Air Mata Peradaban

diantara alunan bacaan sholat yang merdu itu... ada isak tangis yang menyekat ruangan besar dimasjid megah ini... ada nafas yang tersenggal sesegukan merintih... Subhanallah alangkah indah ramadhan Mu ya Rabb... manusia-manusia berubah menjadi sangat tawadhu... Subhanallah mewahnya keimanan ini... Seakan aku ingin larut selamanya disini... dikenyamanan tanpa batas bersama orang-orang yang sedang berlomba menggapai maghfirohMu dalam sujud panjang itu akupun merintih bersama orang-orang yang tahu bahwa malam ini... Bahwa Robbnya, sangat-sangat dekat lebih dekat dengan urat nadi mereka dan hangatnya airmata keinsyafan yang mengalir perlahan menjadi pertanda bahwa hati ini masih lembut dan tak keras layaknya batu... betapa hidayah itu indah... seindah lantunan do'a yang disampaikan penuh pengharapan... berharap gugur seluruh dosa... dan perjumpaan dengan wajahNya menjadi impian yang tak pernah habis untuk digumamkan... jangan Kau tinggalkan kami wahai Robb...

Menjejal otak dan hati dengan segala kerinduan tentang keimanan adalah hal terberat Seperti berkerumun menuju syurga yang jauhnya ribuan tahun cahaya Dan kenyataan ini harus berhadapan juga dengan fakta Bahwa puluhan milyar orang sedang berharap menuju keabadian itu sejak umat nabi adam sampai bayi yang lahir diakhir dunia nanti... Syurga, tumpuan harapan setiap orang yang berharap pahala terbaik Dan neraka, adalah hal yang paling buruk untuk bisa dihindari ketika perjalanan menuju keabadian itu berakhir... Kebaikan dan keburukan silih berganti datang kedalam kehidupan kita Dan sikap terbaik yang kita miliki adalah jawaban kemana akhir hidup kita bermuara Seperti hitam dan putihnya sejarah hidup setiap manusia yang pernah hidup diatas muka bumi ini... Entah dia manusia besar yang berlimpah prestasi dan kegemilangan hidup mencipta pesona hingga meraup decak kagum orang-orang disekitarnya... Atau manusia kerdil yang tak pernah jadi pahlawan bagi tiap orang yang berharap padanya...pada ak...

Engkau datang lagi Ramadhan Dan aku melihatmu diujung purnama Mengenang ibadahku saat Ramadhan lalu Kantuk yang kujaga saat iktikaf di UT Menjadi kenangan yang tak pernah sirna bersamamu Dan aku akan mengulangnya sekali lagi Bendera akan segera kukibarkan Panji Kesejukan hati yang tak pernah pudar Seperti berkerumun ke arahmu berebut rahmat dari beningnya mata airmu Seperti berjumpa dengan keimanan yang mewah dan megah Yang bisa dimiliki oleh orang se-papa apapun Membasuh luka-luka zaman yang bertebaran dimata kaki Mengobati kalbu yang rusak karena perilaku Dan Maghfiroh itu...selalu kutunggu diujung fajar menjelang Untuk bersimpuh dibumi karena keagungan Robbku... Semoga Berkah untuk diriku menjadikanku Karang Iman yang tak hancur diterpa ombak kehidupan