Tuesday, June 23, 2009

Wahai Para Capres dan Wapres, Perkenalkan....

Bapak-ibu terhormat...
calon presiden dan wakil presiden
sebelum suara kami memenuhi bilik perolehan suaramu coba dengarkan kami dahulu...

Perkenalkan kami bernama "RAKYAT JELATA"
Kami dilahirkan ditanah pertiwi yang penuh berlimpah kesuburan tak terkira...
Diatas Tanah negeri bernama INDONESIA...
Yang katanya jika kayu dilemparkan maka jadi tumbuhan subur dan rimbun

Tapi kami tak seperti nasib tanah negeri ini
Kami lahir dari pergulatan nasib yang seperti dirancang untuk membuat kami bodoh dan miskin...
Dan siapa yang perduli dengan kemiskinan?
siapa yang butuh kecuali hanya suara dibilik pemilu saja..
setelah itu kami tercampak lalu
Kamipun sibuk bertahan hidup dibelantara kemelaratan

Perkenalkan nama kami adalah RAKYAT JELATA
yang menjadi tapak injakan para elite yang berkuasa
Diharapkan jika bisa menjawab berapa suara yang kamu bisa dapatkan
Lalu disisipi amplop berisi juta-juta
Kemudian ditinggalkan dalam keadaan menderita

Tinggal dikolong jembatan atau dibalik rumpun bilik disebelah pembuangan sampah
Seakan sama artinya dengan sampah itu sendiri
Jika pemimpin masih punya wibawa...kuatkah dia melihat kepapaan kami?
Atau mari ikut kami hidup disebelah penderitaan
Betapa sulit mencari rupiah untuk dibelanjakan lauk dan pauk
Atau untuk mengongkosi anak kami berangkat ketempatnya belajar...
Lalu tiba-tiba diantara kami ada yang mengakhiri hidupnya tanpa berpikir panjang
Menguntai seutas tali untuk bertemu dengan neraka jahanam

Perkenalkan nama kami RAKYAT JELATA
yang dilahirkan dari keterasingan peradaban
yang katanya penuh dengan kalimat pengagungan terhadap kemajuan
Kemajuan menurut versi kekuasaan.....

Perkenalkan nama kami RAKYAT JELATA
yang setiap diri kami berisi ribuan pertanyaan tentang kemakmuran
Kenapa kemakmuran itu bukan milik kami
Dan Kesejahteraan
Mengapa hanya menjadi impian disiang hari bolong
Tanpa ada yang mewujudkannya kecuali hanya berjanji dan berbohong

Memang tak semua suara harus didengar...tapi cobalah hidup bersama kami disini
Atau jika kalian sudi bawalah anak-anak pejabat itu tinggal hidup bersama kami
Mungkin nanti dia pulang dengan membawa seember air mata keperihan
Karena tak sanggup hidup terlunta-lunta bersama kami....

Dengarlah wahai para calon pemimpin kami
Kami butuh pemimpin yang bisa mendengar dari balik dinding istana megah itu
Atau setidaknya mendekat dan merapat dekat ke kami
Tolong jangan lupakan kami jika kau menang...
Dan semoga Tuhan membalas keadilan dan kemurahan hati kalian dengan pahala yang berlipat ganda...
Amiiin

No comments: