Thursday, November 11, 2004

Sudut Kamar dengan Biru Aura, 24.33 wib

Kututup lembar hari yang baru berakhir. Rebahkan kepala dan mencoba pejamkan mata. Mengenang bergilirnya episode hidup dan kehidupan yang terus berjalan. Dinamis dan tak pernah statis. Meski ia kadang pelangi, atau guntur yang menakutkan terjadi. Parade jiwa-jiwa hari ini kusaksikan. Dan kupejamkan mata kuat-kuat, menyesali kehidupan sosok muda penuh fatamorgana, berbungkus glamour kesemuan yang memperdaya.
Meraup duka dari ratusan sosok mungil yang bertebaran dijalan-jalan karena terpaksa atau bahkan dipaksa. Menganyam empati atas rasa kehilangan ceria dimasa kecil terindah yang harus tiada.
Mengencangkan semangat dan membakarnya demi tegak nurani dan sepadannya perilaku dan kata. Melantangkan kebenaran dihadapan kedzoliman penguasa. Bukan menjadi sosok-sosok apatis yang sibuk berkutat didunia mininya dengan segudang buku bermilyar halaman, atau yang masih bangga dengan klasiknya semboyan, "Buku, Pesta dan Cinta".
Meresap azzam dan cita para syuhada yang tak pernah rela Al Quds ternoda. Mengumpulkan asa dan keberanian yang tiada terkira.
Menjemput maut demi perjumpaan dengan Rabbnya semata.
Kembali kupejamkan mata. Sepenggal parade jiwa-jiwa hari ini usai sudah.

01.00 dinihari, 18.11.03
Detik-detik I'tikaf dalam Ramadhan yang begitu cepat melesat....

No comments: