Friday, December 29, 2006

Militansi Itu Endurance

Ikhwan silahkan simak tulisan berikut:
Oleh : Reza Ervani *)

Dengan gaya bahasa yang indah, Buya Hamka bercerita tentang Sufyan bin Abdullah yang bergelar Abu ‘Amrah datang kepada Nabi Muhammad saw, meminta fatwa yang segenggam picing, tentang pendirian di dalam hidup.

Abu Amrah minta diterangkan inti agama, yang jikalau utusan Allah itu mengajarkan kepadanya, dia tidak perlu bertanya kepada orang lagi.

Maka turunlah sabda itu : Qul, Amantu Billahi, Tsummastaqim

Jika para khotib mengibaratkan da’wah sebagai marathon, mubaligh menganalogikannya dengan triathon, maka sungguh bahasa aslinya itu tidak tergantikan.

Maka tegaklah dengan teguh, istiqomahlah, laksana batu karang diujung pulau menerima hempasan segala ombak dan gelombang yang menggulung; setiap ombak dan gelombang datang, setiap itu pula ia membawa zat yang akan menambah kokoh dirinya. (HAMKA, Pandangan Hidup Muslim)


Ketahuilah, godaan para aktivis bukan uang dan cinta, tapi melompat jauh sebelum kaki kuat berjalan.

Mengkonsumsi literatur-literatur harokah memang mengasyikkan, tak seperti sesaknya nafas ketika menyelami referensi-referensi dasar diniyah. Padahal dari ulama-ulama zaman-zaman awal itulah dasar-dasar langkah diletakkan, sehingga karena itulah kekuatan Fi Zhilalil Quran Sayyid Quthb muncul pada kombinasi yang serasi antara kontemplasi kontemporer dengan maroji’ ma’tsurah.

Pola sama pula yang menyebabkan generasi kita cepat lelah dalam majelis-majelis hafidzul Quran, tak seperti semangat menggebu dalam training-training pergerakan yang terlalu penuh dengan kepalan tangan ke langit, yang lama kelamaan tak ubah seperti yel-yel tanpa energi.

Semangat mengkaji, yang diteladankan Imam Bukhari yang sampai dua kali mengisi minyak lampunya sepanjang malam berganti sudah dengan mental copy paste dan plagiator. Menjadi semakin akut dengan komplikasi mental Al Walid ibn Uqbah ibn Abi Muith. Terus menjadi kronis dengan varian-varian dan derivatif semacam Al Lamz, An Nabz dan Jassa.

Militansi itu Endurance.

Jangan terlalu cepat ketika berbelok, karena bisa keluar dari lintasan, begitu ungkap sahabat : Ijlis bina’ nu’min sa’ah. Ada pula saat memilih urut-urutan rambu, tapi susunannya pun telah terang dan jelas :hikmah, mauizhoh hasanah barulah jadal, itupun dengan dua syarat : best and most gracious.

“Cobalah pasang dan susun jiwa kembali. Kembali ke dalam istiqomah, niscaya terbuka kembali hidayah. Niscaya hilanglah bayang-bayang dari sesuatu yang tidak ada hakikatnya itu ... Niat hati hendak istiqomah, dan Tuhanpun memang menyediakan jalan yang mustaqim ... Asal istiqomah tak pernah lepas, jalan itu pasti bertemu ... (HAMKA, Pandangan Hidup Muslim)


Lalu, kita tutup dengan lantunan bahasa langit yang indah itu :

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu".
(The Holy Quran Surah Fushshilat ayat 30)


Sungguh Maha Benar Allah dengan segala firmanNya.

Allahu ‘Alam

*) bisa diminta versi pdfnya ke penulis di 0818648142

Jihad Sabiluna


Dakwah ini tidak mengenal sikap ganda. Ia hanya mengenal satu
sikap totalitas. Siapa yang bersedia untuk itu, maka ia harus hidup
bersama da'wah dan da'wahpun akan melebur dalam dirinya. Sebaliknya
barangsiapa yang lemah dalam memikul beban ini, ia terhalang dari
pahala besar mujahid dan tertinggal bersama orang-orang yang duduk,
lalu Allah SWT akan mengganti mereka dengan generasi lain yang lebih
baik dan lebih sanggup memikul beban da'wah ini (Hasan Al Banna)

keterangan foto:
Ketua MPR Hidayat Nur Wahid bersama warga membersihkan lumpur sisa banjir yang menggenangi Masjid Al Hidayah Manggarai Utara, Jakarta, Kamis (8/2). Kegiatan tersebut merupakan aksi bersih lingkungan kerja sama dengan Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) yang bertujuan untuk membangkitkan semangat masyarakat tentang nilai kebersihan pascabanjir.

Tuesday, November 21, 2006

Qiyyamulail=ritual dalam rangka meminta kelapangan hati dan kemuliaan diri

Dulu sholat malam itu sulit sekali...bahkan bisa dibilang tak pernah, sehingga ketika malam malam berlalu ada perasaan berdosa yang amat sangat pada keni'matan yang satu itu. Umar saja pernah berkata, jika bukan karena ni'matnya qiyyamulail dan berjihad dijalanNya, niscaya aku tak kan pernah betah untuk hidup didunia.
Aku pernah berikrar suatu saat nanti aku bisa memberikan sesuatu pada Tuhanku, sesuatu yang begitu membanggakan diriNya akan adanya aku karena aktivitasku yang satu itu. Pernah aku berjanji bisa memberikan hak-hak Tuhanku tanpa rasa keberatan dan kepayahan sedikitpun, malah semakin merasa ni'mat dan selalu merasa kurang meniti satu-persatu rakaat sholat malamku. Mungkin butuh segunung hidayah untuk dapat bangun dan sholat malam setiap menjelang subuh, atau butuh karomah malam lailatul qadar untuk bisa merasa butuh sholat malam terus menerus...wallahu 'alam.
Tapi tiba-tba saja semua itu terjadi dan aku merasa biasa....
Sejak sebelum ramadhan tahun ini dan selepas ramadhan kali ini...rutinitas ini menjadi kebahagiaan tersendiri buatku, bahkan menjadi ibadah yang aku tunggu-tunggu kehadirannya...
Alhamdulillah...ternyata hidayah itu mulai membanjiri kalbuku...benarkah ini ya Tuhanku?
Jangan biarkan ini pergi lagi dari ku Ya Rabb...
Biar kusiram tanaman hidayah ini sepanjang hari..sampai berbuah kerinduan akan syurgaMu...
Bagai petani yang tak pernah lelah menebar benih padi dan mengamati sawahnya setiap hari...menunggu hari panen tiba dikemudian hari...
Mengusir semua hama yang menggangu dan menangkalnya dengan anti hama....
Ya Rabb biarkan hamba menjelma menjadi petani itu...

Thursday, November 16, 2006

Pagi yang penuh dengan Ide

Kenapa gagasan dan keberanian hidup itu muncul ketika mata ini mulai terbuka...
setiap tingkah dan kelakukan selalu saja memunculkan mimpi yang luar biasa berani walaupun tanpa perhitungan yang jeli.
Entah dari mana datangnya tekad yang nekadnya gak ketulungan.
Sesaat aku tertawa melihat tingkah seorang pemimpin yang merasa dirinya begitu mulia dihadapan orang-orang, merasa paling taqwa dan paling tinggi keimanannya...sampai-sampai berita tentang dzikirnya yang tak habis-habis dari mulai naik sampai duduk didalam kendaraan mewahnya tersebar diantara bawahannya sehingga mendulang decak kagum betapa malaikatnya orang ini...
Kesombongan yang dia sangka adalah kesombongan terhadap kekafiran dihadapan orang-orang yang belum mampu mendapat hidayah hidup syariah menjadi kebanggaan yang harus ditampakkan dihadapan lawan bisnisnya yang akhirnya menuai cibir dan tak layak dijadikan panutan sebagai muslim haqqah...
padahal semua orang tahu bagaimana tingkah lakunya sebelum itu...
bagaimana pertanggungan perjalanan dinas yang berhambur uang corporate yang diklaim sebagai perjalanan jihad seorang musyafir teladan.
apalah artinya nilai hidup yang mulia ketika dibanggakan dan berakhir dengan berita keburukan personal.
seperti merusak susu sebelanga...
sang pemimpin masih merasa disanjung-sanjung dan dipuja padahal seluruh punggawanya berniat busuk dan mengumpat-ngumpat dalam hati ketika dia berkata mengeluarkan fatwa dan kebijakan.
Ada seorang yang sungguh berniat menasihatinya yang tentunya adalah bawahannya, tapi hanya dipandang sebelah mata dan dicibir diseluruh penjuru bibir dituduh sok suci dan hendak diucap sok pahlawan, alangkah kerdil sang pembesar...dan alangkah hina sang penerima kritik yang tak mampu menjawab kritik yang bijak.
Beberapa saat kemudian sang bawahan menjadi seorang yang didzolimi...dituduh antek-antek perusak mimpi dan penyebar fitnah dan makar terhadap kekuasan legal yang sedang berjaya.
Kisah ini hadir diantara lantunan asma ilahi dan ucapan salam yang penuh dengan sejahtera dan damai.
rekan sejawatnya pun bertingkah laku aneh dan menyesatkan, merayu seorang wanita molek, memeluk dan mencium padahal mereka bukan muhrim dan kelebat aroma mesum mulai tersebar diruangan tertutup dari penglihatan orang-orang. rekan kita yang satu ini juga sering minta bagian setelah bisnis koleganya tembus seperti yang tidak kita bayangkan harus terjadi disebuah institusi yang harus disebut institusi islam bukan ......Islam.
We are not selling islamic....product...but we are islamic institution doing .....
alangkah jauh antara tingkah laku dan harapan syurga yang dikejar....
sepertinya jika aku tetap berada dilingkungan ini, lama kelamaan racun itu mulai menyebar diantara aliran darahku dan aku begitu yakin suatu saat kejadian yang dulu pernah aku lihat akan terlihat lagi...
kejatuhan seorang CEO dihadapan pemujanya...
dan dia harus menangis pilu atas kejatuhannya itu...
soo long evil................

Tanya donk

Kenapa ada Syaithan?
kenapa ada Iblis?
Kenapa ada kejahatan?
Kenapa ada Kebaikan?
Kenapa ada keburukan?
Kenapa ada Kebajikan?
Kenapa harus ada neraka?
Kenapa harus ada syurga?
Kenapa harus bekerja?
Kenapa harus menikah?
Kenapa harus hidup?
Kenapa ada kematian?
kenapa ada akhirat
kenapa harus ada hari penghisaban?
Kenapa kita harus punya uang?
Kenapa kita harus punya rumah?
Kenapa kita harus punya mobil?
Kenapa kita harus punya jabatan?
Kenapa harus ada perjuangan?
Kenapa mesti pembelaan?
kenapa harus ada yg tertindas?
kenapa ada kedzoliman?
Kenapa harus ada yang terbunuh?
kenapa selalu ada fitnah?
kenapa selalu ada penghianatan?
kenapa selalu ada perselisihan?
kenapa harus ada negara?
kenapa harus ada Amerika?
kenapa ada George W Bush?
kenapa ada jiwa seperti kamu?

Jawabnya satu:
karena aku, ada.........

Thursday, November 02, 2006

Bintang Langitku

Kilas balik awal perjalanan hidupku, yang kusangka kemarin baru saja berlalu, yang kini mungkin tinggal seperempat abad lagi....ta'jubku..hanya pada Rabb yang selama ini membeking hidupku.
Kisah seorang anak manusia yang tiada pernah kesudahan keriangannya, yang mungkin hanya merasakan sedikit-sedikit pahit getirnya hidup, itupun mungkin terjadi karena kebodohan dan kesesatannya sendiri.
Sejatinya...hidup 30 tahun ini sungguh indah...dan tiada pernah kukeluhi...disetiap detil tingkahku dan reward yang kuterima karena tingkahku itu sungguh diluar logika dan kebiasaan jalan hidup seorang anak adam.
Bahkan ketika kemungkaran yang kukerjakan pun tak pernah berakhir kesesatan, selalu ada hikmah disana yang menunggu untuk ku pungut. Entah azab itu nanti menunggu, aku tak pernah memikirkannya, yang ku benakkan bagaimana menjawabnya ketika Rabb ku bertanya tentang perkara itu.
Kusangka memang Rabb ku sudah menjamin kebahagiaan ku untuk didunia ini...karena aku merasa tak merasa susah...
Walau sesusah apapun perkara yang menghimpitku, aku hanya berpikir Rabbku pasti tak pernah mencelakakannku dan mendzholimiku...dan pengalaman seperti itu hanya kuperoleh satu kali dalam hidupku..yaitu ketika aku menikah...dan memiliki semua mimpi yang pernah aku impikan...
Sungguh aku ridha hidup seperti ini dan aku merasa menjadi lelaki terbahagia diatas muka bumi ini.
Dan kini aku masih ingin bermimpi.....
Terima Kasih Ya Robb atas anugerah hidup yang Engkau berikan padaku....sungguk aku tak sanggup membalas apa-apa, bahkan amalan ibadahku pun tak mampu menebus semua ke Rahmanan dan KerahimanMu...
Sungguh tiada arti aku....
Sungguh hinanya aku ketika berma'siat padaMu
Sungguh jika Engkau perintahkan aku untuk membunuh Iblis dan seluruh pasukannya yang ada didunia dan diakhirat, mungkin tiadalah cukup pahalanya untuk membayar mahar keni'matan hidup yang Kau berikan.
Satu kupinta Ya Allah...
Mohon wafatkan aku saat dalam keimanan yang tinggi...atau dalam kilatan asap mesiu perjuangan jihad dijalanMu...
Atau wafatkan aku dalam deru debu langkah-langkah jihad fii Sabilillahku untukMu....
Dan jangan kau biarkan aku dalam kesesatan setelah Engkau beri aku HidayahMu.
Sungguh sulit menemukan mata air kesyukuranku padaMu ya Rabb...
Sesulit aku menebus dosa 30 tahunku....
Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala aliihi wa shahbihi ajma'in.
Rabbana aatinaa fidunya Hasanah wa fil akhiratii hasanah wa qinaa adza bannar....
Amiin ya mujibas sa'ilin..

Monday, October 16, 2006

Ramadhan Kali ini

Ramadhan kali ini langit terasa cerah dan penuh hikmah
Dan aku begitu leluasanya menghirup hidayah dari Sang Maha
Menangguk kerinduan akan sedapnya hidangan iman
Lupa akan ma'siat yang rajin kukerjakan

Ramadhan kali ini kuhabiskan i'tikaf dimasjid besar dambaanku
Dan lantunan tasbih qur'an ku mengalir dengan lancar dari lidahku
Menghirup atmosfer maghfirahMu yang bertebaran di udara
Lupa akan kesenanganku mendzolimi orang-orang disekelilingku

Ketika tiba saatnya duduk dimajelis dzikirMu...
mendengar kisah para sahabat yang mampu mengkhatamkan qur'an sebanyak 8 kali sehari
semalam, atau kisah imam Syafi'i yang bisa khatam 60 kali selama sebulan...
Dimana aku saat itu?

Atau ketika pasukan Muhammad terdesak dilembah Uhud dan Rasulullah banyak terluka disekujur tubuhnya....dan para sahabat bermandikan darah melindungi baginda....
dimana aku saat itu.

Atau ketika mendengarkan kisah perang karbala, dimana sayyidina husen terbunuh oleh dua orang dari kalangan khawariz...dan ketika mereka tengah merayakan kemenangan atas terbunuhnya cucu kesayangan Rasulullah itu..
Mereka memenggal kepala sayyidina husen dan mengirim kepalanya ke mesir...
Dimana aku saat itu?

Wahai kaum pendengar setia titah abadi baginda Rasul..
Sanggupkah kita memetik kesedihan demi kesedihan akan peradaban
Yang tak mampu kita ubah dengan linangan air mata
Atau keprihatinan akan putusnya wahyu Illahi
Dimanakah pendamba kemenangan takbir Muhammad Al Fatih sang pembebas Konstatinopel
Rabbku...alirkan dalam darahku jiwa ksatria Umar Ibnul Khatab...
Biar ku hancurkan nafsu amarah dalam diriku untuk menebus kesucian hatiku
Biar ku hela pacu kuda istiqommahku
menuju syurga abadi para anbiya....

Thursday, July 20, 2006

Kemana Perahu Kami Berlayar

Ingatan kami kembali ke awal perjalanan ini
Disaat mata baru terbelalak menatap indahnya dunia
Dan A, B, C pun mulai kami baca
dengan tuntunan Ibu Bapak Guru sekalian
Lalu... A, B, C itu menjelma
membawa kami ke Saudi, ke Amerika, Jepang dan Jerman...

Disaat kaca jendela dewan guru pecah
oleh bola kaki tendangan kami
Itu karena nakalnya semangat kami
Dan itu kami bawa kehadapan dunia
dengan pengharapan dan keridhoan Guru-Guru kami
Lalu pecahan kaca jendela itu
membawa kami ke kursi parlemen
Bahkan duduk sebagai pejabat negeri ini
dengan gaji Masya Allah...

