Posts

Showing posts from 2022

AWAL DAN AKHIR YANG HAMPIR SAMA

Sungguh engkau menakjubkan, wahai manusia! Saat lahir, kau diadzankan di telingamu tanpa sholat. Dan saat mati, kau disholatkan tanpa diawali adzan. Sungguh engkau menakjubkan, wahai manusia! Saat lahir, kau tidak tahu siapa yang mengeluarkanmu dari perut ibumu. Dan saat mati, kau tidak tahu siapa yang memasukkanmu ke dalam kubur. Sungguh engkau menakjubkan, wahai manusia! Saat lahir, kau dimandikan dan dibersihkan. Dan begitu pula saat mati, kau dimandikan dan dibersihkan. Sungguh engkau menakjubkan, wahai manusia! Saat lahir, kau tidak tahu siapa yang riang gembira atas kelahiranmu. Dan saat mati, kau pun tidak tahu siapa yang menangis sedih atas kematianmu. Sungguh engkau menakjubkan, wahai manusia! Saat di perut ibu, kau berada di ruang yang sempit lagi gelap. Dan saat mati, kau pun berada di ruang yang sempit lagi gelap. Sungguh engkau menakjubkan, wahai manusia! Saat lahir, kau dibungkus dengan kain untuk menutupimu. Dan saat mati, kau pun dibungkus dengan kain untuk menutupimu. ...

YANG MANA JENIS MUSIBAHMU??

Bicara tentang musibah.. Rasanya tidak ada satupun manusia di dunia ini yang terbebas dari Musibah. Mau yang taat, mau yang maksiat.. semua dapat jatah episode ketemu Musibah. . Kalau ada yang nanya gimana caranya terlepas dari musibah, maka saya tidak bisa memberikan jawabannya. . Terus.. kenapa kita harus bertemu dengan musibah?? Karena itu sudah sunatullah. Insyaallah pasti terjadi. Sebab setiap musibah itu memiliki beberapa maksud.  . ⚠️ Dua di antaranya adalah, • Musibah yang mengangkat derajat,  • dan Musibah yang menjadi hukuman. . Maka pertanyaan sebenarnya bukanlah bagaimana cara lepas dari musibah. Melainkan.. 🗣 “Apa sih perbedaan antara Musibah yang mengangkat derajat, dan Musibah yang merupakan hukuman buat kita?” . Menurut Syekh Abdul Qadir Al-Jailani Rahimahullah, dalam at-Tabaqatul Kubra As-Sya’rani, beliau menjelaskan,  . Bahwa Tanda Musibah sebagai Hukuman itu ada 3:  . ✅️ 1. Yang mengalami cenderung tidak sabaran. Musibah membuatnya semakin reaktif...

Harta, Tahta, Masjidil Aqsa

Setiap kupandang foto kubah emas Kubatusakhroh dan Masjid Jami' Alqibli, airmataku menderai.... Teringat Sekilas siroh nabi bersama sahabat berkiblatkan Baitul Maqdis selama 16-17 Bulan menghadapnya Teringat pula Kenangan indan nan manis dibenak nabi saat menjalani peristiwa isra dan mi'raj bertemu dengan Sang Maha Abadi menerima perintah sholat 5 waktu Kenapa kemuliaan nya yang tak kalah sebanding dengan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi di Makkah dan Madinah tak sanggup membebaskan dia dari penjajahan Zionis? Padahal hadistnya terpampang didepan hidung ummat Islam betapa kemuliaannya dan keutamaannya berturut turut sejajar dgn masjid yang selama ini jadi tujuan haji dan umroh muslimin sedunia Kenapa kita semua lalai dan lupa pada warisan khalifatul Rosul Umar Ibnul Khatab Lalai dan lupa jua pada peninggalan  Shalahuddin Al Ayubi sang Pembebas Kita semua tak pernah sedetikpun memikirkan pembebasannya? Kenapa kita tiba-tiba lemah sendiri  Duduk terkulai lemas ketika dia dinista...

Kabar apakah yang sampai padamu tentang Palestina?

Oleh Helvy Tiana Rosa Apakah sampai padamu berita tentang rumahrumah yang dihancurkan tanahtanah meratap berpindah tuan, bahkan manusia yang dibuldozer? Apakah sampai padamu berita tentang airmata yang tumpah dan menjelma minuman sehari-hari tentang jadwal makan yang hanya sehari sekali atau listrik yang menyala cuma empat jam sehari? Apakah sampai padamu berita tentang kanak-kanak yang tak lagi berbapak tentang ibu mereka yang diperkosa atau diseret ke penjara? Para balita yang menggenggam batu dengan dua tangan mungil mereka menghadang tentara Zionis Israel lalu tangan kaki mereka disayat dan dibuntungi Apakah sampai padamu berita tentang masjidil Aqsha di halamannya menggenang darah dan tubuhtubuh yang terbongkar Peluru yang berhamburan di udara menyanyikan lagu kematian menyayat nadi kekejaman yang melebihi fiksi dan semua film yang pernah kau tonton di bioskop dan televisi Kebiadaban yang mahanazi Tapi orangorang di negeriku masih saja mengernyitkan kening: “Palestina? Untuk apa m...

Palestina, Bagaimana Aku Bisa Melupakanmu

Oleh Taufik Ismail  Palestina , Bagaimana Bisa Aku Melupakanmu Ketika rumah-rumahmu diruntuhkan bulldozer dengan suara gemuruh menderu, serasa pasir dan batu bata dinding kamar tidurku bertebaran di pekaranganku, meneteskan peluh merah dan mengepulkan debu yang berdarah. Ketika luasan perkebunan jerukmu dan pepohonan apelmu dilipat-lipat sebesar saputangan lalu di Tel Aviv dimasukkan dalam file lemari kantor agraria, serasa kebun kelapa dan pohon manggaku di kawasan khatulistiwa, yang dirampas mereka. Ketika kiblat pertama mereka gerek dan keroaki bagai kelakuan reptilia bawah tanah dan sepatu-sepatu serdadu menginjaki tumpuan kening kita semua, serasa runtuh lantai papan surau tempat aku waktu kecil belajar tajwid Al-Qur’an 40 tahun silam, di bawahnya ada kolam ikan yang air gunungnya bening kebiru-biruan kini ditetesi air mataku. Palestina , bagaimana bisa aku melupakanmu Ketika anak-anak kecil di Gaza belasan tahun bilangan umur mereka, menjawab laras baja dengan timpukan batu c...

AGAR HIDUP DIJAMIN ALLAH

Tentu kita ingin sekali hidup dalam Jaminan Allah. Kalau udah dijamin, apalagi yang menjamin itu Allah, kebayang ga gimana tenangnya hidup kita? Digaransi sama perusahaan asuransi aja kita udah “merasa tenang”, gimana kalau yang menjamin hidup kita penguasa dari segala penguasa? Perbaiki tauhid dan istiqomah adalah kunci meraih jaminan Allah. Tuhan kita, cukuplah Allah, jangan duit, mobil, kerjaan, perusahaan, jangan. Kalau butuh apa-apa, jangan ke manusia datengnya. Ke Allah. Setelah itu, jadikan sikap ini mengistiqomah dalam hidup kita. Terus kita jaga hingga ajal menjemput. Sekali lagi, syarat untuk mendapatkan perlindungan, penjagaan dan jaminan dari Allah SWT adalah nomor satu Siapa Tuhannya? Allah! Nomor dua kemudian kita Istiqomah. Engga miring kanan atau miring kiri, lempeng aja udah. Utang kita, Allah yang nanggung. Penyakit kita, Allah yang nyembuhin. Modal kita, Allah yang bisa nambahin. Pekerjaan kita, Allah yang bisa naikin. Dagangan kita, Allah yang bisa naikin. Don’t wor...

