Tuesday, February 12, 2008

Immortal Heroes



Setiap manusia yang pernah terlahir ke alam dunia ini, telah ditakdirkan Allah untuk menjadi makhluk paling mulia. Dengan akal dan pikirannya diharapkan dia menjadi khalifah diatas muka bumi ini dengan kapasitas dan kemampuannya masing-masing dalam memegang amanat dari Robbnya tersebut. Tentunya setelah menjalani sejarah hidupnya masing-masing manusia sang khalifah tersebut tentunya di mintai pertanggung jawabannya diakhirat nanti atas apa-apa yang telah diamanahinya selama hidup didunia.
Begitu juga aku nanti...
Yang sering terbayang adalah pertanyaan-pertanyaan atas apa yang sebenarnya terjadi atas diriku tapi aku tak sepenuhnya berkuasa atas kejadian yang menimpaku dan dalam kondisiku yang apa adanya saat itu...mungkin segala perilaku yang kurang bertanggung jawab, atau malah lalai, atau malah khianat.
Yang sering terbayang adalah suara yang menggelegar yang menyapaku dengan sontak suatu saat sebelum ajal menjemput...yang kata Rosul Mulia sakaratul maut itu sakit, seperti di iris pedang 100 kali..
Yang sering terbayang adalah deraian airmata orang-orang disekelilingku saat melepasku berlabuh dikeranda mayat sesaat sebelum dikebumikan diliang tanah 1x2 meter. Anak-anak gadisku yang akan jadi yatim, istri cantikku yang akan menyandang gelar janda, kakak dan abang-abangku yang selama ini begitu membanggakanku. Teman-teman seperjuanganku dan wanita-wanita yang pernah menaksirku.
Dan yang sering terbayang adalah kilatan cahaya yang akan membawaku menghadap kehadirat Illahi Robbi, yang aku tak tahu entah ramah atau marahnya dia, izrail sang penghenti keni'matan dunia.
Cukupkah perjuanganku menafkahi keluarga menjadi amalan ibadah yang turut diperhitungkan Yaa Robbi, sementara aku sering merasa lelah dalam perjalanan mengendarai sepeda motorku melalui jalanan yang penuh kemacetan dan kesemrawutan di ibukota ini....?
Cukupkah perilaku baikku kepada orang-orang yang pernah ku tolong saat mereka dalam kesulitan yang amat sangat, menjadi amalan tambahanku menuju syurga yang ku idam-idamkan selama hidup di dunia?
Cukupkah recehan rupiah yang ku ulurkan kedalam kotak amal setiap jum'at menolongku dari siksa kubur yang pedih dan tiada tandingannya?
Dapatkah kalian beri tahu aku kegelisahan seperti apa yang di alami manusia paling jahat diatas muka bumi ini dalam menanti kematian, dan dia tahu pasti masuk kedalam neraka karena kejahatannya selama hidup? Kegelisahan sejenis apa yang menghinggapi benak mereka saat itu yang belum terpikirkan saat ini olehku?
Setelah semua yang menjadi rejekiku dari Allah kumakan satu persatu, setelah habis segala pinta dan do'aku pada Yang Maha Membekingiku selama ini, tibalah saatnya aku bertatap muka dengan Robb yang selama ini kumintai rejeki dan hidayah, taufiq dan bimbinganNya selama berjalan dan melangkah dikehidupan dunia, kadang aku hilang arah, kadang aku menyalahi hukumNya…kadang tak pernah istiqommah dalam sehari, sejam semenit bahkan sedetik pun.

Semoga apa yang kuberi pada kehidupan ini cukup memberiku gelar pahlawan, semoga hanya kebaikan saja yang dibicarakan orang saat nafas terakhirku terlepas dari tenggorokan nanti, semoga mimpi-mimpiku akan tegaknya peradaban islam untuk yang kedua kali menjadi inspirasi orang-orang sekelilingku dan mereka mau meneruskan perjuangan yang sebentar lagi akan kita menangi ini.

Semoga aku selamat sampai akhirat…dan bertemu sang jendral para pahlawan seantero jagad raya ini. Yang akan menggelari kita selayak apa yang pernah kita kerjakan selama menghirup nafas ketika di dunia. Amiin.

No comments: