Thursday, January 05, 2017

Atjeh Darussalam, Kakak Kandung Perjuangan

*TRANSKRIP HABIB MOHAMMAD RIZIEQ SYIHAB DI ACEH YANG MENGGETARKAN JIWA*

*Nusantarasatu.net* - Ketua Dewan Pembina Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI Habib Rizieq Syihab menyerahkan bantuan senilai 2 miliar dari Front Pembela Islam (FPI) seluruh Indonesia kepada korban gempa di Kabupaten Pidie Jaya Aceh.
Sebelum bertolak ke Medan Sumatera Utara, Habib Rizieq Syihab menyampaikan ceramah keagamaan dan kebangsaan. Di akhir ceramah yang dihelat di Banda Aceh tersebut, Habib Rizieq menyampaikan amanat.
Meski hanya 5 menit, amanat ini sangat menggetarkan jiwa. Tentang Islam, persatuan, perjuangan, dan bela Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Berikut transkrip lengkap amanat Habib Rizieq Syihab di Banda Aceh.

"Saya punya satu amanat penting. Aceh adalah Serambi Mekah.
Aceh adalah Darussalam. Aceh adalah kakak tertua bagi Bangsa Indonesia. Islam pertama kali masuk ke Indonesia lewat Aceh.
Kerajaan Islam yang pertama ada di Perlak Aceh. Maka dari itu, Aceh harus memimpin Indonesia.
Aceh harus ‘menjajah’ Indonesia.
Maka saya meminta sekali lagi, Aceh adalah modal dan model bagi Bangsa Indonesia.
Kenapa saya katakan modal, Saudara?
Anda tahu, waktu perjanjian Internasional tentang kemerdeakaan Indonesia, salah satu syaratnya, kalau suatu Negara sudah dijajah seratus lima puluh tahun tanpa henti oleh Negara lain maka Negara tersebut menjadi milik Negara penjajah.
Saat itu semua wilayah Indonesia sudah dijajah. Hampir 350 tahun.
Tapi ada Aceh yang maju ke depan, Saudara. Apa kata Aceh?
Apa kata Aceh, Saudara? Aceh bilang, siapa bilang Indonesia dijajah Belanda? Aceh tidak pernah tunduk kepada Belanda.
Akhirnya tuntutan Belanda batal dan kemerdekaan Indonesia diakui secara Nasional bahkan Internasional.

Begitu merdeka, Indonesia belum punya kapal terbang. Yang pertama beli kapal terbang siapa? Aceh.
Yang pertama beli siapa? Aceh.
Yang modali kemerdekaan siapa? Aceh.
Yang jadi contoh siapa? Aceh.
Maka itu, dari hati saya yang paling dalam, Saudara, Saya menghendaki Aceh mulai dari hari ini sampai seterusnya ke depan harus menjadi lokomotif perjuangan Islam di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Harus menjadi lokomotif penerapan syariat Islam di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Maka itu, Anda jangan salah paham, Saudara;
kenapa Saya tidak setuju kalau Aceh lepas dari Indonesia?
Kalau Anda melepaskan diri dari Indonesia, Saudara, akibatnya ibarat kereta Indonesia kehilangan lokomotif, Indonesia kehilangan kakak tertua. Anda jangan tinggalkan Kami. Anda jangan tinggalkan saya dan kawan-kawan. Mari kita berjuang bersama-sama memerdekakakn Indonesia dari segala kemungkaran dan kezhaliman.
Sudah saatnya Aceh kembali ke sejarahnya dahulu, agar tidak hanya memikirkan Aceh. Pejuang-pejuang Aceh dahulu tidak hanya memikirkan nasib Aceh, tapi pejuang-pejuang Aceh dulu memikirkan agar seluruh Nusantara merdeka dari kebathilan, kezhaliman, dari penjajahan.
Saya berharap, Aceh ke depan bukan hanya menguasai dari Sabang sampai Merauke, tapi ke depan menguasai dari Sabang sampai Maroko.
Siap Islam bangkit dari Indonesia? Siap. Siap Islam bangkit dari Aceh? Siap. Siap bangkit? Siap. Siap satukan Indonesia? Siap.
Pokoknya Saudara, kalau ada satu wilayah mau berpisah dari Indonesia seperti Papua, tidak boleh kita izinkan. Kalau Papua mau merdeka, rame-rame kita ke Papua, rebut dan satukan Papua ke Indonesia. Jadi orang Aceh bukan hanya menguasai Aceh, tapi orang Aceh harus menguasai setiap jengkal di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
71 tahun kita merdeka, sudah cukup Islam dipinggirkan. Betul?
71 tahun kita merdeka, sudah cukup Aceh dibikin susah. Betul?
71 tahun kita merdeka, sudah cukup Bangsa kita dibuat susah. Betul?
Sekarang saatnya kita bangkit.
Mulai dari Aceh, lokomotif perjuangan. Selamatkan Indonesia dari semua jenis penindasan.
Siap bersatu?
Siap Siap berjuang?
Siap Siap cinta agama?
Siap Siap bela Allah?
Siap Siap bela Rasul?
Siap Siap bela Nabi?
Siap Siap bela Qur’an?
Siap Siap bela Islam?
Siap Siap bela Negara?
Siap Siap bela NKRI?
Siap Siap bela Aceh?
Siap Takbir! Sholluu ‘alan Nabii."

Dari Aceh,
Habib Rizieq Syihab mengunjungi Medan Sumatera Utara.

No comments: