Wednesday, May 21, 2014

Professing Faith



Aku menjadi saksi perjalanan ummat ini, sejak tersadarkan belasan tahun yang lalu, sejak menuntut ilmu dibangku SMA sampai saat ini, aku masih memiliki ideologi pergerakan, ideologi perlawanan terhadap semua hal yang mendzolimi ummat Islam sampai hari ini.

Bermula dari pengajian yang digelar ekstra kulikuler Majelis Ta'lim SMAN 31 dimana kakak-kakak alumniku membukakan mataku bahwa aku adalah bagian dari perjalanan besar ummat Islam, aku bukan segelintir manusia yang tanpa arti, hanya lahir, sekolah, kuliah, bekerja, menikah, tua dan mati.

Bergabung dengan jama'ah dakwah, membuka kesadaran anak-anak muda generasiku bahwa Islam itu mulia, dan kita adalah bagian yang akan dan telah dititipi amanah oleh Rosulullah SAW untuk memuliakan Islam dengan dakwah dan jihad serta kesungguhan kita menjalani hidup dalam keridhoan-Nya. Beraqidah dan berideologi harakah, mengambil jalan Robbani dalam berperilaku dan berakhlaq Islam meniru dan membumikan sunnah-sunnah Rosul semampu kita, dan berniat mati dijalanNya, Ist Mut Kariman Aw Mut Syahidan....

Bahkan ketika aku secara tak sadar ditakdirkan Allloh bergabung ke dalam salah satu ciri-ciri zaman yang menggambarkan bahwa Shohwah Islamiah itu nyata. Kebangkitan Islam itu menyentuh takdirku...lalu aku berazzam untuk menjadi penjaga marwah kaum muslimin dibidang ekonomi dengan bekerja sebagai bankers syariah di Bank Muamalat Indonesia, menjadikan kedzoliman riba sebagai musuh yang harus dilawan dan menggiring ummat ini untuk bertransaksi dan bermuamalah secara halal dengan berhijrah secara ekonomi.

Selama 14 tahun pengabdianku di ranah ekonomi syariah, tak pernah luput aku mengikrarkan kepada setiap insan yang berhitmat di institusi Islam ini, bahwa "Seharusnya kita berazzam untuk mewakafkan diri kita untuk kebangkitan Islam dan kaum muslimin, bahwa berangkatnya kita ke kantor tempat bekerja bukan semata mencari nafkah untuk kepentingan pribadi, tetapi berangkatnya kita adalah bagian dari komitmen untuk mendukung ummat Islam secara ekonomi, sehingga langkah-langkah kita menuju nasabah, ketikan jari-jari kita di keyboard komputer, tatapan mata kita di depan monitor adalah ijtihad dan jihad kita dibidang ekonomi, tak jauh beda dengan niat para mujahidin ditiap centi garis terdepan pertempuran dalam membela kehormatan ummat dan Dien ini".

Hari ini disaat orang-orang sibuk mengurusi nasibnya yang sebenarnya telah Allah tuliskan di lauhul mahfuz, khawatir tentang rezekinya, khawatir tentang harta dan perniagaan yang dijalaninya, khawatir terhadap keadaannya didunia yang kekurangan harta, kekurangan rezeki, dan segala macam kekhawatiran yang membuat kita semakin sibuk dengan urusan dunia kita, tanpa tahu kemana tujuan hidup bermuara, diantara mereka yang tertipu dengan megahnya dunia dan dengan naifnya melupakan jihad serta pembalasan hari akhirat juga janji-janji Alloh didalam Qur'an mulia, melupakan nasib kaum muslimin dan lupa pada wasiat Rosulullah untuk peduli dan selalu mendo'akan kaum muslimin, padahal Rosulullah pernah berkata bahwa " Barangsiapa yang tidak pernah memikirkan nasib saudara-saudaranya sesama kaum muslimin maka dia bukanlah bagian dari ummat ini".

Diantara bodoh dan jahiliyahnya ummat ini, disana dibelahan dunia yang jauhnya ribuan kilometer para ulama dan seluruh kaum muslimin tengah menantikan nubuwah Islam yang terakhir.
Nubuwah itulah yang menjadikan kemuliaan kita sebagai kaum muslimin muncul kembali sehingga kita tidak hanya menjadi penonton dijagad dunia ini, atau kita tidak hanya di goroki oleh musuh-musuh kita dibelahan bumi manapun, yang membuat kita terhina dan terlunta-lunta padahal kita hidup dibumi Alloh dan kita sebagai khalifah yang seharusnya mewarisi, untuk memakmurkan bumi Alloh hingga setiap jengkal tanah dibumi ini seperti layaknya syurga.

Aku menjadi saksi tahun demi tahun, bulan demi bulan, minggu demi minggu dan hari demi hari perjalanan ummat ini, diantara kita ada yang mengolok-olok, mentertawakan kenyataan hidup bahwa kita bukan siapa-siapa dan kita bukan apa-apa hanya memerankan kehidupan monoton dari lahir, dewasa, tua lalu mati, tanpa memiliki izzah serta Al Wala' Wal Barra' terhadap ummat ini, sehingga menafikan segala yang beraroma jihad dan tak pernah berpihak terhadap perjuangan kaum muslimin dibelahan bumi lain.

Sebagian lagi ada yang bercita-cita mulia memakmurkn ummat dengan bergabung dengan jama'ah politik untuk menyakinkan bahwa harapan itu masih ada, dan kaum muslimin harus merebutnya. Politik yang bersumber kepada kekuasaan elit eksekutif harus memiliki niat tulus atas pengabdian dan kerja nyata berbuah pahala akhirat dan melepaskan diri dari tanggung jawab ketika ditanya bukti bahwa kita adalah ummat Islam, bahwa kita adalah ummat Rosul mulia yang punya empati atas perjuangan kaum muslimin. Sekedar melepaskan diri ketika ditanya oleh Alloh apa bukti bahwa kita bagian dari ummat Muhammad ketika nanti di padang mahsyar.

Belasan tahun yang lalu, aku menjadi saksi kemenangan kaum muslimin di Afghanistan, bumi para Mullah itu bersimbah darah mempertahankan keyakinan bahwa mereka beraqidah Islam dan layak memiliki negara yang diatur oleh syariat Islam, kemudian dengan berlalunya waktu seiring dengan kepentingan politik dan kekuasaan yang berbeda Afghanistan hari ini bukan apa-apa terpuruk di kaki tentara-tentara Amerika serta berbagai kepentingan pemimpin politiknya dan terlupakan.

Belasan tahun yang lalu aku juga menjadi saksi genocide Serbia atas muslim Kosovo dan Bosnia Herzegovina, aku hadir meneriakkan takbir untuk menyambut seruan munasarah di setiap kesempatan disela-sela menuntut ilmuku di SMA, lalu setiap berita ku ikuti sampai Macedonia bebas dari Rusia dan Rakyat Chencnya mengelu-elukan pahlawan mereka bernama Samil Basayev yang syahid terbunuh oleh tentara merah Rusia ditengah medan pertempuran setelah berhari-hari di bombardir.

Aku juga menjadi saksi perjuangan kaum muslimin dibelahan dunia lain, selalu mendo'akan kemenangan mereka disetiap pertempuran, Kashmir, Moro, Pattani, dan tak lupa bumi Alloh yang hari ini masih di kangkangi oleh Zionis Yahudi, Al Aqha tercinta...

Hari ini pun aku menjadi saksi penyembelihan ummat Islam di kaki tangan rezim Basyar Al Assad di Suriah, aku masih sanggup berteriak takbir yang sama dan mendo'akan mujahidin Suriah agar mereka mampu meruntuhkan hegemoni rezim Assad La'natullah, mendirikan benih kekhalifahan terakhir yang disitir dalam hadist-hadist shahih Rosulullah. Mudah-mudahan hal tersebut memunculkan nubuwah Islam yang terakhir atas penantian ulama dan ummat Islam akhir zaman dengan diba'iatnya Al Mahdi di pintu Ka'bah. Nubuwah ini dipimpin oleh Al Mahdi berdampingan dengan Isa Ibnu Maryam membunuh Dajjal di pintu Lod dimana hal tersebut adalah perjalanan terakhir ummat Islam di atas muka bumi ini sebelum kiamat kubro meluluh lantakkan dan pengadilan akhir digelar oleh Allah SWT.

Kesaksian ku ini akan kubawa kehadapan Alloh suatu saat nanti ketika aku bertemu denganNya...
Kan kuceritan bahwa aku mencintai seluruh kaum muslimin yang berjihad disetiap medan pertempuran manapun untuk kepentingan dan kejayaan kaum muslimin, walaupun aku hanya bisa menonton dari rumahku...dan sekejab berharap menjadi bagian daripadanya, entah terjadi atau pun tidak...

Masih berharap terjadi suatu saat nanti, langkah kaki ini di debu pertempuran Fii Sabilillah hanya berharap menjawab hadits Rosul bahwa jika kita tidak mempunyai niat berjihad maka mati kita berada dalam salah satu cabang kejahiliyahan, nauzubillah...

Aku berharap kesaksianku mengantarkan aku kedalam cita-cita itu....
Its Mut Kariman Aw Mut Syahidan....
Kabulkan Yaa Robb...

No comments: