang beradab. Maka sangat sengsaralah rakyat yang telah dibodohi dengan topeng kampanye yang katanya memegang amanah wong cilik ternyata kenyataannya memperkaya diri dengan jabatan yang diperolehnya tersebut, tidak peduli lagi dengan apa kata rakyat yang dulu memilihnya, yang menjadikan dia tempat curahan aspirasi nurani rakyatnya.
Wajar lalu kita kecewa dengan sepak terjang wakil-wakil kita yang dengan polosnya tidur saat sidang, atau merokok sambil bercanda ketawa-ketiwi dengan rekannya sesama meja,lupa bahwa rakyatnya sedang berharap penuh padanya agar memperjuangkan apa yang dulu dijanjikannya sewaktu kampanye.
Dengan sederetan kenyataan diatas yang telah dipaparkan tentunya kita mencoba mencari format baru bagi pemahaman politik kita sehingga kita jangan terjebak dengan paradigma seperti diuraikan tadi.
Bahwa sejatinya pemilu adalah mencari pemimpin yang dapat kita andalkan membawa negara kita keluar dari krisis multidimensi, kita boleh saja golput dalam artian kita menjadi golongan putih yang benar-benar putih bersih dari unsur-unsur kkn dan kenyatan politik dagang sapi seperti yang telah ada.Bahwa kenyataannya mencari pemimpin tersebut adalah lewat mekanisme pemilu dan itu adalah harga mati yang harus kita jalani. Dalam artian kita tidak bisa begitu saja melepaskan hak suara kita saat pemilu nanti dengan tidak memilih partai manapun karena dengan demikian kita telah kehilangan hak kita yang satu-satunya tersebut untuk menentukan siapa yang kita titipi amanat untuk memimpin kita dikemudian hari.
Bila kita melepaskan kesempatan kita tersebut bukan tidak menjadi kenyataan bahwa yang terpilih nantinya adalah pemimpin-pemimpin yang sangat buruk perilakunya, yang sangat tidak amanah bahkan bisa berlaku zalim terhadap rakyat yang telah memilihnya. Karena merasa telah berkuasa tentunya dia sangat mungkin melakukan apa saja kepada rakyatnya bahkan berkhianat kepada rakyatnya tanpa malu-malu. Bila suatu saat nanti hal tersebut menjadi kenyataan jangan sampai kita menyalahkan diri kita sendiri atau mulai mencari kambing hitam kesalahan itu, tak lain tak bukan karena kita tak peduli dengan nasib diri kita sendiri dan karena kita salah mengambil keputusan untuk golput.
Maka dari itu adalah suatu keputusan yang harus diyakini bila kita akan menentukan pilihan kita pada suatu partai. Harus dilihat seperti apa sepak terjang anggota-anggotanya yang ada didewan atau mencermati janji-janji dan berpikir secara logis terhadap janji muluknya.Bukalah hati nurani kita dengan memilih partai yang anggotanya bukan dari unsur-unsur orde baru yang notabene seluruhnya adalah pewaris budaya korup dan suap, anggotanya juga bukan para petualang kepentingan yang meloncat dari satu partai ke partai lain yang sedang menang atau sedang naik pamornya.
Sangat dibutuhkan hati nurani yang bening jika memutuskan tetap golput, bahwa suatu saat nanti  secara gak langsung mereka yang golput akan terkena dampak money politik, mau gak mau suara mereka akan dinilai dengan Rupiah oleh partai yang memang punya banyak uang, bukan salah mereka,  tetapi itu adalah hak mereka untuk menerima uang, anggap saja itu adalah rezeki yang jatuh dari langit, tetapi tetap memilih kepemimpinan itu adalah tanggung jawab luhur yang tidak bisa ditentukan dengan lembaran Rupiah, alangkah murahnya hati nurani kita.
Akhir kata tiada kebijaksanaan itu muncul kecuali dengan mengembalikan suatu permasalahan kepada porsinya masing-masing sehingga setiap keputusan yang bijaksana melahirkan pemimpin yang adil dan cita-cita hidup sejahtera yang kita dambakan menjadi kenyataan suatu saat nanti Insya Allah....
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu);sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.(QS Al-Maidah:51)   "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu menghianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui" (QS Al-Anfal:27).

Menyikapi Poligami

Sebagian besar wanita takut membicarakan masalah poligami, dan hal paling menakutkan bagi mereka mungkin pembahasan tentang  poligami. Pernah suatu saat diadakan talk show di sebuah stasiun televisi yang membicarakan tentang poligami, narasumbernya antara seorang yang muslim, yang telah melakukan poligami dan yang satunya seorang muslim yang tidak setuju dengan poligami dan tentunya tidak berpoligami, dan seorang host yang non Islam. Disela-sela acara tersebut diadakan dialog interaktif antara pemirsa televisi lewat telepon dan para narasumber di studio, disela-sela obrolan juga tampak berseliweran kutipan-kutipan sms yang dikirimkan oleh pemirsa televisi berisikan pro dan kontra tentang masalah poligami.
Sebagian acara diplot sedemikian rupa agar tidak bersinggungan dengan ajaran agama sehingga jika ada pembicaraan yang mengarah kepada pembahasan agama yang mendasari permasalahan poligami maka host acara langsung memotong pembicaraan kedua narasumber. Begitu juga jika ada penelepon yang mencoba membahas dari segi agama maka host acara langsung mengatakan, "Kita tidak sedang membicarakan masalah agama, mohon maaf". Yang lebih lucu lagi sang poligamer seakan-akan dipojokkan terhadap apa yang sudah dilakukannya. Dan dituding telah melecehkan harkat dan martabat wanita. Alhamdulillah sang poligamer telah mempunyai jawaban-jawaban yang bijaksana dan tak terpancing perkataan-perkataan yang memojokkan. Sehingga permasalahan poligami ini adalah ketika dibicarakan adalah suatu kemungkinan diterapkan jika memang orang yang akan melaksanakannya memang benar-benar telah mampu. Telah mampu dalam artian mampu melaksanakan ajaran Allah dalam kehidupannya mampu secara materi, mental dan spritiual.
Poligami adalah hal yang sudah ada sejak lama, orang-orang tua kita dulu juga telah melakukannya bahkan raja-raja dan para penguasa di zaman dahulu juga melakukannya. Pokok ajarannya sendiri adalah dari ajaran Islam yang tentunya di landasi perintah Allah SWT. Dimana penerapannya datang dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Begitu besarnya perasaan takut yang menghinggapi publik jika ada pembahasan tentang poligami seakan-akan orang seperti kita yang membahas masalah poligami disangka meminta ijin secara halus kepada istrinya untuk kawin lagi atau meminta legalitas agar bisa menikah lagi demi nafsunya.
            Jadi orang yang membicarakan poligami adalah orang yang egois dan hanya mau menerima hukum-hukum islam yang menguntungkan saja sedangkan yang tidak menguntungkan dirinya maka dia menghindar sejauh-jauhnya.
            Jika ada yang hendak melaksanakan poligami maka akan ditanya apakah dia bisa menerapkan sifat adil diantara istri-istrinya nanti atau apakah dia memang sudah kaya raya secara materi sehingga bisa menghidupi dua keluarga sekaligus. Itulah yang tergambar dikepala kita jika mendengar kata poligami.
            Apakah hanya sampai disitu saja kah respon kita ketika mendengar masalah poligami ini dibahas. Hanya seputar materi, kekayaan, sifat-sifat yang ideal bahkan katanya tidak ada satu manusiapun diatas muka bumi ini yang bisa adil kecuali Rasulullah sendiri, itu pun karena Muhammad itu adalah seorang Rasul. Jikalah demikian adanya maka sempitlah cara pandang kita selama ini.
Lalu jika kita berpengatuhan luas mengapa ketika membahas poligami hanya sekitar adil, kaya raya, dan seks saja? Bahkan ada yang mengatakan bahwa orang yang berpoligami adalah orang yang mempunyai kelainan seks ! , alangkah kejinya pernyataan itu, lalu bagaimanakah itu terjadi jika pernyataan itu dihadapkan kepada Rasulullah SAW, orang yang paling mulia yang Allah SWT menurunkan Firman-firmanNya kepada seorang manusia ini….
            Kita lupa status kita jika berpihak pada pernyataan-pernyataan diatas. Atau memang kita tidak bisa lagi berpihak pada Allah, Rasul dan kaum muslimin yang menjunjung tinggi kemuliaan ummatnya.
Jika poligami tak pernah ada mungkin praktek barbar semacam prostitusi akan menjadi pilihan dan mungkin kini bukan hanya penyakit menular semacam AIDS yang menjangkiti kita, mungkin kita juga sudah lama punah dari muka bumi ini. Didunia yang poligami dihalalkan saja kita masih melihat praktek prostitusi merajalela bagaimana halnya jika tidak ada sama sekali.
            Adalah salah besar jika seorang muslim tidak setuju atas keputusan Allah dan RasulNya dimana suatu hukum ditetapkan maka sudah tentulah karena Allah maha tahu akan segala-segalanya tentang makhlukNya dan tentulah hal itu adalah suatu kebaikan bagi kita makhluk-makhlukNya.
            Janganlah kita memandang hukum yang satu ini hanya karena pandangan egois kita, tetapi pandanglah hukum ini sebagai perintah Allah SWT, pahit atau manisnya suatu ketetapan Allah sudah tentu ada ganjarannya disisi Allah.
Dan Allah Maha Tahu atas segala makhlukNya.

“Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki.Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.”
(QS 4:3).

“(Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barangsiapa ta’at kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya kedalam surga yang mengalir didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal didalamnya; dan itulah kemenangan yang besar.”(QS 4:13).

bait untuk melangkah

Sebutir debu ridhaNya lebih baik dari seribu amalan hamba yang shaleh
NamaNya adalah ruh dari semua ruh, seruanNya adalah sumber permata.
Cinta Nya dalam jiwa
Dia adalah harapan dan pelarian kita
Ketika Aku menyebut NamaNya kebajikan menjelma
SebutanNya adalah Yang Disebut tanpa kemenduan, tanpa kesangsian
Lupakanlah yang tampak, masuklah kedalam yang tak tampak
Disana kalian akan menemukan pebendaharaan yang tiada tara.

Rockhound and Blessing Me

Saat kalbu menggapai apa yang diinginkan
Maka tak ada lagi kepuasan setelah semua ini
Tak ada lagi cita-cita yang tergantung dilangit bumi
Dan semua lelah telah terobati

Ambisi jiwa telah menghusung semangat
Dan setiap detik usaha adalah perjuangan yang tak sia-sia
Semua keikhlasan menjadi pembalut rindu
Onak dan duri berubah menjadi mawar segar yang indah

Aku melangkah dengan ringan
Diatas awan keberhasilan
Melambung laksana balon kemenangan
Berucap syukur tlah menghadapi cobaan besar

Dan petualangan lain tlah menunggu dengan kerinduannya
Berharap dijamah oleh jiwa muda yang selalu mencari bingkai kata
Nisbi dan kenyataan adalah hal biasa
Dan kebosanan adalah tembok yang harus diruntuhkan

Tali apakah lagi yang akan mengekang kuda jiwaku
Tak kan menghentikan hela pacu semangatku
Datanglah kabar baik kan kusambut dengan suka citaku
Bagai bidadari bermata jeli yang menunggu sang Pahlawan Syahid

Setiap kelemahan adalah kekuatan yang tertahan
Setiap ketakutan adalah keberanian yang terpendam
Setiap diam adalah hati yang berkata-kata
Dan Semua keinginan adalah do’a pada yang Kuasa

Untuk Guruku.....

Ya Allah Ya Tuhan kami,
Hari ini kami berdiri dihadapan Mu, dengan segala kelemahan dan dosa dosa kami maka berilah ampunan kepada kami Ya Allah Yang Maha Pengampun

Ya Allah Ya Tuhan kami,
Mungkin hari ini adalah hari terakhir kami untuk bertemu dan bersua dengan guru-guru kami maka kami mohon kepadaMu Ya Allah agar Engkau memberikan umur panjang kepada kami dan guru-guru kami agar kami selalu dapat menjalin ikatan silaturahmi dan kasih sayang yang selalu Engkau curahkan kepada Orang-orang kesayanganMu termasuk guru-guru kami.

Ya Allah Ya Tuhan kami,
Limpahkanlah kepada guru-guru kami kesehatan taufik serta hidayah dan curahkanlah ampunan seluas langit dan bumi kepada mereka karena tak ada yang bisa kami berikan kepada mereka kecuali do’a-do’a kami kepada mereka karena guru-guru kami selama ini telah mengajar dan membina kami dengan susah payah sehingga kami dapat membaca dan menulis dan mengenal dunia yang indah ciptaan Mu ini kepada kami Ya Allah…

Ya Allah Yang Maha Pengabul Do’a
Kabulkanlah do’a kami dan berikanlah kami keselamatan dunia dan akhirat
Amin Ya Robbal Alamin

Oase: Shohwah Islamiyyah

Kebangkitan Islam adalah suatu jaman yang ditunggu-tunggu manusia-manusia muslim abad ini. Atau kita sudah bosan mendengarnya, karena sudah banyak yang terkorbankan demi cita-cita mulia ini.Atau memang kita bukan generasi pilihan yang menghusung kebangkitan ini karena kita belum pantas, kita masih bodoh dan gampang dibodohi, gampang dibantai dan gampang digorok dimanapun kita berada.
Lihatlah saat umat islam dibantai di Bosnia Herzegovina, coba dimusnahkan seperti hewan ternak yang tak ada artinya, lalu lihatlah Afganistan negeri muslim yang damai dan sejahtera dengan syariat islamnya diinvasi tanpa malu-malu oleh AS dan Irak bagaimana nasibnya kini. Mustahil Allah memilih kita mengemban singgasana kebangkitan islam ini.
Dimanakah kita melepaskan pandangan kita selama ini melihat umat Islam yang tengah dikubur dimana-mana dibelahan dunia manapun. Umat Islam seperti berada dalam sel penjara raksasa dalam negara-negara yang menjajahnya, terkotak-kotak dalam ideology nasionalisme sempit. Negara kita bukan Indonesia, atau Malaysia, Irak ,Iran, Turki, Saudi Arabia, Pakistan, bukan ! negara dan tanah air kita adalah negara dan tanah air Islam dan penduduknya adalah pewaris satu-satunya bumi ini dimana Allah telah menitipkan kepada kita.
Butakah mata kita atau kita pura-pura tak tahu saat riba diharamkan lalu perlahan bank syariat bangkit secara perlahan memuaskan dahaga kaum muslimin akan kebutuhan lembaga keuangan yang sesuai dengan hukum Allah. Tapi tetap saja kita mendukung system riba tersebut dan tak mau peduli dengan hukum Allah yang memerintahkan kita menjauhi riba.
Kita sudah terjangkit penyakit wahn…cinta dunia dan takut mati…..
            Apakah kita menunggu sampai suatu saat nanti muncul gelombang kedua peperangan salib yang dipelopori oleh kaum kafir fanatik terbelakang dan berperadaban liar serta amoral.
            Apakah kita menunggu sang mahdi tiba atau menunggu kelahiran kembali seorang pembebas seperti Salahuddin Al Ayyubi. Tak ada saat menunggu lagi wahai umat islam yang tengah tertidur….tak ada karena sang pembebas adalah kita sendiri, kitalah salahuddin al ayyubi, kitalah pasukan Muhammad itu, kitalah izzuddin al Qassam, kitalah Yahya Ayyas.
            Dengarlah bahwa setiap dari kita harus punya andil dalam pertarungan ini, pertarungan abadi ini, pertarungan yang tak akan pernah berhenti, pertarungan antara haq dan bathil, pertarungan hizbullah dan hizbusyaithon…..setiap muslim harus ambil bagian karena setiap kita punya kewajiban atas agama yang kita cintai ini, kita punya kewajiban yang harus kita tunaikan sebelum kita mengambil haq kita, tunaikanlah kewajiban ini. 

