Saturday, November 12, 2011

Kasi ringan beban dipundakku yaa Robbi....


Terukir indah didalam Al Qur'an betapa bodohnya manusia, merasa sanggup diberi amanah oleh Sang Khalik. Dan kini aku semakin tahu apa arti amanah dan tanggung jawab itu semua.

Didalam benakku, kini hari demi hari yang kujalani tak pernah sepi dari segala rasa resiko...seakan-akan mengajarkan aku arti menjadi seorang khalifah. Dan kini semuanya bermula, dimana segala pertanyaan butuh jawaban dari otak dan hatiku...jawaban yang tak hanya perlu ditanggung jawabi di atas dunia ini, tapi sampai akhirat kelak.

Sehingga ketika aku hendak memutuskan suatu perkara, maka terbayanglah ribuan jalan sejarah bergegas menuju takdirnya, entah itu tentang nasib anak istri seorang teman, tentang nasib seorang penghianat yang tega melukaiku, atau tentang seekor kucing yang meminta sepotong daging didepan kamarku.

Aku merasa penuh kuasa atas takdir-takdir mereka, karena dari semua keputusanku yang ditakdirkan Tuhan untuk aku ucapkan menjadi kenyataan hidup pada diri mereka...alangkah sombongnya aku....

Tapi jika bukan aku yang mengucapkan itu semua, siapa lagi dan memang harus ada yang mengucapkannya, aku hanya menjadi yang terpilih diantara milyaran keputusan yang Tuhan takdirkan untuk keluar dari mulutku... Yaa Robbi betapa berat pundakku.

Tidak bisakah aku hanya menonton saja melihat semua bermain dengan ceria seperti anak-anak ku yang begitu merindu bertemu abinya saat pulang kerja, atau ijinkan aku berada dibalik layar ini semua, tanpa perlu tahu bahwa keputusan itu aku yang tanggung jawabi!

Robbi aku kecil tak ada arti dihadapan-Mu...
Apalah arti aku ya Robb...yang menyandang beban begini hebatnya, aku tak kuasa untuk bisa mengurusi dosa-dosaku pada-Mu ya Robb, dan aku juga tak kuasa untuk memastikan anak-anakku dapat rejeki yang halal dari Mu lewat tanganku, urusan dunia dan akhiratku pun aku tak tahu pasti, neraka-kah tempat kembaliku atau aku diijinkan tidak oleh-Mu untuk menginjakkan kaki di syurga-Mu, pantaskah aku mengurusi orang diluar diriku yang semua takdir mereka Engkau yang kendalikan, aku ingin Engkau rontokkan satu-satu beban ini yaa Robb...agar tak bertambah dosaku pada orang-orang yang berharap terbaik dariku...

Mungkin ini saatnya aku mengadu pada-Mu, atas segala keterbatasanku dan pengetahuanku tentang apa-apa yg aku hadapi kini, saat setiap orang menengadahkan tangan dihadapanku meminta pengharapan terbaik atas jalan hidupnya...lalu aku mengembalikan semuanya keharibaan-Mu meminta belas kasih-Mu agar aku tak salah mengambil keputusan.

Dan berharap akupun Engkau berikan pengharapan terbaik ketika bermunajat dikolong langit dunia yang fana ini...meminta agar Kau matikan aku dalam kondisi keimanan terbaikku...atau saat darahku mengalir diantara debu jihad yang berterbangan saat membela kehormatan ummat nabi-Mu....

Ijabah do'a ku yaa Robb...
Seperti kucing yang kini sedang menyantap sepotong daging, hasil do'a-nya diharibaan-Mu untuk diberi rezeki dari tangan mungilku....

Saturday, October 15, 2011

Surat untukmu Nabi


Assalamu'alaikum yaaa Rasulullah...
Salam bagimu wahai baginda yang mulia
Engkau mungkin tak pernah mengenalku...karena beribu jarak antara kita Ya Rasul mulia...

Tapi aku cukup mengenalmu wahai nabii yang kusanjung selalu...
Ingin kukabarkan padamu wahai Rasulullah betapa aku merindukan melihat wajahmu...dan bertegur sapa denganmu...entah apa rasanya bisa berjumpa dengan mu walau hanya dalam mimpi
Seperti dirimu yang pernah aku lihat sekali dalam mimpiku, dulu sekali..saat semua waktu masih bermula dan aku masih belia....

Yaa Rasululullah ijinkan aku berkirim kabar dengan mu lewat tulisan ini...
Kini ummatmu tengah terlunta-lunta wahai nabi...
Diterjang gempa zaman yang memaksa mereka untuk lupa pada Robb kita dan tentunya dengan semua petuah-petuahmu...

Tak ada yang dapat menolong kami wahai nabi...benar tiada yang dapat menolong kami kecuali ketika kami berpegang kepada 2 warisan mu yang sangat berharga itu...Qur'an dan hadist dari mu...
Wahai nabi yang begitu mencintai ummatnya...ingin kubaca berulang-ulang siroh tentang mu saat engkau hendak berangkat ke haribaanNya, saat bibir-bibir lemahmu disaat sakaratul maut berucap ummati-ummati-ummati...

Betapa teriris-iris hatiku wahai nabi ketika membaca itu semua..
Engkau yang begitu mencintai kami sebagai ummatmu tak sanggup membalas semua cinta sucimu buat kami...hinanya kami wahai Rasul Allah yang mulia...ya hinanya kami

Aku pun juga begitu, begitu banyak gumamanku untuk bisa mencintaimu tapi sangat sulit membuktikan itu semua, walau hanya mencicil semua sunnah mu satu-satu rasanya masih kurang saja untuk bisa membalas semua rasa cintamu kepada kami wahai nabi...

Ya Rasulullah...siapakah yang dapat menolong kami saat duka-duka kami berserakan dijaman ini...tanpa pemimpin yang bisa membimbing kami menuju keridhoan Robb kita..
Rasanya sulit sekali menyentuh dinding maghfiroh tanpa engkau hadir disini yaa Nabi...

Begitupun aku...yang terlunta-lunta keimanannya...
Terlalu tipis bedanya antara kebaikan dan keburukan yang aku kerjakan disini...
Sulit sekali memberikan hidup ku bulat-bulat hanya untuk Robbil Izzati..tidak seperti sahabat-sahabat yang hidup dijamanmu...yang begitu bersemangat dalam beramal, selalu haus akan ilmu dari dirimu wahai nabi..

Wahai nabiyullah..Muhammad bin Abdillah aku pun rindu berziarah ke makam mu, makam yang diatasnya bernaung kubah hijau yang indah..
Aku bercita-cita bisa ke makam mu wahai nabi...dan menumpahkan segala keluh kesah ini sambil berdo'a sudilah kiranya Alloh azza wajalla mengijabah do'a-do'a ku.

Tapi do'aku pun pasti tak jauh dari urusan dunia...
Pasti yang kudo'akan adalah diberik kekayaan rezeki yang banyak yang berkah yang halal...

Aku mungkin tak pernah berdo'a bisa berjumpa dengan mu di padang mahsyar nanti....
dan mengiba syafa'at darimu wahai nabii

Do'akan aku wahai nabi...
Agar kita bisa berjumpa suatu saat nanti...
Bantu aku dengan do'amu ya nabi
Agar aku bisa mendapat syafa'at darimu dan mendapatkan pengampunan dari Robb kita
atas semua dosa-dosa dan maksiat duniaku....
bantu aku wahai nabi ku...

Allohumma sholli 'ala sayyidina Muhammad....
Rindu dan air mataku untuk mu nabi...
Wassalamu'alaikum...ya Rasulullah...

Monday, July 25, 2011

Ramadhan...engkau datang lagi kasihku....


Ramadhan...engkau datang lagi kasihku....
Sematkan semangat ibadah dalam kealpaanku terhadap Tuhanku...
Aku runtuh disini...dikaki langit bumi yang mendesakku untuk tidak berbuat dosa...
Sungguh aku tidak tenang menjalani hidupku kini...tanpa kenyataan yang pasti bahwa aku dalam selimut ridho Illahi...

Dan memang aku tak pernah sempurna mengabdi pada Robbku...selalu saja ada ambisi pribadi disana dan tak pernah ikhlas mendulang hidup hanya untuk memenuhi hak-hak Robbul izzati..

Aku mulai muak dengan semua titik hijrahku..selalu saja perahu yang berlayar itu aku bolongi geladaknya demi nafsuku
Apakah yang sedang terjadi pada diriku wahai Robb?
Apakah ini pertanda akhir dunia ku atau justru gunung yang akan berhasil aku lompati...
Robb...sediakan kolam mandiku dalam Ramadhan ini...
Agar aku bisa mandi sepuasnya dan membersihkan dosa-dosa karatku yang mulai membusuk...
Aku tak pernah merasa jaya dan menang atas duniaku hanya saja aku tak pernah sanggup berucap bahwa hanya Engkau saja tujuan hidupku....
Aku tak pernah sanggup berkata benar atas ibadahku tapi tetap saja aku berusaha menyakinkan bahwa Engkau selalu suka atas semua aktivitas maksiatku...
Naifnya diriku wahai Robb....

Ramadhan...engkau datang lagi kasihku...
Izinkan aku wahai Robb berlama-lama didalam masjidMu sambil meruntuhkan air mata duka atas dosa-dosaku
Izinkan aku wahai Robb untuk tau persis bahwa ayat-ayat Qur'an Mu dapat melunakkan hati kasarku dan mengobati luka-luka perih akibat maksiat denganMu...
Izinkan aku wahai Robb untuk merasakan haus dan lapar dalam shoumku dan mendapatkan pahala terbaik sebagai balasan dari puasa ku itu...

Kasi izin aku wahai Robb...
Engkaulah pelabuhan terakhirku.....

Friday, March 11, 2011

Bungkam...

Jujur saja, aku telah jauh melangkah dari ini semua, dari segala cita-cita iman yang pernah aku idamkan, dari setiap hidayah yang tetap ada walaupun sedikit.
Aku mengingkari segala keluguanku kini, yang ada hanya sombongnya langkah.
Entah mulai dari mana untuk merestart semangatku, entahlah
Aku sudah mulai melupakan masa kecilku, melupakan asalku yang berangkat dari kesendirian optimisme. Bahkan aku lupa dengan jiwa yang dulu begitu peka melihat setiap fenomena, mungkin ini akibat idealisme yang dulu kukubur dibelakang rumahku sesaat hendak berangkat meraih dunia.
Semua berjalan cepat sekali dan tiba-tiba aku melihat rambut putih yang tumbuh dekat pelipisku.
Dan aku mentertawakan itu semua. Seakan memang tak ada lagi sosok yang bisa aku teladani untuk benar menghadapi kesalnya hati.
Cermin yang dulu aku lihat kini berubah menjadi sosok yang mati hati.

Milenium yang beranjak Pulang

Jagad ini mungkin sudah tua, sesuai dengan peradaban yang disandangnya. Aku bermimpi melihat cakrawala yang membiru diufuk sana, tapi tak tau apa artinya. Aku baru merancang hidup dengan segala suka dukanya. Menuju kefanaan yang berarti kematian. Semua merasa akan hidup selamanya demikian juga aku.
Di jagad yang semua orang hidup ini, aku merasa tidak sendiri, berteman malaikat maut yang setiap saat mengintai langkah-langkahku.
Masih saja orang-orang berjalan menuju kuburnya masing-masing demikian juga aku.
Entah dijagad mana aku mati dan yang kutahu pasti kembali menuju kampung halaman yang sejati...akhirat.
Aku masih punya seribu harapan dan mimpi, dan salah satunya berdiri diujung cincin saturnus yang bergerak perlahan.
Aku tahu persis itu pasti terjadi, tapi mungkin tidak dengan raga kasar ini, mungkin dengan nyawa yang tak pernah bisa diam dan selalu dinamis ini, tidak.
Mungkin tidak dengan dunia yang hingar bingar ini....tidak.
Mungkin disunyinya laut dalam yang bergerak perlahan menuju surutnya.
Mungkin tidak dengan benakku yang berisi pasir penuh debu bulan yang lebur.
Seluruh buku-buku tanganku mencoba untuk membentuknya, tapi mungkin tidak dengan caraku tapi cara-Nya.
Dan aku berlalu dengan kesedihan akan hilangnya tatapan tajam dari seorang pembunuh.
Yang selalu saja berdiri diatas bayang-bayang yang aku duduki.
Dialah masa laluku.....

Wednesday, January 26, 2011

Sekali Hidup

"Jika hidup hanya sekali...lalu pahala seorang syahid sungguh merupakan janji dari Robb yang tak pernah ingkar janji...lalu mengapa kita masih saja disini...disesaki kemaksiatan dan kelemahan hati untuk membela setiap jengkal kehormatan ummat Muhammad dari penghinaan kaum kuffar...lalu mengapa kita masih saja disini..berkumpul dirumah-rumah dan bermanja-manja dengan anak-anak istri kita...sedangkan akhirat itu kekal abadi....."

Beberapa tahun yang lalu aku sempat punya cita-cita berhaji dan tak pulang-pulang karena langsung pergi ke negeri para mullah untuk menggadaikan diriku dihadapan Robb yang Maha Agung...
Tapi kini rasanya semakin jauh dan jauh...cita-cita itu sepertinya tak kan pernah kuraih...karena mempersiapkan diri sebaik mungkin adalah modal utamanya, kini aku bukan tidak sedang menyiapkan apa-apa malah semakin tenggelam dengan semua hubuddunnya...aku lelah berharap menjadi pilihannya untuk bisa syahid.

Dan mungkin cita-cita itu hanya bisa dimiliki oleh seorang aktivis dakwah dulu sekali...ya dulu sekali ketika dia tak pernah merasakan nikmatnya punya keluarga, merasakan hangatnya dekapan anak-anak dan istri dirumah petak sederhana.

Aku mungkin harus mengumpulkan tekad kembali untuk menggulung memori indah bercita-cita syahid dimedan jihad...entah dimana yang kutahu ummat islam saat ini butuh pejuang dien untuk kembali tegaknya syariat.

Robb...suatu saat, ya suatu saat ketika panggilan itu tiba...kan kujawab dengan teriakan lantang menggema...
Nahnu Sholahuddin...Nahnu Sholahuddin!!!!!

Thursday, January 06, 2011

Inilah aku wahai Robb...

Wahai Robb...tak ada lagi asaku untuk tetap berada dalam hidayahMu...
Tak satupun yang membuat ku pasti untuk bisa yakin dapat menginjakkan kaki disyurgaMu..
Hamba merasa lemah berhadapan dengan hawa nafsu ini...
Robb...ijinkan aku mengumpulkan kembali semua pengharapanku padaMu
Dimana hati telah bercampur antara harap dan cemas...

Inilah aku wahai Robb...
Dengan permasalahan hidup yang aku bawa kehadapanMu...
Yang tak pernah berhasil aku hadapi sendiri tanpa bantuan dan pertolonganMu semata
Tiada gerak tangan dan langkah kaki gegasku merebut hidayahMu kecuali kau ijinkan dia dapat bergegas...secepat mungkin menjemput pahala dan rejeki

Inilah aku wahai Robb
Dengan segala dosa-dosa yang kubawa kehadapanMu... untuk Kau ampuni sau-satu
Untuk Kau bukakan pintu maghfirohMu seluas ciptaan Mu atas langit dan bumi diluar keleluasaan pikiranku yang terbatas dan sempit ini...

Beri aku kesempatan Wahai Robb untuk menjadi lebih berarti bagi orang-orang yang aku cintai...
Beri waktu bagiku wahai Robb untuk menjadi yang terbaik dihadapan istri dan anak-anakku...abang-abangku...kakak-kakakku...
Aku hina wahai Robb dan Engkau sungguh Maha Mulia
beri setitik cahaya yang bisa membersihkan duka dan luka-luka hati karena bermaksiat padaMu...

Robb titip salam untuk ayah bundaku...
Karena kasih sayang merekalah aku hidup....
Beri mereka pembalasan terbaik atas amalan mereka selama hidup didunia dan maafkan setiap inci kesalahan yang pernah mereka lakukan...
Aku jadi saksi atas kebaikan mereka dan betapa besar budi balas yang tak sanggup dan tak sempat kutunaikan untuk mereka....
Dan kini yang tinggal hanya kerinduan yang tak pernah berakhir, sekedar bisa bermanja-manja dalam buaian mereka...

Sampaikan sholawatku atas Pemimpin akhir jaman...Muhammad bin Abdillah...
semoga kesejahteraan selalu tercurah untuk baginda...
dan aku selalu bermimpi berjihad disampingnya sewaktu beliau terdesak di uhud....dan aku rela menjadi tameng hidupnya.....

Hasbunallah wa ni'mal wakiil.....