Mental Muhammadiyah

Oleh: Abdul Kohar  Dewan Redaksi Media Group. ANDAIKAN saja Kiai Haji Ahmad Dahlan masih hidup, barangkali dia akan terkesima melihat pesatnya laju Muhammadiyah, organisasi yang didirikannya 108 tahun lalu itu.  Cita-cita awal yang dicanangkan penghulu Keraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat itu saat mendirikan Persyarikatan pada 18 November 1912 cukup ‘sederhana’ dan hanya ada dua:  menyebarkan pengajaran Kanjeng Nabi Muhammad SAW kepada penduduk bumiputra di dalam Yogyakarta, dan memajukan hal agama Islam kepada anggota-anggotanya. Namun, pada perjalanannya, ternyata Muhammadiyah menemukan lahan yang subur untuk berkembang. Para pemuda pribumi yang mulai mengenyam pendidikan Barat dan kalangan priayi, menjadi salah satu kelompok penggerak proses dinamisasi. Eksklusivisme ‘kauman’, sebuah stempel yang melekat pada organisasi yang kini memiliki cabang di 34 provinsi dan 23 cabang istimewa di luar negeri itu, secara perlahan terus melumer. Kini, massa mereka yang berj...

Catatan Penutupan Rakorwil Partai Gelora ke-7

*Anis Matta pun terisak tangis* Sebuah pesan untuk kader Partai Gelora Indonesia dimanapun kalian berada  Seketika hening...., ruangan yang terisi 100 orang lebih di sebuah gedung kawasan elit Jakarta ini tetiba hening, tersisa getar pita suara, isak tangis kecil, dengan nada yang terbata, lalu ia terdiam tanpa kata, terpaku beberapa saat menahan tangis yang tak bersuara. Ia Anis Matta, belum pernah saya menyaksikannya serapuh itu.  Kami pun terbawa suasana haru, saya mulai berkaca, ada yang mulai tersedu tak bisa menahan tangisnya. Kami semua seperti menatapnya dengan tatapan kosong.  Adalah kata-kata Abu Bakar As Sidiq, yang membuatnya tak bisa menahan matanya yang memerah.  Kata yang mengguggah "Bagaimana mungkin aku bisa membiarkan, ajaran Islam berkurang 1 saja, sedangkan aku masih hidup" "kalaupun tidak ada satu orangpun yang berangkat melawan, maka aku satu-satunya yang akan melakukannya"  Kata-kata Abu Bakar, ia mengambil peran Pertanggungjawaban meski...

Sawo Tegalsari

forwars tulisan ringan tapi bagus. ttg misteri rumah joglo tua, pangeran dipenogoro dan pohon sawo by dahlan iskan ---- Sawo Tegalsari ........Tentu saja saya pernah ke Tegalsari, di selatan Ponorogo. Keluarga saya selalu bercerita tentang Tegalsari  –terutama tentang kehebatan Kiai Kasan Besari. Di Jawa, kata Arab ''Hasan'' –yang harus diucapkan sebagai huruf ''hak'' yang berat– menjadi Kasan yang bisa diucapkan dengan ringan. Buyut saya, yang secara Arab harusnya dipanggil Hasan Ulama (sungguh sulit mengucapkan `u itu bagi lidah Jawa), menjadi Kasan Ngulomo. Belakangan baru ditulis Hasan Ulama. .... Joglo itu memang sudah NYARIS jadi meja atau kursi –harus ditulis dengan huruf besar. Rumah joglo itu sudah dibongkar –karena sudah mau roboh. Sudah lebih 30 tahun tidak dihuni. Setelah dibongkar, kayu-kayunya ditumpuk: lama jadi tumpukan kayu yang nyaris dilupakan. Semua kayu jati tua. Keturunan Kasan Besari di Tegalsari menunggu saja: siapa tahu ada yang...