Sunday, October 07, 2018

JALAN IKHWAN YANG DITEPIKAN

Oleh: Yusuf Maulana

Mei 2000 menjadi waktu bersejarah bagi para politikus sekaligus pejuang dakwah Islam yang tergabung dalam Fazilet Partisi. Itulah masa bersejarah dengan digelarnya kongres partai Islamis di Turki tersebut dalam mekanisme kompetisi yang terbuka untuk menentukan pemimpin.
Akan tetapi, Necmettin Erbakan yang masih berada dalam larangan berpolitik tetap menggunakan pengaruhnya, yakni lewat para loyalisnya seperti Recai Kutan dan Oğuzhan Asiltürk. Recai Kutan, dari kalangan tradisionalis (gelenekçiler) diunggulkan sebagai kandidat terkuat yang bakal memimpin Fazilet.

Sementara Erbakan memainkan pengaruhnya dari balik layar, Asiltürk disebut-sebut memainkan tekanan politik kepada pengurus Fazilet tingkat provinsi untuk mendukung Kutan. Tak main-main, sebagaimana diungkap William Hale dan Ergun Özbudun (2010), ancaman yang diajukan Asiltürk pada mereka: memilih Abdullah Gül, pesaing kuat Kutan, akan membahayakan kehidupan mereka di akhirat. Gül merupakan representasi kalangan reformis (yenilikçiler) di Fazilet, sebagai pengganti sahabatnya, Recep Tayyip Erdoğan, yang masih dilarang untuk beraktivitas politik (Rahmat Fiansyah, “Perubahan dari Partai Politik Islamis ke Partai Politik Pos Islamis: Studi Kasus Partai Keadilan dan Pembangunan di Turki”, Skripsi Sarjana Departemen Politik UI, 2012).

Sebagai penantang Kutan, selaku petahana, naiknya Gül menuai reaksi keras Erbakan dan pendukungnya. Kesepakatan untuk menggelar kompetisi terbuka seakan dilupakan. Walhasil, Kutan kembali terpilih sebagai ketua umum Fazilet. Saat yang sama, perpecahan tinggal menanti retak yang sudah menjalar di mana-mana.
Hingga akhirnya partai mereka pun dibubarkan oleh Mahkamah Konstitusi dengan alasan melawan sekularisme yang dianut Turki. Juli 2001, berdiri Saadet Partisi, partai anyar di bawah kendali Kutan dan tentu saja kebesaran nama Erbakan. Sebulan kemudian, Gül dan Erdoğan membentuk Adalet ve Kalkınma Partisi. Inilah penahbisan kalangan yenilikçiler untuk tidak lagi menjadi bagian dari “jamaah” Milli Görüş, Ikhwan cawangan (cabang) Turki.

* * * * * * * * * * * *
14 tahun kemudian, di Kuala Selangor, Malaysia…
Parti Islam Se-Malaysia (PAS) menghelat muktamar ke-60. Kalangan yang mengidentifikasi profesional dan progresif di PAS merasa ada yang ganjil dari putusan politik elit mereka. Sudahlah secara sepihak memutuskan keluar dari barisan pembangkang (oposisi), perhatian menepikan kalangan ini mulai terasa.

Nama-nama Ahmad Awang, Mohamad Sabu, Abdul Ghani, Mujahid Yusof Rawa, Husam Musa, Mohd Anuar Tahir mulai ditepikan dari jajaran struktur PAS. Putusan muktamar partai mereka ini direspons dengan satu pertemuan khusus yang kelak melahirkan satu sejarah baru. Tentu saja di mata elit dan pendukung PAS, nama-nama kalangan ini dianggap pembangkang bahkan pengkhianat yang gagal dalam kontestasi muktamar. Dua arus pemikiran yang bercorak konservatif dan progesif sukar dipersatukan.

Pada 14 Juni 2015, kalangan progresif membuat satu kesepakatan yang dinamakan “Deklarasi Melawati”, merujuk pada tempat pertemuan mereka. Satu partai yang akan mewadahi pemikiran mereka dalam menjayakan Islam di Malaysia mesti ditubuhkan. PAS sudah dianggap bukan lagi kendaraan kondusif, apatah lagi mereka sudah distigma bahkan secara de facto dikeluarkan.

Tanpa butuh waktu lama, sebulan lewat, tepatnya 31 Agustus 2015, berdirilah Parti Amanah Negara. Partai ini dibentuk setelah mengambil alih partai yang ada dalam, yakni Parti Pekerja-pekerja Malaysia. Dalam platform-nya, Parti Amanah Negara berteraskan Islam sebagai perjuangan dengan ciri-ciri progresif, demokratik, moderat, dan berintegritas. Amanah, begitu partai ini biasa disebut, juga secara tegas memilih untuk menjadi oposisi dari penguasa.

Hadirnya Amanah rupanya tetap jadi perhatian para politikus PAS. Bila sebelum ada Amanah, PAS sering mengkritik koalisi partai berkuasa (UMNO), berdirinya Amanah justru mengalihkan sasaran serangan. Amanah, sejak bakal ditubuhkan hingga kini, jadi sasaran kecaman elit dan pendukung PAS.

Sebutan kepada Amanah sebagai partai yang berpahaman liberal pun disematkan di banyak tempat. Ketika elit-elit Amanah membela diri dengan menyebut pendekatan politik dan pemikiran mereka sejalan dengan almarhum Tuan Guru Tok Nik Abdul Aziz Nik Mat, PAS membuat hujjah sebaliknya. Tak jarang saling klaim paling selaras dengan pemikiran Tok Guru berseliweran di ruang publik.
Selepas Pilihan Raya Umum ke-14, cibiran beberapa pendukung PAS bahwa Amanah bakal tenggelam rupanya tidak terbukti. Sementara PAS kian mesra dengan UMNO, Amanah menempatkan lima kadernya dalam jabatan menteri di pemerintahan Mahathir Mohamad usai Pakatan Harapan memenangi PRU.

* * * * * * * * * * * * * * *
Tersebutlah nama Anis Matta bila menyebut kiprah AKP dan Amanah. Nama mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera ini disebut-sebut oleh kalangan muda di pergerakan Tarbiyah memiliki kedekatan, untuk tidak menyebut akses istimewa, dengan jejaring Ikhwan. Tak terkecuali dengan Erdoğan, bahkan saat Anis tak lagi menjabat posisi strategis di PKS. Terlebih dengan para al-akh di Amanah. Nama Anis sudah mendapat tempat tersendiri di kalangan Ikhwan negeri jiran. Namanya tak asing bahkan selepas tidak menjabat sebagai presiden PKS, ia diundang oleh pertubuhan IKRAM, satu gerakan yang memakai manhaj Ikhwan, dalam Konvensyen Maqasid Syariah 2015.

Tema yang dibincang Anis cukup mentereng: Implementasi Maqasid Syariah dalam Koalisi Politik. Acara pada 30 Oktober itu banyak dinilai orang sebagai bagian dari agenda Amanah. Bukan rahasia bila IKRAM dan Amanah itu satu fikrah dan sering dikait-kaitkan sebagai al-akh yang saling menopang. Gagasan yang disampaikan Anis Matta dalam forum itu memang tidak berbeda jauh dengan langkah taktis yang diambil Amanah ketika menghadapi PRU 14. Hasilnya: sukses, bahkan bisa dibilang cukup berjaya.

Hanya saja, satu gundah patut dilayangkan oleh mereka yang kenal Anis Matta: di mana dia? Sementara Erdoğan berhasil mewujudkan skenario sebagai presiden Turki di bawah sistem pemerintahan presidensial, kemudian Mat Sabu dan kawan-kawan sukses menumbangkan status quo nan korup di Malaysia, bagaimana dengan visoner Ikhwan dari Asia Tenggara itu, Anis Matta?

Disengaja ataupun tidak, plot naiknya dua cawangan alias cabang “tak resmi” Ikhwan, AKP di Turki dan Amanah di Malaysia, dicegat oleh kalangan yang tidak suka tampilnya Anis. Siapa mereka? Sebagaimana dalam dua kejadian di dua negara tersebut, justru dari kalangan Ikhwan pula yang melakukannya. Perhatikan, kontestasi terbuka sebagaimana dalam kasus Fazilet saat memilih ketua umum, kini hanya angan belaka diwujudkan di benak pendukung Anis Matta. Betapa tidak, semua jejaring pendukung, bahkan yang sekadar terindikasi, ditepikan. Kesempatan untuk “melawan” dinihilkan sejak awal. Jadi, perebutan secara terbuka bak utopia. Momen peluang untuk “mewarnai” oleh pendukung Anis dalam muktamar PKS, sebagaimana dalam kasus PAS oleh kalangan al-akh progresif, juga sudah diantisipasi.

Cerita-cerita penepian, pembuangan, pemecatan berhamburan di saat PKS semestinya perlu mengonsolidasi diri. Tampaknya pemikir strategi di elit PKS tak mau kejadian ketiga terjadi “cawangan resmi” Ikhwan di Indonesia. Peluang berdialektika tak boleh terjadi, apa pun risiko yang bakal mereka terima dari kader setia Anis maupun—dan terutama—publik di tanah air. Kalkulasi dengan dalil agama sudah disiapkan, yang tentu ini merepotkan potensi untuk terjadi islah.

Dambaan banyak kader PKS ini pun normal lagi manusiawi; siapa sih yang menghendaki konflik para guru mereka diumbar saban hari oleh media massa sekuler?
Di sinilah menarik untuk disimak bagaimana formulasi mengatasi konflik di PKS. Apakah berujung sebagaimana di Turki dan Malaysia, bakal ada wadah baru meski awalnya sekadar sebuah gerakan moral non-partai? Toh pihak yang kuat dan memegang struktur kekuasaan di PKS naga-naganya “mengarahkan”, langsung ataupun tidak, adanya pendirian wadah baru oleh pihak “orang sana”.

Bila demikian, bagaimana Anis dan pendukungnya membuat satu tatanan baru yang membeda dengan status quo. Juga prosedur pemisahan yang aman lagi nyaman tanpa mengusik rasa ukhuwah. Ilustrasinya, para pendukungnya kelak bisa bergandengan tangan di kehidupan sehari-hari dengan para al-akh yang dulu mencelanya. Tak ada cerita penghardikkan dengan dalil, atau saling sindir lebih Ikhwani seperti pernah terjadi di Turki dan Malaysia. Sebabnya, meski sudah berubah wujud sebagai partai politik bahkan mendakwa diri terbuka sekalipun, kalangan harakah kadang kala masih kurang terbuka, toleran dan asertif pada bekas kawan yang dianggap memilih jalan hidup beda—dari urusan politik sampai rumah tangga.

Misalkan Anis Matta tak hendak menuju wadah baru, ini juga menarik. Bagaimana ia membuat formulasi bagi para pendukungnya agar rekonsiliasi yang, kononnya, ditepikan struktur PKS tidak serta-merta berarti penggembosan di bilik suara tatkala pemilu? Bagaimana pula ia menyiapkan peranti agar para pendukungnya tidak terintimidasi tapi sekaligus masih setia mendukung PKS, setidaknya, di bilik suara saban pemilu?

Singkatnya, bagaimana dalam terpaan disakiti, ia dan pendukungnya tetap berjamaah dalam wadah PKS meski mahligai persatuan itu hanya hadirkan luka dan duka “abadi”? Sampai kapan pula Anis Matta menahan diri agar tak seperti Erdoğan ataupun Mat Sabu yang berikan toleransi tempo buat menahan diri? Sampai kapan pula Anis Matta bersabar melihat taktik para Ikhwan di jamaah sudah tak relevan dan tandus memadai dalam mengembangkan dakwah di Nusantara?

#AnisMatta
#ArahBaruIndonesia
#ABI2019

BUKU PUTIH ARAH BARU INDONESIA.

Kalau kita mau husnud dhon dan paham akan fikih politik dengan baik.

Adanya Gerakan Arah Baru Indonesia adalah bukti bahwa Allah sayang kepada dakwah.

Allah gak akan membiarkan dakwah mengecil, terisolir dan masuk peti mati.

Sudah sunnatullah, waktu akan Allah gilirkan diantara manusia, hal ini mutlak gak bisa ditolak oleh siapapun.

Dalam banyak literatur juga ayat, Allah sudah atur dakwah ini dengan baik dengan rencana rencana cerdas dengan ilmu kemaha bijaksanaanNya.

Seorang Muslim Allah perintahkan untuk belajar tanpa henti dan berpikir lalu berijtihad secara maksimal, karena dimanapun adanya sebuah hikmah, maka muslim paling berhak untuk memiliki nya.

Setiap 100 tahun Allah kirim orang - orang atau golongan yang melakukan pembaharuan dalam islam, pembaharuan yang positif. Begitu kata hadits.

Dan Allah selalu menyiapkan generasi islam untuk mengemban amanah dakwah dengan gaya dan pola adaptasi yang sesuai dengan masa nya.

Sama seperti Allah menyiapkan ulama ulama ahli fikih zaman dulu dari kalangan sahabat sahabat nabi yang mulia sampai ke masa masa imam mazhab besar.

Sama seperti Allah menyiapkan ulama ulama ahli tafsir sekelas ibnu abbas, ibnu mas'ud, ubay bin kaab sampai ahli ahli kontemporer.

Sama seperti Allah menyiapkan para pakar hadits selevel Imam Bukhori, Muslim dan para imam pemilik kitab kitab sunan lain dalam dunia hadits.

Sama seperti Allah menyiapkan para pakar politik dan pergerakan islam mulai dari Abduh, Afghani, Ridho, Al Banna, Quthb, Al Maududi, Al Nadawi, Al Qardhawi, dll.

Sama seperti Allah siapkan para khalifah dan para pemimpin islam model unggul dan teladan, mulai dari Khalifah Rosyidah, Umar Bin Abdul Aziz, Harun Ar Rasyid, sampai Zanki, Ayyubi, Baibaris, Sultan Salim, Sultan Abdul Hamid hingga Erdogan.

Semua rencana dan desain ini adalah bagian dari desain Allah swt dalam menjaga dakwah dan agamaNya, itu janji Allah dalam alQuran.

Karena perubahan dan pembaharuan tidak bisa dilakukan oleh satu orang atau satu golongan saja, tapi harus dalam skala kaum, baca tafsir ar ra'du ayat 11.

Dan setiap masa ada orang nya dan setiap orang atau golongan Allah persiapkan sesuai dengan kondisi zaman nya.

Islam ini adalah agama yang dijamin Allah akan mengungguli semua agama dan isme apapun diatas muka bumi ini, ini tertera dalam 3 ayat dalam 3 surat yang berbeda dengan redaksi yang hampir hampir sama, ini hal yang sudah paten dan tidak perlu diragukan lagi.

PR kita hanya tersisa soal mekanisme dan langkah langkah menjadikan islam dan dakwah ini unggul agar elektabilitas dakwah islam tidak rendah apalagi sampai akhirnya nanti mati.

Itu kalau kita mau berbaik sangka dan mau menilai sesuatu dengam ilmu dan dengan logika sunnatullah yang normal.

Tapi kalau terus menerus menilai dengan baper dan suka keder, maka ada 1000 alasan untuk menuduh gerakan Arah Baru Indonesia sebagai gerakan negatif dst dst.

Arah Baru Indonesia adalah sunnatullah dakwah islam politik yang tidak akan bisa dibendung oleh siapapun, karena ini kehendak zaman, ini kehendak sejarah, ini kehendak fikih prioritas dan fikih realitas, ini adalah kehendak fikih politik dan fikih Maqoshid Syariyyah.

1 Muharram 1440H.

Tengku Zulkifli Usman.
Arah Baru Indonesia.

#AnisMatta
#ArahBaruIndonesia
#ABI2019

Melukis Panorama Akhirat Di Atas Kanvas Dunia

by. Anis Matta

Dalam jenak-jenak begini, kita teguhkan hati kita..

Pastikan kembali bahwa awal dan akhir dari semua ini adalah Allah Subhana wa Ta'ala, bahwa kejujuran kepada-Nyalah yang mendorong kita melangkah di jalan ini...
Bahwa kita akan terus berijtihad untuk melakukan jihad terbaik dengan ilham dari Allah Subhana wa Ta'ala...

Bahwa kita mungkin salah tapi keikhlasan, kejujuran dan ijtihad akan menjadi sebab bagi Allah mengilhami kita melangkah serta mengurangi bahkan menghilangkan efek dari kesalahan kita...

Bahwa tidak ada penyesalan, tidak ada keraguan, tidak ada ketakutan sedikitpun yang menyertai langkah kita...

Karena awal dan akhir dari semua ini adalah Allah... Karena kita melangkah setelah istikharah..

1) Pada mulanya yang kita lakukan adalah membuat peta jalan kita sendiri menuju Allah..lalu kita buat peta jalan menuju negara sebagai bagian dari peta jalan kita menuju Allah..

2) Jika kita percaya Allah yang kita tuju maka tidak ada alasan bagi kita untuk khawatir dengan semua upaya pembunuhan karakter di sepanjang jalan itu..perhatikan pesan Allah kepada orang² beriman:

يأيها الذين آمنوا لا تكونوا كالذين آذوا موسي فبرأه الله مما قالوا و كان عند الله وجيها"
QS 33: 69

3) Menjadi terpandang di mata Allah bukan di mata manusia itulah yg kita cari الوجاهة عند الله

4) Cinta dan benci manusia kepada kita adalah cara Allah mengajarkan kita sebuah makna bahwa kita tidak akan pernah bisa mengendalikan hati manusia..dan karenanya berusaha menemukan ridho kita pada diri sendiri dari ridho manusia kepada kita adalah kesia-siaan yg besar

5) Tersenyumlah pada semua yang berusaha membunuh karaktermu..karena di peta jalanmu menuju Allah itu hanya kekerdilan yang tidak akan pernah bisa mencegah ruhmu terbang ke angkasa..

6) Begitu ruhmu terbang tinggi ke angkasa niscaya akan kau saksikan betapa kecilnya bumi manusia ini..apalagi manusia yang menghuninya..

7) Teruslah mengepakkan sayap amalmu..tahta dan harta hanyalah batu tasbih yang akan kau genggam sambil menyebut nama Allah dalam setiap langkahmu meraih ridha-Nya

8) Keikhlasan dan kejujuran bukanlah sebuah pernyataan sikap, tapi adalah getaran yang menandakan bahwa dalam setiap amalmu ada signal yg menghubungkan dunia dan akhiratmu...

9) Hakikat dari semua yg kita kerjakan adalah melukis panorama akhirat di atas kanvas dunia

تلك الدار الآخرة نجعلها للذين لا يريدون علوا في الارض و لا فسادا و العاقبة للمتقين
QS 28:83

#AnisMatta
#ArahBaruIndonesia
#ABI2019

Meluruskan Shaf Arah Baru Indonesia.

Sesunguhnya sebuah narasi besar tidak mungkin dipikul oleh mereka yang bemental dan berjiwa kerdil.

Sesungguhnya sebuah narasi besar politik tidak akan besar jika kita mubazir dalam energi untuk hal hal yang tidak penting.

Sudah saatnya meluruskan shaf, merapatkan barisan, waktu iqomat telah datang, waktu fajar juga sudah dekat.

Sudah saatnya dengan ketegasan tanpa ragu melangkah pasti menuju rumah baru, meninggalkan debat kusir, melepaskan memori masa lalu, menghapus file file lama yang akan menganggu perjalanan.

Sudah saatnya dengan ketegasan tanpa ragu beranjak dari kost kost an lama ke rumah baru yang walaupun masih sederhana, tapi disini kita nyaman dan merasa berarti, memiliki jiwa merdeka dan behagia tanpa pencitraan.

Sudah saatnya meninggalkan semua atribut lama baik secara fisik maupun psikologis, menanggalkan semua yang bisa menganggu jalan pikiran untuk fokus menuju arah baru.

Sudah saatnya memisahkan diri dengan mereka yang masih sibuk dengan amal amal lama yang kita semua tidak awam dengan apa yang mereka lakukan.

Sudah saatnya menapaki jalan baru secara totalitas tanpa ragu untuk membesarkan narasi politik yang memang secara de facto dan de jure berbeda total dengan apa yang mereka ributkan.

Jangan lagi sibuk meyakinkan mereka dengan narasi dan langkah perjuangan yang akan kamu tempuh kedepan, karena hal ini adalah tetap ajaran sesat bagi mereka, waktumu akan mubazir percuma.

Arah Baru Indonesia akan memasuki fase berikutnya, insyaAllah deklarasi demi deklarasi akan terus dipersiapkan di seluruh indonesia, segera move on tingkat tinggi dari obrolan politik warung kopi menuju riset ilmiah yang kredibel, kita butuh banyak energi, maka jangan kotori hati dan buang waktu sia sia.

Jangan lagi meyakinkan mereka mereka yang tidak akan pernah yakin dengan jalan yang kamu putuskan, segera tinggalkan majelis lama secara total tanpa ragu.

Left lah grup grup Wa yang gak perlu, unfriend semua teman teman medsos yang masih nyinyir dengan narasimu, yang masih menggunjing langkahmu, unfriend untuk saling menjaga hati dan perasaan dan agar kamu tidk terjebak meladeni gosip mereka, fokuslah ke negara, fokus lah ke narasi besar.

Berangkatlah tanpa menyisakan dendam, karena hati yang berkarat tidak akan mampu memikul beban berat, bersihkan hati, luruskan niat, baca lagi makna hadits niat dan hadits hadits hijrah maknawi, terus melangkah kedepan, urusan isi hati dan dada itu domain nya Allah, fokus bersihkan hatimu bukan omongan orang lain, angkat koper dan berkemaslah.

Tidak ada kebenaran tanpa kesabaran dan tidak ada kebenaran tanpa totalitas, narasi besar politik ini tidak bisa disambil sampingan, agar tidak terulang narasi lama yang akan menuju kegagalan yang serupa.

Tidak ada sikap netral dalam politik dan tidak ada tempat buat ragu ragu dalam bersikap, kebenaran sifatnya seperti matahari di siang hari yang terang tanpa samar dan jelas tanpa ada syubhat sedikitpun.

Arah Baru Indonesia memasuki tahap demi tahap kerja kerja besar dan serius, maka kalau kamu masih sibuk dengan hal yang berbau lama dan berbau mistis, tanyakan lagi pemahamanmu tentang Arah Baru ini.

Indonesia saat ini dihuni lebih dari 250 juta penduduk, 235 juta diantaranya adalah muslim, sungguh ladang kita didepan mata begitu besar, jangan sibukkan pikiranmu mengurus orang orang kerdil kalangan minoritas yang sudah limit semangat belajar dan semangat berubahnya.

Arah Baru Indonesia melangkah pasti tanpa ragu, tanpa penyesalan, tanpa menoleh ke belakang, politik versi kita adalah pertarungan sengit dan pasar persaingan sempurna bukan kasih sayang dan terus mengharap belas kasihan orang lain.

Segera petakan jalan barumu, segera petakan narasi besarmu, dan segera hijrah dengan segala maknanya dengan mental, jiwa dan semangat baru menuju lapangan hijau dimana rakyat indonesia dengan semangat disana sedang menunggumu.

Tingkatkan kapasitasmu, skill mu, tingkatkan daya baca mu, saling menguatkan dalam sumber daya antara teman seperjuanganmu, fokuslah hal hal yang produktif begini setiap kamu bangun dari tidur, ingat lagi misimu menjadikan negeri ini besar dan negara utama di dunia bukan menjadikan egomu lebih besar diatas kepentingan negara. Negara nomor 1, Organisasi no 2 dan diri sendiri nomor sekian dan terakhir.

Selamat berjuang teman teman semua, tatap masa depan, disana ada keoptimisan dan semangat yang prima, disana ada jiwa jiwa merdeka dan ada antusiasme tinggi khas kaum millenial yang cerdas, cekatan, dan punya aura kemenangan. aura nya  generasi baru indonesia.

Tengku Zulkifli Usman.
Arah Baru Indonesia.