Wednesday, July 02, 2014

Taujih Ramadhan @Banda Aceh 02 Juli 2014



Rekan-rekan marilah kita bermuhasabah terhadap semua amalan kita, perbuatan kita dan tingkah laku kita selama ini karena seorang sahabat nabi yang juga khulafaurasyidin Umar Ibnul Khatab R.A, pernah berkata “Hasibu anfusakum qobla an tuhasabu, hisablah dirimu terlebih dahulu sebelum kita dihisab (nanti di hari akhir oleh Allah).
-          Suatu kali Rosulullah SAW pernah menaiki mimbar untuk berkhutbah. Saat menginjak anak tangga pertama beliau mengucapkan AMIN, begitu pula dengan anak tangga kedua dan ketiga. Lalu para sahabat seusai shalat bertanya pada beliau mengapa beliau mengucapkan AMIN.
Beliau menjawab bahwa Malaikat Jibril datang dan berkata “Kecewa dan merugi seseorang yang bila namamu disebut dan dia tidak mengucap shalawat atasmu. Kecewa dan merugi orang yang berkesempatan hidup bersama kedua orang tuanya tetapi dia tidak sampai bisa masuk ke syurga. Kecewa dan merugi orang yang berkesempatan hidup pada bulan Ramadhan tetapi tidak terampuni dosa-dosanya  (HR Ahmad).
-          Sahabat…marilah kita merenungi perjalanan hidup kita dari Ramadhan ke Ramadhan…berapa banyak dari kita hanya sanggup jadi penonton ketika rekannya sibuk bertadarus, sibuk dalam aktivitas yang memurnikan ketaatan sementara kita hanya bisa berikrar dan berjanji  dalam hati-hati kita berkali dan berulang-ulang untuk bisa lebih banyak ibadah dalam Ramadhan kali ini tapi hanya tinggal niat saja di hati. Kita tak sanggup jadi pemberontak bagi hawa nafsu kita sendiri, berapa banyak waktu terbuang dan kita tinggalkan sementara hal tersebut bisa berbuah beberapa ayat Al-Qur’an ketika kita eja satu-satu hingga satu juz sehari, berapa banyak tasbih yang kita rangkai untuk mengundang kemurahan Allah di bulan Ramadhan ini…
-          Berapa banyak dari kita ketika Ramadhan menjelang hanya punya daftar makanan apa yang belum kita cicipi untuk berbuka, penganan apa yang belum kita beli untuk memenuhi hawa nafsu berbuka puasa kita, sementara ketika waktu azan tiba tak satupun makanan itu berguna untuk ibadah kita bahkan membuat kita malas beribadah dan akhirnya terlewatkan dengan tidur kekenyangan dan kelelahan makan daripada ber ibadah tarawih dan bertadarus.  
-          Rekan-rekan dan sahabat yang saya cintai,  mari kita merenungkan hal yang sebenarnya adalah perihal dan kepentingan Allah dan bukan kepentingan kita, dan sebaliknya ada hal yg sebenarnya itu adalah untuk kepentingan kita tapi kita menyangka Allah butuh hal itu.
-          Berapa banyak dari kita yang merasa harus mengumpulkan pahala yang banyak karena untuk kepentingan Allah, kita merasa Allah perlu disembah dan Allah akan berkurang keagunganNya karena kita kurang taat padaNya, ingatlah sahabat, rekan-rekanku, bahwa Allah tak perlu kita..Allah tak perlu amal ibadah kita yang sedikit dan penuh riya’ itu, Allah tak kan pernah mati karena kita tak memberinya makanan berupa ibadah..Allah tak perlu kita dan benar-benar tak memerlukan kita….
-          Berapa banyak dari kita yang melaksanakan amal ibadah karena ada kepentingan didalamnya, kita mengerjakan sholat dhuha agar banyak rejeki, kita mengerjakan sholat malam hanya ingin  curhat dalam do’a kepadaNya, kita berinfaq sepuluh ribu karena berharap dibalas ribuan bahkan ratusan juta rupiah yang kembali ke rekening kita entah dari mana, padahal kita bukan berdagang sama Allah kita bukan barter barang sama Allah, bukankah kewajiban kita untuk menyembah Allah semata karena Dia Robb yang menciptakan kita dan memberikan kita hidup, bukankah seharusnya kita memurnikan rasa syukur kita kepadaNya dengan tulus ikhlas dengan beribadah tanpa pamrih…Allah punya hak untuk disembah karena dia Robb yang mencipta dan menguasai seluruh alam termasuk diri kita.
-          Dalam hal berdo’a berapa banyak dari kita yang berdo’a melampaui batas, kita kadang tak sadar ketika berdo’a seakan akan amalan yang kita miliki telah cukup, kita merasa cukup karena mampu sholat semalam suntuk, kita merasa banyak amal karena uang yg telah kita infaqkan banyak sepenuh dompet,  bahkan kita merasa sangat beriman padahal perilaku buruk yang kita tunjukkan kepada teman, kita anggap sebagai toleransi, semua membuat kita jumawa ketika berdo’a pada Allah, kita seenaknya saja meminta ini itu pada Allah, minta jabatan padahal kita kerja lebih banyak mengeluh dari pada berkontribusi, minta rejeki yang berkah yang halal yang banyak padahal kita banyak menipu dan memanfaatkan orang hingga orang tersebut tak sadar kita manfaatkan, minta anak2 sholeh dan sholehah padahal kita gak bisa jadi orang tua yang bijak dan sholeh, kita meminta ini itu seakan-akan Allah adalah suruhan kita yang harus mengabulkan semua ingin kita…