Subhanallah... Ibu Bapak Guru,
Kami jadi diri yang mampu berdiri
di kaki-kaki kecil kami,
padahal kami dulu bukan apa-apa
Bukan karena kekuatan dan kecerdasan kami semata
Tapi karena jasa Ibu dan Bapak Guru kami
Semoga jasa Ibu dan Bapak Guru
tetap dalam hitungan tak terhingga
oleh Tuhan yang Maha Pemurah
Dan kami takkan pernah melupakan
titik pena yang Bapak Ibu ajarkan
pada kami di bangku sekolah

Salam Sujud dan Cinta Kami
Alumni Majelis Taklim 31

Wednesday, May 03, 2006

MT31 KENANGAN PERJUANGAN DA’WAH DIBANGKU SEKOLAH

Sejatinya MT31 atau Majelis Ta’lim SMA 31 adalah wadah siswa/i SMA31 dalam menimba ilmu agama di bangku sekolah, dimana disaat itu jam pelajaran agama Islam hanya dapat dini’mati selama 2 jam setiap minggunya.

Uniknya, MT31 berubah menjadi organisasi ideal yang diisi oleh para siswa/siswi muslim yang tidak hanya berprestasi dibangku sekolah tapi juga aktiv di ladang-ladang da’wah dilingkungan SMA31.

Semua ini tak lepas dari peran Alumni SMA31 yang juga nota bene alumni MT31. Keadaan ini berjalan secara berkesinambungan selama kurang lebih 10 tahun, lalu kemudian karena kelangkaan SDM, dan juga alumninya yang mulai sibuk dengan aktivitas kuliah dan pekerjaannya sendiri-sendiri, MT 31 dinon aktivkan dan kemudian dilebur kembali kedalam ordinat organisasinya yaitu ROHIS31.

Sayangnya kejayaan MT31 tidak diikuti oleh ROHIS31. Karena dari segi SDM MT31 dapat mengumpulkan 30 sampai dengan 60 orang pengurus dalam setiap kegiatan yang MT31 laksanakan mulai dari PI (Panorama Islam), PK(Pengajian Kelas), Renungan Malam (Muhasabah) dan kegiatan hari-hari besar Islam lainnya mencakup Pesantren Kilat dan Daurah dalam rangka mengkader pengurus-pengurus baru yang kompeten dan juga militan.

Kemarin, tepatnya tgl 02 Mei 2006, bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional, alumni MT 31 datang kembali ketempat mereka belajar a,b,c dulu. Tempat dimana mereka dahulu dituntun oleh guru-guru terbaik mereka dijamannya. Dimana kemudian a,b,c itu bisa membawa mereka sampai ke Saudi, Amerika, Jerman dan Jepang.

Tempat dimana dahulu kaca jendela ruang dewan guru pecah akibat tendangan bola kaki karena nakalnya semangat mereka. Tempat dimana akhirnya kaca-kaca jendela itu membawa mereka juga duduk di kursi parlemen bahkan menjadi pejabat negeri ini dengan gaji masya Allah.

Kemarin banyak mata yang basah karena kenangan itu. 143 orang Guru dan 25 orang alumni bersama-sama menitikkan air mata karena kenangan indah dulu. Termasuk saya yang secara spontan mencoba menggoreskan pena untuk merangkum kenangan-kenangan dalam bait-bait puisi amatiran.

Kami datang ke 31 dengan sekotak konsumsi dan sebuah bingkisan buat masing-masing guru. Tapi rasanya tak cukup hanya itu. Kue yang rasanya juga tak seberapa dan bingkisan yang juga mungkin membuat mereka tersinggung, apalah artinya. Dari bangku sekolah tempat kami berangkat mengejar cita-cita kami ucapkan penghormatan tertinggi pada ibu dan bapak guru...selamat pak dan bu guru kalian tetap jadi pahlawan dihati dan hari-hari kami....

Haryono (kelas 1.3/ 2 Bio 3/ 3 Bio 2)

Alumnus Angkatan 1995

Eks Wakil Ketua Osis Tahun 1993

Eks Wakil Ketua MT31 Tahun1994

Anggota Ikatan Alumni MT31.

Member milis Alumni_Smantisa@yahoogroups.com

Member milis 31High-95@yahoogroups.com

Monday, January 16, 2006

Dan do'aku di ijabah

Dan do'aku di ijabah

Permintaanku untuk hengkang dari cipulir telah didengar oleh Allah...
dan aku merasa yakin sekali setiap do'aku masih didengar, karena aku telah berhasil menyingkirkan su'udzonku pada-Nya.
dan aku masih mendo'akan hal yang lain lagi untuk hidupku...
kali ini dengan sepenuh hati