Tuesday, May 27, 2014

Sang Pembebas

Aku anak manusia yang dilahirkan merdeka,
Tumpah darahku adalah seluruh bumi Alloh yang ditakdirkan kami menjadi khalifahnya..
Negeriku adalah negeri-negeri yang semua nama Alloh banyak disebut di pagi hari, siang, sore, malam bahkan ketika subuh menjelang

Saudara saudara sebangsaku adalah seluruh kaum muslimin yang masih mengucap syahadat, meng-agungkan Robb semesta alam, dan bernabi terakhir Muhammad ibnu Abdullah...mewarisi Al Qur'an mulia dan meniru semua sunnah nabiyullah...
Teman-temanku adalah para ulama zuhud dan semua mujahid Islam yang ikhlas berjuang hingga tegaknya Kalimatullah..hingga diburu diseluruh padang pasir, negeri-negeri tropis, bersalju dan negeri-negeri yang menganggap mereka teroris dan dituduh sekretarian berakhlaq bar-bar oleh musuh-musuhnya..

Negeriku bukanlah negeri yang terkotak-kotak dalam bangsa-bangsa berbataskan demografi, dan aku bukanlah anak bangsa yang ber-ideologikan paham buatan manusia...
Jiwaku didekap dalam lingkungan yang membuatku tak berani berkata tidak,
tidak terhadap kemusyrikan, tidak terhadap kebodohan manusia yang dijajah nafsu syahwat ditemani iblis seharian dan dibina serta diajari bersopan santun terhadap nasionalisme...dan aku menderita dalam patriotisme semu atas nama sang saka merah putih...

Pahlawan-pahlawanku adalah para sahabat nabi, para anbiya yang menjunjung keimanan pada Alloh hingga wafat dan dikuburkan entah dimana...mereka semua adalah Shalahuddin Al Ayubi, sang pembebas Muhammad Al Fatih, Jamaluddin Al Afghani, Hasan Al Banna, Sayyid Qutb, Muhammad Natsir, Erdogan dan Muhammad Murshi....

Tapi hari ini negeriku terjajah...terjajah dan terbodohi karena tak sanggup konsisten terhadap ajaran nabi, malu bersyahadat dan malu mengucap Assalamu'laikum, ragu untuk berpihak kepada kaum muslimin dan menghindari panji tauhid Laa Ilaaha Ilallah.

Dan negeriku merindukan pembebas...entah dia dimana kini....dan aku masih menunggu kabarnya hingga hari ini....

Dari Sahabat Tsauban dalam riwayat yg hasan, bersabda Nabi Muhammad SAW;
“Akan berperang tiga orang di sisi perbendaharaanmu. Mereka semua adalah putera khalifah. Tetapi tak seorang pun di antara mereka yang berhasil menguasainya. Kemudian muncullah bendera-bendera hitam dari arah timur, lantas mereka membunuh kamu dengan suatu pembunuhan yang belum pernah dialami oleh kaum sebelummu.” Kemudian Beliau SAW menyebutkan sesuatu yang aku tidak hafal, lalu bersabda: “Maka jika kamu melihatnya, berbai’atlah walaupun dengan merangkak di alas salju, karena dia adalah khalifah Allah Al-Mahdi".







Wednesday, May 21, 2014

Professing Faith



Aku menjadi saksi perjalanan ummat ini, sejak tersadarkan belasan tahun yang lalu, sejak menuntut ilmu dibangku SMA sampai saat ini, aku masih memiliki ideologi pergerakan, ideologi perlawanan terhadap semua hal yang mendzolimi ummat Islam sampai hari ini.

Bermula dari pengajian yang digelar ekstra kulikuler Majelis Ta'lim SMAN 31 dimana kakak-kakak alumniku membukakan mataku bahwa aku adalah bagian dari perjalanan besar ummat Islam, aku bukan segelintir manusia yang tanpa arti, hanya lahir, sekolah, kuliah, bekerja, menikah, tua dan mati.

Bergabung dengan jama'ah dakwah, membuka kesadaran anak-anak muda generasiku bahwa Islam itu mulia, dan kita adalah bagian yang akan dan telah dititipi amanah oleh Rosulullah SAW untuk memuliakan Islam dengan dakwah dan jihad serta kesungguhan kita menjalani hidup dalam keridhoan-Nya. Beraqidah dan berideologi harakah, mengambil jalan Robbani dalam berperilaku dan berakhlaq Islam meniru dan membumikan sunnah-sunnah Rosul semampu kita, dan berniat mati dijalanNya, Ist Mut Kariman Aw Mut Syahidan....

Bahkan ketika aku secara tak sadar ditakdirkan Allloh bergabung ke dalam salah satu ciri-ciri zaman yang menggambarkan bahwa Shohwah Islamiah itu nyata. Kebangkitan Islam itu menyentuh takdirku...lalu aku berazzam untuk menjadi penjaga marwah kaum muslimin dibidang ekonomi dengan bekerja sebagai bankers syariah di Bank Muamalat Indonesia, menjadikan kedzoliman riba sebagai musuh yang harus dilawan dan menggiring ummat ini untuk bertransaksi dan bermuamalah secara halal dengan berhijrah secara ekonomi.

Selama 14 tahun pengabdianku di ranah ekonomi syariah, tak pernah luput aku mengikrarkan kepada setiap insan yang berhitmat di institusi Islam ini, bahwa "Seharusnya kita berazzam untuk mewakafkan diri kita untuk kebangkitan Islam dan kaum muslimin, bahwa berangkatnya kita ke kantor tempat bekerja bukan semata mencari nafkah untuk kepentingan pribadi, tetapi berangkatnya kita adalah bagian dari komitmen untuk mendukung ummat Islam secara ekonomi, sehingga langkah-langkah kita menuju nasabah, ketikan jari-jari kita di keyboard komputer, tatapan mata kita di depan monitor adalah ijtihad dan jihad kita dibidang ekonomi, tak jauh beda dengan niat para mujahidin ditiap centi garis terdepan pertempuran dalam membela kehormatan ummat dan Dien ini".

Hari ini disaat orang-orang sibuk mengurusi nasibnya yang sebenarnya telah Allah tuliskan di lauhul mahfuz, khawatir tentang rezekinya, khawatir tentang harta dan perniagaan yang dijalaninya, khawatir terhadap keadaannya didunia yang kekurangan harta, kekurangan rezeki, dan segala macam kekhawatiran yang membuat kita semakin sibuk dengan urusan dunia kita, tanpa tahu kemana tujuan hidup bermuara, diantara mereka yang tertipu dengan megahnya dunia dan dengan naifnya melupakan jihad serta pembalasan hari akhirat juga janji-janji Alloh didalam Qur'an mulia, melupakan nasib kaum muslimin dan lupa pada wasiat Rosulullah untuk peduli dan selalu mendo'akan kaum muslimin, padahal Rosulullah pernah berkata bahwa " Barangsiapa yang tidak pernah memikirkan nasib saudara-saudaranya sesama kaum muslimin maka dia bukanlah bagian dari ummat ini".

Diantara bodoh dan jahiliyahnya ummat ini, disana dibelahan dunia yang jauhnya ribuan kilometer para ulama dan seluruh kaum muslimin tengah menantikan nubuwah Islam yang terakhir.
Nubuwah itulah yang menjadikan kemuliaan kita sebagai kaum muslimin muncul kembali sehingga kita tidak hanya menjadi penonton dijagad dunia ini, atau kita tidak hanya di goroki oleh musuh-musuh kita dibelahan bumi manapun, yang membuat kita terhina dan terlunta-lunta padahal kita hidup dibumi Alloh dan kita sebagai khalifah yang seharusnya mewarisi, untuk memakmurkan bumi Alloh hingga setiap jengkal tanah dibumi ini seperti layaknya syurga.

Aku menjadi saksi tahun demi tahun, bulan demi bulan, minggu demi minggu dan hari demi hari perjalanan ummat ini, diantara kita ada yang mengolok-olok, mentertawakan kenyataan hidup bahwa kita bukan siapa-siapa dan kita bukan apa-apa hanya memerankan kehidupan monoton dari lahir, dewasa, tua lalu mati, tanpa memiliki izzah serta Al Wala' Wal Barra' terhadap ummat ini, sehingga menafikan segala yang beraroma jihad dan tak pernah berpihak terhadap perjuangan kaum muslimin dibelahan bumi lain.

Sebagian lagi ada yang bercita-cita mulia memakmurkn ummat dengan bergabung dengan jama'ah politik untuk menyakinkan bahwa harapan itu masih ada, dan kaum muslimin harus merebutnya. Politik yang bersumber kepada kekuasaan elit eksekutif harus memiliki niat tulus atas pengabdian dan kerja nyata berbuah pahala akhirat dan melepaskan diri dari tanggung jawab ketika ditanya bukti bahwa kita adalah ummat Islam, bahwa kita adalah ummat Rosul mulia yang punya empati atas perjuangan kaum muslimin. Sekedar melepaskan diri ketika ditanya oleh Alloh apa bukti bahwa kita bagian dari ummat Muhammad ketika nanti di padang mahsyar.

Belasan tahun yang lalu, aku menjadi saksi kemenangan kaum muslimin di Afghanistan, bumi para Mullah itu bersimbah darah mempertahankan keyakinan bahwa mereka beraqidah Islam dan layak memiliki negara yang diatur oleh syariat Islam, kemudian dengan berlalunya waktu seiring dengan kepentingan politik dan kekuasaan yang berbeda Afghanistan hari ini bukan apa-apa terpuruk di kaki tentara-tentara Amerika serta berbagai kepentingan pemimpin politiknya dan terlupakan.

Belasan tahun yang lalu aku juga menjadi saksi genocide Serbia atas muslim Kosovo dan Bosnia Herzegovina, aku hadir meneriakkan takbir untuk menyambut seruan munasarah di setiap kesempatan disela-sela menuntut ilmuku di SMA, lalu setiap berita ku ikuti sampai Macedonia bebas dari Rusia dan Rakyat Chencnya mengelu-elukan pahlawan mereka bernama Samil Basayev yang syahid terbunuh oleh tentara merah Rusia ditengah medan pertempuran setelah berhari-hari di bombardir.

Aku juga menjadi saksi perjuangan kaum muslimin dibelahan dunia lain, selalu mendo'akan kemenangan mereka disetiap pertempuran, Kashmir, Moro, Pattani, dan tak lupa bumi Alloh yang hari ini masih di kangkangi oleh Zionis Yahudi, Al Aqha tercinta...

Hari ini pun aku menjadi saksi penyembelihan ummat Islam di kaki tangan rezim Basyar Al Assad di Suriah, aku masih sanggup berteriak takbir yang sama dan mendo'akan mujahidin Suriah agar mereka mampu meruntuhkan hegemoni rezim Assad La'natullah, mendirikan benih kekhalifahan terakhir yang disitir dalam hadist-hadist shahih Rosulullah. Mudah-mudahan hal tersebut memunculkan nubuwah Islam yang terakhir atas penantian ulama dan ummat Islam akhir zaman dengan diba'iatnya Al Mahdi di pintu Ka'bah. Nubuwah ini dipimpin oleh Al Mahdi berdampingan dengan Isa Ibnu Maryam membunuh Dajjal di pintu Lod dimana hal tersebut adalah perjalanan terakhir ummat Islam di atas muka bumi ini sebelum kiamat kubro meluluh lantakkan dan pengadilan akhir digelar oleh Allah SWT.

Kesaksian ku ini akan kubawa kehadapan Alloh suatu saat nanti ketika aku bertemu denganNya...
Kan kuceritan bahwa aku mencintai seluruh kaum muslimin yang berjihad disetiap medan pertempuran manapun untuk kepentingan dan kejayaan kaum muslimin, walaupun aku hanya bisa menonton dari rumahku...dan sekejab berharap menjadi bagian daripadanya, entah terjadi atau pun tidak...

Masih berharap terjadi suatu saat nanti, langkah kaki ini di debu pertempuran Fii Sabilillah hanya berharap menjawab hadits Rosul bahwa jika kita tidak mempunyai niat berjihad maka mati kita berada dalam salah satu cabang kejahiliyahan, nauzubillah...

Aku berharap kesaksianku mengantarkan aku kedalam cita-cita itu....
Its Mut Kariman Aw Mut Syahidan....
Kabulkan Yaa Robb...

Tuesday, May 20, 2014

Kapan Kita Jumpa, Yaa Robb?



ya Allah ya Robbana,kapan kita berjumpa..

aku rindu semua yg Kau janjikan untukku

sejak Kau lepas aku ke tulang sulbi ayahku,kemudian lahir dari rahim ibuku,

Kau selalu mendampingiku

Melewati hari2 dihidupku yg penuh bahagia dan kegembiraan,

Kau juga tak pernah jauh dariku disaat aku sedang menjalani ujian2 hidup yg asalnya pun dari Mu

ya Robb aku merindukan pertemuan kita,sudilah kiranya aku menatap wajah Mu yg selama ini aku rindukan

Bersusah payah diriku dibelantara dunia menggapai segala karunia dari Mu,

ridho Mu kuburu sampai jatuh bangun,

Kutapaki langkahku hanya ingin agar Kau senang dan tersenyum padaku

nanti saat kita jumpa

Robbi jangan kau palingkan wajahMu saat aku bersuka cita menatapMu,

Karena maksiat2 dan dosa yg pernah kukerjakan,aku hanya manusia biasa yg tak maksum spt kekasihMu Muhammad bin Abdillah,

Aku jg bukan makhluk Mu yg begitu suci layaknya malaikat2 Mu yg selalu sujud di ujung arasyMu




Robb,aku lah makhluk terlemah yg mengiba maghfirah Mu,

Aku berpasrah karena Kau menyuruhku unt berserah diri

Kau lah Robb ku yg mengadakanku berdiri

Saat Kau berkehendak aku berdiri di atas kakiku sendiri

atau

Aku bersandar pada apa yg kau kirimkan agar aku dpt beristirahat dan melepas lelah menggapai ampunanMu

Robb kukirimkan syair2 ini karena aku merindukan perjumpaan kita..

Ridhoi lah aku wahai Robb agar aku khusnul khatimah saat menjumpai Mu

tak masalah bagiku,apakah kau hadiahkan neraka atau syurga padaku,

Asalkan aku dpt menatap wajah Mu...

Sunday, May 18, 2014

"Di Sini Kita Memulai di Al-Aqsha Kita Berjumpa"



Pengurus DDII, Magelang, Jawa Tengah, ustadz Fuad Al Hazimi memaparkan bahwa musuh-musuh Islam terutama Yahudi dan Nasrani akan senantiasa berambisi menguasai umat Islam.



Maka sangat tepat jika empat belas abad yang lalu, sahabat Amr bin Ash telah mengingatkan kaum Muslimin.



واعلموا أنكم في رباط إلي يوم القيامة لكثرة الأعداء حولكم وتشوف قلوبهم إليكم وإلي داركم



“Ketahuilah bahwa kalian saat ini kalian sedang berada dalam ribath hingga hari kiamat karena banyaknya musuh yang menegapung kalian dan karena besarnya ambisi di hati mereka untuk menguasai kalian dan negeri kalian”



Ustadz Fuad Al Hazimi menegaskan, bahwa dalam pelajaran sejarah pun para penjajah mengemban 3 misi untuk menguasai Indonesia.



“Dalam pelajaran sejarah pun kita tahu, bahwa Gold, Gospel and Glory . Gold, kuasai emasnya maksudnya kekayaan alamnya. Glory, kuasai mereka baik itu demi kejayaan kerajaan atau apa pun. Gospel, misi suci kristenisasi,” ujarnya saat menjadi pembicara dalam kuliah shubuh di masjid jami’ Al-Ukhuwah, Palem Semi, Tangerang, pada Ahad (9/12/2012).


...Ketahuilah bahwa kalian saat ini kalian sedang berada dalam ribath hingga hari kiamat karena banyaknya musuh yang menegapung kalian



Lebih jauh, ustadz Fuad Al Hazimi mengutip tulisan Fathi Yakan dalam kitab Alam Islami bahwa kerusakan yang menimpa kaum Muslimin adalah konsporasi musuh-musuh Islam.



“Termasuk sebab kerusakan umat adalah konspirasi musuh, yang sudah bermula sejak pertama kali Islam muncul. Dan belum berhenti hingga saat ini bahkkan bertambah dari waktu ke waktu.



Musuh telah mencurahkan segala kemampuan sepanjang masa dan masih tetap berlangsung dengan mencurahkan segala kemampuan untuk memerangi agama dan para Ahli agama. Pembicaraan taentng konspirasi sangat panjang tapi berujung kepada kemenangan Islam,“ urainya dalam slide presentasi power point.



Adanya konspirasi musuh Islam untuk merusak kaum muslimin juga telah Allah sampaikan dalam Al-Qur’an.



وَلَا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّى يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآَخِرَةِ وَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ



Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barang siapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. (Q.S. Al-Baqarah: 217)



Terkait konspirasi musuh-musuh Islam itu, ustadz Fuad menjelaskan bahwa realitanya bisa kita saksikan perselingkuhan antara Yahudi dan Nasrani, mereka menggunakan kristenisasi, kolonialisme, liberalisme serta orientalisme yang sekarang masuk melalui JIL.


...Pada tahun 638 M di masa Khalifah Umar Bin Khattab Palestina berhasil direbut oleh panglima Amr bin Ash Radhiyallohu ‘anhu dari Romawi dan sejak saat itu Palestina adalah wakaf bagi umat Islam



Lebih jelas lagi, dalam tataran dunia Islam global, kita bisa melihat bagaimana Yahudi yang kini telah menjajah Palestina dan menguasai kiblat pertama kaum Muslimin. Padahal Palestina adalah wakaf abadi umat Islam.



“Pada tahun 638 M di masa Khalifah Umar Bin Khattab Palestina berhasil direbut oleh panglima Amr bin Ash Radhiyallohu ‘anhu dari Romawi dan sejak saat itu Palestina adalah wakaf bagi umat Islam dan menjadi wilayah Islam secara penuh,” kata mantan Imam Masjid Al Hijrah, Sydney, NSW, Australia itu.



Ustadz Fuad Al Hazimi melanjutkan, Perang Salib kedelapan (1270 M) adalah Perang Salib terakhir yang dilakukan kaum Salib untuk merebut palestina dan Al Quds dari tangan kaum muslimin. Namun mereka gagal total.



“Dengan demikian sejak masa Khalifah Umar Bin Khattab, dan dikokohkan lagi pada saat Sholahuddin Al Ayyubi membebaskan Al Aqsha dari pasukan Salib (Kristen) maka Palestina menjadi wilayah umat Islam. Sedangkan bangsa Yahudi saat masih tersebar di berbagai penjuru dunia menjadi bangsa jajahan atau bangsa budak dan dibantai di mana-mana,” imbuhnya.



Meski demikian, sejak runtuhnya khilafah Utsmaniyah pada tahun 1924, Yahudi dan Nasrani kembali leluasa menghancurkan umat Islam hingga terpecah menjadi beberapa negara di bawah kekuasaan para penjajah. Sampai pada tahun 1948 akhirnya Yahudi mendeklarasikan negara agama Israel Raya di atas tanah jajahan mereka milik kaum Muslimin, Palestina.



Jenderal Allenby ketika merebut Yerusalem ia kemudian menginjakkan kakinya di atas makam Salahuddin Al-Ayyubi dan dengan lantang berkata, "Hai Saladin, hari ini telah kubalaskan dendam kaumku dan telah berakhir Perang Salib dengan kemenangan kami!"


...Dari apa yang saya baca, justru Yahudi yang meyakini kebangkitan Islam berawal dari Syam dan itu sudah dekat



Sayangnya, kata ustadz Fuad Al-Hazimi, kaum Muslimin masih saja terlena padahal perang salib sejatinya hingga kini terus berlangsung.



“Sayangnya kaum muslimin tidak pernah mengajarkan kepada anak-anak mereka bahwa this is crusade (ini adalah perang salib). Dan hari pertama sejak runtuhnya WTC di AS, pagi harinya George W. Bush langsung mengatakan This Crusade is not take a while (Perang Salib ini akan memakan waktu yang tidak sedikit),” tegas alumi Pondok Pesantren Gontor tersebut.



Kemudian, semenjak wilayah Suriah bergejolak dan bersamaan dengan agresi militer Israel ke Gaza beberapa waktu lalu, kaum Yahudi sebenarnya merasa terancam.



“Dari apa yang saya baca, justru Yahudi yang meyakini kebangkitan Islam berawal dari Syam dan itu sudah dekat. Syam itu meliputi; Suriah, Yordania, Libanon dan Palestina. Kalau wilayah ini semua bergolak itu akan menjadi ancaman bagi bangsa Yahudi,” tuturnya.



Oleh sebab itu, sebenarnya kaum Yahudi sudah sejak lama mereduksi perjuangan umat Islam untuk menguasai kembali Al-Quds di Palestina.



“Maka salah satu cara untuk mereduksi kaum Muslimin dari kekuatannya maka dihembuskan isu bahwa konflik Palestina-Israel adalah masalah tanah dan bukan isu agama, bahkan propaganda itu melalui corong ulama. Itulah salah satu konspirasi untuk menjauhkan umat dari isu utama yaitu kebangkitan Islam yang berawal dari Al-Quds,” paparnya.


...Syaikh Anwar Al Awlaqi mengatakan from here we begin and in Al-Aqsha we will meet (dari sini kita memulai di Al-Aqsha kita akan berjumpa). Ini bukanlah sekedar slogan, ini adalah bagian untuk melaksanakan nubuwwah Rasulullah



Maka, ustadz Fuad Al Hazimi menyerukan apa yang pernah disampaikan oleh Asy Syahid (insya Allah) Syaikh Anwar Al Awlaqi.



“Syaikh Anwar Al Awlaqi mengatakan from here we begin and in Al-Aqsha we will meet (dari sini kita memulai di Al-Aqsha kita akan berjumpa). Ini bukanlah sekedar slogan, ini adalah bagian untuk melaksanakan nubuwwah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,” ucapnya.



Sungguh ironis, menurut ustadz Fuad, kaum Yahudi begitu meyakini bahwa mereka bermula dari Argentina dan di Palestina bersua, dari Angola berawal di Palestina berjumpa.



“hal itu begitu diyakini oleh Yahudi namun mengapa kaum muslimin sekarang begitu takut untuk mengatakan:



من هنا نبدأ وفي الأقصى نلتقي



Dari sini kita bermula di Al-Aqsha kita berjumpa,” tandasnya.



Ia menilai, kepedulian terhadap kaum Muslimin di negeri Syam pelan-pelan akan dihilangkan dari pikiran kaum muslimin. Seolah mereka mengatakan; “kalian bangsa Indonesia urusilah urusan kalian, di sini banyak orang terlantar untuk apa pergi ke Suriah?”



Padahal Khalifah Al Mu’tashim Billah, ketika ada seorang wanita yang dipenjara di Konstantinipel, dengan jarak kurang lebih 3000 Km, lalu dia tulis surat dengan mengatakan; “kepada anjing Romawi, kalau kalian tidak bebaskan wanita muslimah itu akan aku kirimkan tentara yang panjangnya dari depan istanaku sampai Amuria.” Akhirnya wanita itu pun dibebaskan.


...Sekarang berapa banyak para janda di Palestina yang suaminya terbunuh, berapa banyak anak-anak menjadi yatim. Sementara kaum Muslimin hanya diam



Pada kenyataan, masih banyak kaum Muslimin yang tidak peduli terhadap saudaranya di Palestina.



“Sekarang berapa banyak para janda di Palestina yang suaminya terbunuh, berapa banyak anak-anak menjadi yatim. Sementara kaum Muslimin hanya diam, tidak menyempatkan sedetik pun untuk berdoa:



اللهم انصر المسلمين في فلسطين



Ya Allah tolonglah kaum muslimin di Palestina.



Yang terfikir hanya doa-doa tentang pribadinya saja; Allahummarzuqna rizqan halalan thayyiban (Ya Allah berikanlah kami rezeki yang halal dan baik),”



Terakhir ustadz Fuad mengingatkan bahwa membela kaum muslimin di Syam yakni Palestina dan Suriah adalah kewajiban kaum muslimin, sebab jika penduduk Syam telah rusak maka tak ada lagi kebaikan bagi kaum muslimin di negeri lainnya.



Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:



إِذَا فَسَدَ أَهْلُ الشَّامِ فَلاَ خَيْرَ فِيكُمْ



Apabila penduduk Syam telah rusak maka tidak ada lagi kebaikan pada diri kalian. (H.R. Ahmad). [Ahmed Widad]

- See more at: http://www.voa-islam.com/read/indonesiana/2012/12/10/22295/bukan-sekedar-slogan#sthash.xffHMohs.dpuf