Bakat Anda

Dulu sewaktu kita masih remaja mungkin kita pernah membuat diary atau catatan harian yang kita tuliskan dalam sebuah buku yang mungkin gak boleh dibaca oleh orang-orang.
Atau kita kadang membuat puisi-puisi pendek sekedar untuk melepaskan amarah kita disaat saat tegang dan tertekan.Hal-hal tersebut harus terus ditumbuh suburkan karena dari hal tersebutlah orang menjadi berkembang secara mental dan spiritual. Dari belajar menulis tentang diri sendiri orang bisa berkembang menjadi penulis handal atau pengarang buku hebat. Karena sebenarnya tulisan adalah alat komunikasi tertua kedua setelah kemunikasi verbal. Dalam diary yang kita tulis kadang kita sering curhat dan membicarakan diri kita yang hebat atau diri kita yang gagal meraih sesuatu hal yang menjadi harapan dan rencana-rencana hidup kita. Dalam tulisan yang kita buat tersebut kadang kita bisa menjadi hakim bagi orang lain, menjadi fir'aun atau menjadi seorang ustadz kondang yang pintar berceramah.
Tapi lama-kelamaan kita bosan dengan tulisan-tulisan kita karena isinya itu-itu saja lalu kita mulai meninggalkannya perlahan-lahan padahal kita meninggalkan sesuatu yang sangat berharga yang muncul dari dalam diri kita sendiri.
Mungkin kita merasa tangguh sendiri, merasa perkasa dan tak perlu lagi bertangis-tangisan dalam tulisan-tulisan kita atau kita tak punya waktu lagi untuk merenung dan menorehkan kata-kata ke atas sebuah kertas putih.
Tapi hal tersebut adakalanya muncul kembali dalam diri seorang dilain waktu mungkin disaat seseorang telah merasa mapan dalam kehidupannya sekedar mengekspresikan diri atau mungkin merasa butuh kembali dengan tulisan-tulisannya untuk mengingatkan dirinya atas idealisme dan cita-cita yang belum dan akan dicapainya dimasa kini atau dimasa yang akan datang.Bila hal itu kembali maka seseorang akan mulai berkaca dalam tulisannya tersebut. Mungkin seseorang tersebut dimasa kininya mulai jauh dari idealisme yang diawal kehidupan dewasanya sangat kental dengan nuansa idealisme konservatif dan penuh hujatan terhadap hal-hal yang jauh dari kebenaran dan sangat-sangat anti kemapanan.
Tapi keadaaan seseorang mulai berubah disaat dia secara tidak sadar mulai termakan cara-cara hidup hedonisme dimana sewaktu dia muda sangat sederhana dan menjauhi kesenangan yang melalaikan.
Memang....adakalanya itu terjadi dalam hidup kita yang terus berubah dari waktu ke waktu walaupun kita tetap merasa tidak pernah berubah dan selalu begini-gini saja, merasa tetap sederhana dan tidak bermewah-mewahan tidak merasa hedonis, kalau pun hedonis pasti merasa hedonis religius.
Jika kita merasa ge-er dengan kepribadian kita dan cara-cara hidup kita yang tidak pernah berubah padahal kita sudah jauh dari apa yang kita cita-citakan dulu, mungkin itu adalah suatu kemunduran atau kalau tidak suatu keterpurukan.
Mungkin hal tersebutlah yang membuat sayyidina Umar Ibnul Khatab Al Faruq menangis saat bersama para sahabat melihat semangat orang-orang yang lebih muda dari mereka, yang saat itu begitu semangatnya menyambut da'wah Rasulullah yang menjadi idola mereka, Umar ketika itu berkata alangkahnya bahagia menjalani kehidupan awal yang penuh semangat ketika mereka sangat penuh dengan energisitas yang tinggi dalam menyambut seruan Allah dan RosulNya ketika baru pertama kali merasakan kemanisan iman saat menjadi mualaf, lalu berlalulah waktu atas mereka sehingga mereka melupakan romantisme keimanan yang mereka alami dimasa-masa awal tadi.
Adakalanya seseorang punya putaran waktu yang dijadikan fase-fase untuk lebih dewasa atau bercita-cita menjadi dewasa. Fase-fase itu adalah masa bujangan, masa setelah menikah, masa perjuangan menuju kemapanan dan masa tua menuju kematian
Biasanya setelah menikah kita mengharapkan perubahan yang besar terhadap sejarah hidup kita, kita berharap otak kita otomatis ter up-grade menjadi lebih dewasa lebih taqwa dan lebih militan keidealismeannya dan lebih konservatif...itu idealnya tapi yang didapat mungkin kebalikannya mungkin justru setelah menikah kita menjadi terlena dan menjadi semakin lalai. Akibatnya kita tidak mendapatkan semangat itu karena kita sudah mabuk kesenangan.
Dulu mungkin kita berharap untuk menjadi pahlawan bagi orang lain dan bagi orang-orang di sekitar kita, atau ingin menjadi kebanggaan bagi keluarga dan kedua orang tuanya kini malah menjadi pahlawan bagi dirinya sendiri, ya jadi pahlawan yang bukan memperjuangkan apa-apa tapi berjuang untuk dirinya sendiri untuk kemapanan sendiri untuk kemakmuran sendiri untuk kepentingan sendiri dan untuk memenuhi segala egosentris sebagai manusia seutuhnya.
Kita harus jujur pada diri kita sendiri bahwa kita belum juga bisa memaksimalkan apa yang ada dalam diri kita.Dan kita harus ingat hanya orang-orang tertentu saja yang bisa menggunakan dan memaksimalkan seluruh potensi yang dimilikinya untuk dimanfaatkan bagi lingkungan sekitarnya.
Mungkin dengan cara kembali kepada semangat awal kita dan kembali pula kepada niat kita yang lurus akan mengubah hidup kita menjadi lebih terarah. Salah satu caranya dengan menggali kemampuan nalar kita dengan menulis, karena dengan demikian kita bisa mengevaluasi memuraja'ah dan memutaba'ah niat kita terhadap Allah, Rasul dan kaum muslimin disekitar kita agar kita lebih hidup dan merasa cukup sekaligus bersyukur dengan apa yang Allah berikan kepada kita diwaktu dan keadaan yang kita jalani sekarang ini...
Alangkah bahagianya bisa menjadi demikian.

Melepas Nafas
6:10 PM 6/23/03
Setiap orang dilahirkan dengan bakat yang terpendam lalu dengan berbagai polesan dari lingkungan dan pendidikan yang didapatnya maka muncullah hal-hal yang tak terduga sehingga orang tersebut dalam sepak terjang dan sejarah kehidupannya dapat berubah seketika karena bakat yang dimilikinya positif atau bahkan bakat negarif sekalipun.
Pernah seorang kawan bercerita bahwa pada suatu saat dia pernah terdesak dengan waktu yang mengejar dia karena dia diminta untuk mengisi acara suatu pesantren kilat dengan apresiasi seni dan puisi. Padahal orang tersebut pada awalnya tidak suka dengan hal-hal yang berbau sastra dan seni, kemudian dengan serta merta dan terburu-buru dia mencari sebuah teks kumpulan-kumpulan puisi-puisi Bosnia berikut kaset rekaman acara pembacaan puisi oleh penyair-penyair muslim di TIM yang kebetulan disaat itu lagi hangat-hangatnya dibicarakan sehubungan dengan pembantaian umat Islam Bosnia oleh separatis Serbia di wilayah Balkan.
Semua bahan-bahan itu dia pelajari berikut juga dengan mendengarkan kaset rekaman sehingga dia menjadi yakin dengan apa yang ada pada teks dan cara mengucapkannya, ekspresi dan ungkapan perasaan yang harus ditampilkan demi membangkitkan suasana ukhuwah Islamiyah yang ingin ditonjolkan seperti acara pembacaan puisi di TIM.
Dan apa yang terjadi secara singkat sangatlah mengejutkan, ternyata sang kawan kita tadi punya bakat untuk berekspresi lewat seni dan dia juga tak percaya itu terjadi pada dirinya.Puisi yang dia baca persis seperti apa yang diekspresikan oleh Taufik Ismail atau seperti Sutardji Calsum Bakhri yang mirip orang gila berteriak-teriak dan mengebrak-gebrak meja dihadapan santri-santri pesantren kilat saat itu. Sambutan para santri riuh rendah dalam tepukan tangan dan kawan kita tercengang merasa bisa dan telah berhasil, disaat itulah dia tahu bahwa dia memendam bakat itu dalam dirinya tanpa dia sadari.
Itu salah satu contoh seseorang yang menemukan dirinya mampu dan memiliki bakat sehingga dapat dimunculkan kepermukaan kemudian bagaimanakah dengan kita. Mungkin kita punya bakat itu.
Sebagai bahan renungan bahwa bakat itu bukan hanya milik anak-anak yang baru akan dewasa, bukan hanya milik mereka, bakat juga bisa kita temukan dalam diri kita setua apa pun umur kita saat ini.Hanya saja mungkin kita tak punya kesempatan untuk memunculkannya kepermukaan disamping faktor malu atau tak percaya dengan diri kita.
Intinya ketika orang lain percaya kita punya suatu bakat terpendam maka mulailah percaya dengan mereka karena yang bisa melihat kita adalah orang-orang disekitar kita. Atau jika suatu saat ada acara yang bisa melatih nalar kita untuk mempertajam bakat yang kita miliki seperti workshop atau seminar maka buru-burulah ikut agar tak ketinggalan. Siapa tahu itu adalah salah satu jalan kita menuju perubahan hidup dan masa depan kita yang akan datang.
Sehingga ketika tiba suatu saat untuk menunjukkan bakat kita, diharapkan diri kita semakin matang dipoles dengan training-training yang membuat nalar bakat menjadi tajam.
Ibarat melepas nafas keudara supaya tidak sesak menggumpal didalam dada dan merasa bebas berekspresi dengan bakat yang kita miliki tersebut. Hanya saja jangan takut untuk memulai, masa bodolah dengan pendapat orang lain yang mencoba menggugurkan nilai bakat yang kita miliki.Toh mereka belum tentu bisa melahirkan karya seperti apa yang kita kerjakan dengan potensi yang kita gali dalam diri kita sendiri.

Bersamamu Illahi Rabbi…………….

Bersamamu Illahi Rabbi…………….

Saat semua mata
Memandang penuh curiga
Al Qur’an Mu tenangkan ku
Saat ku tersesat
Saat semua kuragukan
Kau pahami
Kau yakini aku

Waktu ku terjatuh
Terjebak tipuan Syaithan
Kau ulurkan
Rahmat Mu itu

Berdiriku hadapi
Kuhadapi semua yang akan terjadi
Tak kan pernah aku ragu atau kalut
Bersamamu………
Kujalani
Kujalani kehidupan yang berarti
Tak kan takut tak kan ragu atau kalut
Bersamamu………..

 
BersamaMu  bersama diriMu

 
Digubah dari  “bersamamu” scope album “bergerak”

Syair Pecinta

Bagaimana mungkin Ya Allah hamba dapat berkehendak
Tanpa kehendakMu
Bagaimana mungkin Ya Allah hamba dapat meraih keinginanan hamba
Tanpa Engkau yang menginginkanNya
Bagaimana mungkin Ya Allah hamba Meminta segala apa yang hamba inginkan
Tanpa Engkau mengizinkan dan mengabulkan
Hamba lemah
Dan Engkau Maha Perkasa Ya Allah
Hamba miskin
Dan Engkau Maha Kaya Ya Allah
Hamba hina dina
Dan Engkau Maha Agung Ya Allah
Hamba bodoh
Dan Engkau Maha Tahu Ya Allah
Hamba rendah
Dan Engkau Maha Tinggi Ya Allah

Jauhkan hamba dari tipu daya Syaithan

Begitu manis iman yang Engkau anugerahkan wahai Robbi
Sehingga Hamba enggan beranjak dari sajadah ini
Banyaknya ni’mat yang hamba rasakan ketika menitiskan air mata saat sujud diharibaanMu
Membuat kaki hamba kaku melangkah menghampiri dunia yang penuh tipuan ini
Tambahkan pada jiwa hamba ketaqwaan yang tak pernah hamba bayangkan sebelumnya
Tambahkan ni’mat ibadah yang tiada tara pada ruh hamba yang haus akan rahmat dan maghfirahMu

Biarkan selamanya menjadi kenangan terindah hamba bersamaMu Ya Rabbi sampai suatu saat nanti kita bertemu
Kerinduan ini memuncak dan begitu banyaknya do’a yang hamba panjatkan padaMu Ya Allah tapi hamba tak pernah puas dan cukup untuk meminta
Bukan hamba miskin Ya Allah
Tetapi bukankah syurgaMu tak mungkin hamba tebus dengan amalan ibadah ini yang begitu sedikit dan penuh riya’

Dan hamba hampir tak sanggup membayangkan bagaimana jika kaki ini menyentuh panasnya api neraka
Bagaimanakah jika Engkau takdirkan hamba untuk berada kekal di dalam jahanam
Apakah yang harus hamba lakukan Ya Illahi Rabbi
Apakah hamba harus menangis sejadi-jadinya dan meraung-raung untuk menolong diri hamba sendiri ?
Bagaimanakah jika Engkau harus menyiram timah panas dari kerak neraka itu diatas wajah hamba yang penuh dosa ini
Bagaimanakah caranya menghentikan siksaan pedih itu Ya Allah

Tolonglah hamba Ya Robbi hamba tak punya keinginan masuk ke jahanamMu maka selamatkan hamba dengan maghfirahMu yang seluas langit dan bumi.
Dan hamba hanya bisa meminta ini,
Bukan kekayaan, rezeki yang banyak ataupun kenyamanan hidup di dunia yang penuh tipuan ini
Kabulkan Wahai Pemegang Kendali Dunia dan akhirat.

air mata peradaban

Tahukah kalian apa yang membuat air mataku turun deras menetes
Tahukah kalian mengapa kita harus meneteskan air mata
Jika kita tak dapat menangis cobalah perhatikan mata hati kita
Cukupkanlah senda gurau dan lengkingan tawa renyah menyentak

Air Mataku adalah Air Mata Peradaban
Diatas negeri yang pejabat negaranya berfoya-foya diatas kemiskinan rakyatnya
Diatas tanah merdeka yang wakil rakyatnya tertawa terbahak-bahak karena lucu melihat tingkah laku kampungan anak jalanan dilampu merah
Cukupkanlah uang untuk berbelanja dimall mewah diujung metropolitan semua hendak kita beli
Karena air mata kita adalah air mata peradaban

Pernahkah kalian mendengar wakil rakyat kita yang tengah melancong ke Prancis, Inggris, Belanda, Italia serta Eropa dan sekitarnya?
Kata mereka kunjungan dinas ini adalah untuk menjaring investor dan melihat perkembangan demokrasi di negeri tersebut.
Sekalian sewa limosin seharga 3 juta rupiah untuk pergi ke hotel tempat menginap 15 menit dari tempat pertemuan dan tinggal di kamar hotel berbintang-bintang tempat kaisar Horohito, raja george,  raja juan carlos bercanda dan melepas lelah dengan isrtinya serta tempat madona berzina dengan pacarnya. 
Maka tetaskanlah air mata kita dihari ini karana air mata kita adalah air mata peradaban.

Airmata kita Adalah air mata peradaban
Diatas negeri yang kemiskinannya melebihi ambang batas prosentase logika bank dunia
Karana ongkos sewa 15 menit naik limosin para wakil rakyat kita diPrancis sama dengan menghidupi satu orang miskin selama satu tahun penuh dinegeri kita.
270 ribu dollar as dengan masing-masing 9000 dollar as untuk 18 belas anggota dewan
Itulah devisa negara yang mereka hambur-hamburkan untuk kesenangan dunia ini…atau untuk mengejek kita yang sekarang menganggur dan sangat miskin.
Karena air mata kita adalah air mata peradaban

Apa yang dapat kita tangisi lagi
Runtuhkanlah kesombongan ini
Hentikan foya-foya ini
Air mata ini adalah air mata peradaban

hanya waktu yang dapat menjawabnya

Pagi ini gw rasa segala sesuatu begitu mudah berubah...dari cuaca yang dingin tiba-tiba berubah menjadi panas gak kepalang tanggung...dari segala sesuatu yang mudah dikendalikan menjadi tak terkontrol...dari jalan yang lurus dan tak banyak halangan menjadi hancur, berkelok dan tak beraturan...
Mungkin murka Tuhan sebentar lagi akan datang..entah pada siapa, mungkin ke gw  yang udah tak mau lagi diatur oleh aturanNya...
Atau mungkin alam udah gak stabil kali' ya...
Jantung gw aja sebentar-sebentar berdetak kencang..lalu tiba-tiba berhenti, aliran darah gw juga seperti itu.
Gw coba nyeberang ke jalan didepan, tadi kosong koq tiba-tiba ada kontainer gede banget...waaaahh kabuuur....hah..hah..hah....ampun koq liyer gini seh..
tadi malam mimpi yang sama datang lagi, gw seperti berada entah dimana, sekeliling gw banyak cahaya-cahaya warna-warni hitam merah, kuning, hijau putih...terus-terusan ngelilingi gw...lalu ada orang yang berjubah memanggil-manggil dengan nama yang juga gak gw kenal...tapi gw yakin itu bukan nama gw..tapi koq tatapan matanya kearah gw...