-          Berapa banyak dari kita yang berucap Bismillah ketika memulai suatu pekerjaan tetapi pekerjaan kita tak ada manfaatnya buat Allah, padahal pekerjaan kita tidak ada sangkut pautnya dengan Allah, kita merasa mengikuti sunnah nabi ketika memulai pekerjaan dengan Bismillah karena nabi memulai segala pekerjaan yang didalamnya ada kepentingan dakwah dan kemashlahatan Islam serta kaum muslimin, sedangkan kita memulai Bismillah untuk kepentingan kita sendiri, untuk urusan perut kita sendiri untuk urusan nafkah sendiri yang jauh dari memikirkan kepentingan ummat dan kejayaan Islam.
-          Begitu juga ketika kita memanjatkan do’a kepada Allah, kebanyakan dari kita hanya berdo’a untuk urusan kita sendiri, minta diberi kekayaan, berdo’a meminta diberi jabatan, minta jodoh yang cantik molek spt selebritis, yg gantengnya seperti boy band dan banyak lagi, minta rejeki yang banyak yang halal yang berkah tujuh turunan, padahal nabi tak pernah berdo’a semacam itu malahan Nabi berdo’a untuk kemaslahatan ummatnya, kita lupa mendo’akan saudara-saudara kita yang tengah menderita di belahan dunia lain, di Palestina, di Suriah, di Mesir dan dinegeri-negeri Islam yang kini tengah bergejolak, kita sibuk meminta kemakmuran untuk urusan pribadi kita dan lupa berdo’a untuk saudara-saudara kita yang sedang menderita, di dzolimi dan meregang nyawa karena dibantai musuh2 nya.
-          Berapa banyak dari kita ketika mendengar ummat Islam dalam posisi yang rugi dan terpojok lalu cuci tangan dan mengatakan itu bukan jama’ah kami atau bukan bagian dari kami dan bukan golongan kami, padahal yang kita dengar adalah saudara muslim kita sendiri yang perlu dukungan penuh dari kita, sampai hari ini kita masih ingat ketika ummat Islam dituduh teroris oleh Negara Barat semata-mata karena ummat Islam berjuang mempertahankan marwahnya di negeri-negeri mereka, mempertahankan harga dirinya yang di injak-injak oleh musuh2nya yang sebenarnya adalah musuh-musuh kita juga, alangkah mudahnya kita membela kepentingan orang-orang Nasrani dan Yahudi bahkan kita juga gampang membela kepentingan syaithan dan golongannya dan berkhianat terhadap kaum muslimin dan Islam secara keseluruhan.
-          Lalu muslim seperti apa kita yang tak sanggup mendukung PERDA Syariah misalnya, tak sanggup istiqommah mendukung komunitas-komunitas yang berbendera Islam padahal komunitas itu berlandaskan Islam dan mengikrarkan diri sebagai bagian dari ummat Islam tapi kita berpaling muka. Kapan kah kita harus beroposisi terus terhadap perjuangan kaum muslimin diatas muka bumi ini jika kita tak pernah merasa bagian dari perjuangan dakwah, ingatlah hadist yang mengatakan jika kita tak pernah terbersit sedikitpun untuk berjihad maka bisa jadi kita mati dalam salah satu cabang kejahiliyahan, lalu jika kita tak punya niat  bahkan tak punya rasa untuk membela dalam hati atas setiap usaha dan perjuangan kaum mislimin, lalu muslim seperti apakah kita?
-          Sahabat-sahabatku mari kita Ingat akan hadist yang mengatakan jika kita tak pernah memikirkan kepentingan ummat ini, tak mau tahu tentang nasib ummat ini, maka kata nabi, kita bukanlah bagian dari ummatnya nabi…falaisa minni.
-          Sahabatku…pernah kah kita memikirkan dosa-dosa yang pernah kita kerjakan? Memang Allah pasti mengampuni setiap dosa yang kita kerjakan jika kita meminta ampun, itulah sifat maghfiroh Allah kepada hambaNya, tetapi sahabatku yakinkah suatu saat nanti Allah tak membuka aib kita ketika pengadilan hari akhir digelar di padang Mahsyar? Bisakah kita memastikan Allah telah melupakan dosa-dosa yang telah diampuniNya? Bisa jadi karena kita sombong karena merasa di ampuni, dosa-dosa itu hadir satu-satu dalam layar besar rekaman sejarah hidup kita yang diputar nanti dihadapan kita kemudian dosa-dosa itu menuntut balas atas kesombongannya dihadapan kita .
-          Rekan-rekan siapakah yang bisa menjamin bahwa dosa-dosa itu benar-benar diampuni Allah, adakah underlyingnya, adakah endorsementnya dari Allah berupa catatan hitam di atas putih bahkan bermaterai atau pula berakad dihadapan notaris untuk memastikan dosa-dosa yg kita kerjakan  itu tidak dibeberkan Allah di padang Mahsyar besok, padahal kita sudah berlinang air mata untuk minta dimaafkan oleh Allah? Tidak ada sahabatku, tidak ada yang bisa menjaminnya, maka mari kita sama-sama berhati-hati menjalani hidup ini…
-          Kita dan pribadi kita tak kurang hanyalah seorang hina yang tercipta dari yang hina, keluar dari yang hina dan mengeluarkan sesuatu yang hina dan kembali keperut bumi tanpa membawa apapaun kecuali bekal amalan yang beratnya juga tak seberapa.
Demikianlah sahabat semoga menjadi pengingat bagi diri saya sendiri dan bagi rekan-rekan yang bisa menyimak dan menitipkannya kedalam hati,semoga bermanfaat dunia akhirat, amin

No comments: