Sunday, October 27, 2019
Basyar Al Assad
Saturday, June 22, 2019
Masa Keterpurukan Umat, Masa Panen Syuhada Untuk Kebangkitan Islam
Ia, Muhammad Mursi, adalah satu dari sekian banyak syuhada yang dipanen pada zaman ini. Masa ketika umat Islam tengah terpuruk. Bagai hidangan di hadapan musuh-musuhnya. Fase yang Allah swt sengaja kondisikan karena adanya pergiliran era kejayaan.
Sebuah umat akan mengalami masa kejayaan di muka bumi, dan akan menemui pula titik nadirnya. Khusus untuk umat Islam, itu adalah fase ujian untuk menyeleksi siapa yang teguh imannya, juga agar banyak yang mendapat kesempatan menjadi syahid.
”Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim.” (QS Ali Imran: 140)
Ladang Jihad di Bawah Mulkan Jabbariyatan
Rasulullah SAW bersabda: ”Masa kenabian akan berlangsung pada kalian dalam beberapa tahun, kemudian Allah mengangkatnya, setelah itu datang masa Kekhalifahan mengikuti manhaj kenabian, selama beberapa masa hingga Allah mengangkatnya, kemudian datang masa Raja-raja yang Menggigit (mulkan ‘adhon) selama beberapa masa, selanjutnya datang masa Raja-raja/para penguasa diktator (mulkan jabbariyatan) dalam beberapa masa hingga waktu yang ditentukan Allah, setelah itu akan terulang kembali kekhalifahan mengikuti manhaj kenabian.” (HR Ahmad)
Dari sekian banyak asatidz yang mengulas tentang hadits di atas, saya belum menemukan yang tidak sepakat bahwa sekarang adalah fase Mulkan Jabbariyatan. Kapan terjadinya periode kenabian, sangat mudah dimengerti. Begitu pula Khulafaur Rasyidin selama 30 tahun, dimulai dari Abu Bakar r.a. dan diakhir oleh Ali bin Abi Thalib r.a. (atau Hasan bin Ali r.a.). Lalu berlanjut Mulkan ‘Adhon sebagai masa kekhalifahan yang berjalan dengan sistem kerjaan hingga berakhirnya Turki Utsmani. Dan kini adalah era raja-raja diktator yang berkuasa atas umat Islam.
Tak banyak negara yang memakai sistem kerajaan dewasa ini. Sebagiannya adalah negeri di mana umat Islam menjadi mayoritas penduduk. Kebanyakan mengadopsi bentuk pemerintahan republik. Namun sering kali meski mengklaim menjalankan demokrasi di negara berbentuk republik, tetap saja perilaku otoriter layaknya raja diraja diperlihatkan oleh pemimpin-peminpin itu.
Sederet nama seperti Hafez Al-Assad dan anaknya Basyar Al-Assad di Syiria; Anwar Sadat, Gamal Abdul Naser, Hosni Mubarak di Mesir; Saddam Husein di Irak; Muammar Khadafi di Libya, dan Suharto yang pernah memimpin negeri kita, adalah sampel tokoh-tokoh bertangan besi yang memerintah atas umat Islam. Masih banyak yang belum disebut. Tentu masing-masing tak sama level kediktatorannya, serta tak menutup kemungkinan tetap memiliki kebaikan dan manfaat untuk umat manusia.
Dalam periode Mulkan Adhon pun rasa gigitannya bervariasi. Ada yang setara mukan jabbariyatan seperti ketika Al Hajjaj berkuasa, bahkan ada yang pantas disejajarkan dengan Khulafaur Rasyidin, semisal Umar bin Abdul Aziz.
Di masa Mulkan Jabbariyatan ini tentu bervariasi juga. Ada yang benar-benar otoriter, ada pula pemimpin yang menunjukkan pembelaan kepada umat.
Sempat tipe pemimpin seperti Mursi bertahta di Mesir. Namun kebenaran hadits itu berlaku. Negeri Sungai Nil mengalir tersebut kembali dipimpin sosok yang sewenang-wenang. Hingga saya berkesimpulan, sekalipun sebuah negeri Islam mengalami demokratisasi atau sempat dipimpin penguasa yang memberi kebebasan, tetap saja di zaman ini akan kembali lagi pada kepemimpinan otoriter. Itu di Mesir. Bagaimana di Indonesia? Anda bisa merasakan sendiri.
Tapi begitulah ladang jihadnya. Ulama, du’at, dan para pejuang Islam seperti Omar Mukhtar, Sayyid Quthb, Hasan Al Banna, Buya Hamka, dll rahimahumullah menjadi sosok yang memenuhi sabda Rasulullah saw: “Sesungguhnya di antara jihad yang paling utama adalah mengutarakan kalimat keadilan di hadapan penguasa zalim.” (HR Tirmidzi) Mereka menempuh risiko dari diasingkan, dipenjara, hingga dibunuh.
Mursi wafat ketika tengah melakukan itu. Berpidato menyatakan kalimat keadilan yang hak di hadapan para hakim yang bekerja di bawah pemimpin zalim. Hingga wajar kita menyebutnya syahid, karena sesuatu dinilai berdasarkan zahirnya.
Kalau pun ada pemimpin yang demokratis, namun menolak menjalankan apa yang telah Allah turunkan, maka sama saja ia berlaku jabbariyatan. Sikap sombong apa yang lebih parah dari menolak bimbingan Allah swt?
Terpuruk Sebagai Hidangan Musuh Islam
Hadits lain yang persis menggambarkan kondisi umat Islam sekarang adalah seperti sabda Rasulullah saw berikut: “Hampir tiba masanya kalian diperebutkan seperti sekumpulan pemangsa yang memperebutkan makanan.” Maka seseorang bertanya: ”Apakah karena sedikitnya jumlah kita?” ”Bahkan kalian banyak, namun kalian seperti buih mengapung. Dan Allah telah mencabut rasa gentar dari dada musuh terhadap kalian. Dan Allah telah menanamkan dalam hati kalian penyakit wahn.” Seseorang bertanya: ”Ya Rasulullah, apakah wahn itu?” Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: ”Cinta dunia dan takut akan kematian.” (HR Abu Daud & Ahmad)
Kata kunci dalam hadits di atas adalah wahn. Sebuah penyakit cinta dunia dan takut mati. Sudjiwo Tedjo pernah menulis di akun media sosialnya, "Pemimpin tangan besi mematikan nyali. Pemimpin yang dinabikan mematikan nalar." Begitulah, di bawah kesewenang-wenangan mulkan jabbariyatan, banyak umat Islam yang mati nyalinya sehingga takut menghadapi risiko atas berkata kebenaran dalam pengawasan rezim.
Pemimpin-pemimpin diktator itu sebenarnya ada di bawah kendali musuh Islam. Mereka bersikap keras kepada umat, namun pasrah menjadi boneka negara kafir yang sedang Allah izinkan menjadi adidaya.
Yang mengerumuni umat Islam pun tidak satu pihak. Tak hanya kaum kafir dari blok barat, blok timur pun ambil bagian. Mereka saling berebut untuk mengeksplorasi sumber daya alam di negeri-negeri Islam, serta mendikte pemerintahan yang berkuasa.
Dalam pada itu, gemerlapnya kemajuan di negeri-negeri kafir membuat umat minder dan mengagumi mereka. Terjadi gegar budaya. Cinta dunia tumbuh mengikis rasa bangga sebagai umat Islam.
Menantikan Kebangkitan Islam
Lanjutan hadits riwayat Ahmad itu, adalah kembalinya fase Khilafah di atas manhaj kenabian. Sesuai istilahnya, di masa tersebut pemerintahan yang berkeadilan akan tegak menaungi umat Islam dan kezaliman akan dientaskan.
Tetapi jangan terburu membayangkan yang muluk-muluk. Karena nyatanya, di era Khulafaur Rasyidin pun terdapat konflik.
Saya tidak tahu bagaimana persisnya kondisi dunia kala itu terjadi. Yang jelas, ada berita gembira bahwa Islam akan berjaya kembali. Manhaj kenabian yang adil akan menjadi dasar para penguasa dalam memimpin umat. Insya Allah.
Maka pilihannya, kita akan berpangku tangan sembari yakin masa itu akan datang, atau berjibaku untuk mengupayakan “sabab kauni”-nya. Kita bisa memilih ongkang kaki sambil menunggu Imam Mahdi - yang disebut-sebut dalam banyak hadits - muncul, atau berusaha agar umat Islam bangkit dalam keadaan tak tahu kapan kehadiran sosok yang ditunggu itu. Berjuang, setidaknya agar umat ini tidak terpuruk amat.
Kalau Anda memilih yang kedua, lantas bagaimana caranya? Setiap orang akan meraba, berijtihad, lalu menempuh jalan yang bisa berbeda-beda dengan orang/kelompok lain. Tapi semua itu dalam satu tujuan: Shohwah Islamiyah. Indah bila setiap kelompok bisa bersinergi. Sayangnya datang penyakit lain: rasa dengki dan syahwat membanggakan kelompoknya sendiri.
Meraba jalan kebangkitan itu, saya yang awam ini melihat bahwa penyakit wahn harus diobati. Tentu saja obatnya adalah bersikap kebalikannya. Yaitu tak takut mati dan tak cinta dunia. Berani menyatakan kebenaran meski mendapat ancaman penguasa zalim. Menanamkan cita-cita syahid dalam hati.
Dan menghapus rasa cinta dunia melalui sikap dermawan. Karena di berbagai belahan dunia, umat Islam butuh uluran tangan. Di Palestina, Rohingya, Uyghur, dan banyak lagi. Serta mengenyahkan sikap kampungan yang mudah terkagum dengan kemajuan negeri kafir. Bukan kekafiran yang membuat mereka lebih maju dari kita, tapi lemahnya kita menjalankan Islam dengan benar.
“Janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak di dalam negeri” (QS Ali Imran: 196)
"Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (darjatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS.Ali ‘Imran:139)
Hadits lain juga bisa menjadi pedoman. “Tali/buhul ikatan Islam akan putus seutas demi seutas. Setiap kali terputus, manusia bergantung pada tali berikutnya. Yang paling awal terputus adalah hukumnya, dan yang terakhir adalah shalat.” (HR. Ahmad)
Agar tali Islam utuh lagi, maka mulailah dari ikatan terdekat: yaitu sholat. Bila tiap pribadi muslim telah mendirikan sholat, maka kemungkaran di muka bumi pun berkurang.
Buhul berikutnya bisa jadi menumbuhkan semangat untuk patuh berzakat. Karena dalam Al-Qur’an, sering kata sholat disandingkan dengan zakat. Bersama dengan itu, riba dan sistemnya pun harus diperangi. “…Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah…” (QS 2: 276)
Hingga yang terakhir adalah kepemimpinan di atas manhaj nubuwwah terwujud.
Tapi jangan nafikan dan anggap keragaman gerak organisasi/kelompok Islam itu tak tahu prioritas. Bahwa ada yang bergerak di bidang kultural, pendidikan, ekonomi, bahkan politik, itu demi mempersiapkan simpul-simpul tali Islam untuk dirajut. Bila simpul sholat telah terikat sempurna, insya Allah simpul-simpul berikutnya sudah dikondisikan dan mudah diikat karena perjuangan suatu kelompok Islam yang fokus pada bidang tersebut.
Ya, masa kejayaan Islam akan datang juga pada akhirnya. Tapi jangan berpangku tangan. Jadilah orang yang menghadirkan sabab kauni atas masa itu. Ajak diri dan umat untuk mendirikan sholat, membayar zakat, enyahkan penyakit wahn, dan umat akan menjadi saksi kerja-kerja kita.
Dan katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (At-Taubah: 105)
Allahua’lam bish showab.
Zico Alviandri
Wednesday, June 19, 2019
Jual beli politik atas nama angkatan '66
Aksi-aksi demo mahasiswa pada 1966 yang berakhir dengan jatuhnya pemerintahan Orla memunculkan istilah angkatan ’66. Istilah ini merujuk pada kelompok mahasiswa yang berdemo di tahun 66.
Entah siapa yang pertama kali memakainya. Namun, istilah ini kemudian digunakan oleh beberapa tokoh aksi demo mahasiswa yang ikut membentuk Orde Baru. Mungkin didorong kebiasaan kita yang senang menggunakan istilah angkatan-angkatan.
Jadinya latah mengikuti penggunaan istilah angkatan ’28 (Sumpah Pemuda) dan angkatan ’45 (proklamasi RI) sebelumnya. Istilah angkatan sendiri mengacu pada sekelompok orang yang kira-kira usianya sebaya dan sama-sama memiliki suatu gagasan atau perjuangan bersama.
Namun, sesudah cita-cita mereka tercapai, banyak di antara mereka yang terpecah-belah, bahkan saling bermusuhan, seperti misalnya yang terjadi dengan angkatan ’45 pada 1950-an dan 1960-an.
Istilah angkatan ’66 yang digunakan untuk menyebut para pelaku demo mahasiswa tahun ’66 banyak dipertanyakan dan dikritik orang di kemudian hari, termasuk oleh para pelaku demo mahasiswa itu sendiri.
Mereka mengatakan bahwa nuansa pergerakan mahasiswa tahun ’66 itu berbeda dengan peristiwa Sumpah Pemuda dan Proklamasi Kemerdekaan serta perjuangan mempertahankannya.
Pada mulanya perjuangan itu adalah gerakan spontan yang berlandaskan moral untuk mengkritik pemerintah.Penyebabnya adalah kerisauan mahasiswa terhadap keadaan sosial ekonomi negara yang buruk, pemerintahan yang otoriter, dan kelakuan pejabat-pejabatnya yang kurang bisa diterima. Namun, demo yang tadinya murni karena dorongan moral berubah menjadi gerakan yang lebih bersifat politik kekuasaan.
Segelintir elite politikus organisasi mahasiswa malah mengkooptasikan dirinya dengan kekuatan ABRI (terutama Angkatan Darat) yang kemudian mendirikan pemerintahan Orde Baru. Mereka menamakan dirinya sebagai angkatan ’66 untuk melegitimasi kelompok mereka, bukan mengacu pada kebanyakan mahasiswa yang mandi keringat kepanasan dan kehujanan berdemo waktu itu.
Adanya perpecahan di kalangan mahasiswa tahun ’66 terjadi tak lama setelah Bung Karno kehilangan kekuasaannya, yaitu saat proses pembentukan pemerintahan Soeharto mulai bergulir. Waktu itu banyak terjadi perbedaan pendapat dan polemik di antara para eks aktivis mahasiswa. Hal ini terus berlanjut hingga Pemilihan Umum 1971 dan Peristiwa Malari 1974. Perbedaan ini terlihat dengan pendirian Monumen ’66 di depan sebuah hotel mewah di kawasan Kuningan pada 1980-an.
Monumen ini sudah dipindahkan ke tengah jalan karena pelebaran Jembatan Rasuna Said. Adapun hotel di dekatnya adalah kepunyaan sekelompok eks pentolan mahasiswa tahun ’66 tadi. Mereka telah menggunakan “perjuangan” mereka untuk memperoleh konsesi dari pemerintah Orba. Embel-embel angkatan ’66 pulalah yang mempermudah mereka menjadi sekelompok pengusaha.
Saya kira banyak eks mahasiswa ’66 yang tidak tahu-menahu dengan pendirian Monumen ’66, bahkan banyak yang mencibir karena merasa aneh. Mengapa monumen ini didirikan di depan sebuah hotel mewah, di tempat yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan aksi perjuangan mahasiswa ‘66?
Setahu saya, kebanyakan teman saya yang berdemo waktu itu murni karena sikap moral mereka. Perjuangan mereka adalah gerakan tanpa pamrih, ungkapan panggilan jiwa serta bukti kepedulian dan keberpihakan mahasiswa terhadap nasib rakyatnya. Titik. Bukan karena motivasi lain.
Hal ini juga dikemukakan oleh Soe Hok Gie, aktivis mahasiswa ’66 yang almarhum dalam usia muda. Dia menganalogikan perjuangan mahasiswa waktu itu seperti pengelana koboi jago tembak yang kebetulan singgah di desa yang dikuasai para bandit. Si koboi merasa muak melihat kelakuan tengik para bandit dan terenyuh melihat para penduduk desa yang tertindas. Dia merasa terpanggil untuk membebaskan desa tersebut dari cengkeraman para bandit.
Tanpa ada yang meminta atau menyuruhnya. Dia hanya menuruti instingnya saja. Setelah berhasil mengalahkan para bandit, penduduk desa ingin menyampaikan terimakasih dengan memberikan hadiah dan mengangkatnya sebagai sherif desa tersebut.
Sang koboi jagoan kita ini menolak karena apa yang dilakukannya bukan untuk mendapatkan hadiah atau mencari jabatan. Maka, dia pun segera mengucapkan selamat tinggal kepada penduduk desa dan meneruskan perjalanannya.
Soe Hok Gie berpendapat aksi mahasiswa adalah gerakan kelompok yang seharusnya seperti tindakan si koboi. Gerakan murni karena moral dan panggilan hati nurani, bukan karena alasan lain atau mengharapkan pamrih, misalnya untuk cari jabatan dan kekuasaan.
Setelah selesai misinya, seharusnya kembali lagi ke kampus, meneruskan kuliah dan berkarier masing-masing. Saya kira pemikiran Hok Gie ini diilhami film koboi Shane yang dibintangi Alan Ladd. Film ini diputar pada pertengahan 1950-an dan sangat terkenal. Saya sendiri pernah menontonnya dan ceritanya mirip dengan analogi cerita koboi yang disampaikannya itu.
Saya termasuk mahasiswa yang merasa keikutsertaan saya dalam demo mahasiswa 1966 adalah murni karena alasan moral, yaitu memperjuangkan yang benar menurut hati nurani saya. Bukan karena ikut-ikutan atau disuruh, apalagi dibayar orang.
Jadi, saya sangat setuju dengan pendapat Hok Gie. Oleh sebab itu, saya termasuk orang yang merasa bahwa penciptaan angkatan ’66 adalah sesuatu yang absurd, bahkan bisa dibilang sebagai rekayasa kepentingan politik. Saya percaya gerakan moral mahasiswa seperti yang terjadi tahun ’66 akan selalu muncul saat dibutuhkan atau dalam situasi genting, bukan hanya monopoli mahasiswa tahun ’66.
Gerakan moral sudah dilakukan kaum muda terpelajar sejak dulu dan akan terus di masa mendatang karena sifatnya yang universal. Ini pula yang terjadi dengan peristiwa kebangkitan nasional oleh para siswa STOVIA pada 1908, Sumpah Pemuda Oktober 1928 serta peranan para pemuda dan mahasiswa di sekitar proklamasi dan perang kemerdekaan.
Saya tentu berharap gerakan moral kaum muda terpelajar ini jangan sampai mau dikooptasi oleh kekuasaan apapun. Namun, hanya panggilan nurani untuk dan demi kemajuan bangsa dan rakyatnya semata.
Akan tetapi, saya mendengar pendapat ini dicerca oleh kelompok yang berkooptasi dengan ABRI demi mendirikan Orba. Mereka mengatakan bahwa pendapat seperti itu adalah pendapat orang-orang yang naif, sok idealis atau pendapat dari mereka yang sakit hati karena tidak ikut kebagian rezeki. Saya kira mereka boleh saja bicara demikian.
Barangkali secara fakta juga ada benarnya. Munculnya barisan sakit hati dalam sebuah kelompok sudah ada sejak perjuangan kemerdekaan dan akan terus ada sampai kapanpun. Saya kira tidak sedikit kalangan yang menamakan dirinya angkatan ’66 atau eks Laskar Ampera ARH yang mencoba mencantolkan diri pada kekuasaan atau mencari kedudukan dengan berbagai kelihaian dan tipu muslihat. Namun, banyak juga yang tidak berhasil.
Saya pribadi tidak pernah merasa harus membangga-banggakan atau membawa perjuangan mahasiswa ‘66 dalam hidup dan karier saya kemudian. Saya kira banyak teman saya yang juga berpendirian demikian. Sampai sekarang pun saya dan teman-teman saya ini tidak pernah mau mengkooptasikan diri dengan sistem kekuasaan apa dan siapapun.
Meskipun kesempatan itu, terus terang dan bukannya mau menyombongkan diri, sebenarnya banyak terbuka jika saja kami mau memanfaatkannya. Namun, seperti yang sudah saya katakan, saya lebih merasa nyaman dan senang sebagai orang yang bebas merdeka sehingga dapat mengatakan yang benar adalah benar dan yang salah adalah salah. Sulit bagi saya untuk bisa menjadi pengikut, kroni apalagi penjilat dari siapa saja yang kebetulan sedang berkuasa.
Perlawanan Sunyi Mursi
Seorang kawan bertanya kepada saya, siapa politisi idola saya? Saya jawab saya tak mengidolakan politisi. Apa sebab? Karena orang yang hidup tidak dalam titik nadir adalah orang biasa-biasa saja, Hatta seorang politisi hebat sekalipun masih hidup dengan kenyamanan sosial dan materiil diatas rata-rata kebanyakan orang. Tidak ada yang istimewa.
Sementara nama-nama besar dalam catatan sejarah adalah tentang orang-orang yang teguh hingga titik nadir. Memilih untuk hidup menderita karena memegang prinsipnya atau memperjuangkan nasib orang banyak.
Antitesa utama dari kemewahan sosial dan materiil adalah jeruji besi, tentu tanpa sebuah tindakan kriminal dan pidana, alias tahanan politik, dipenjara karena melawan penguasa. Nelson Mandela dipenjara, Soekarno dipenjara, Tan Malaka dipenjara, Pram dipenjara, Hamka dipenjara.
Mungkin kita akan menganggap beruntung yang kemudian bebas, tapi bisa jadi lebih beruntung ia yang hingga akhir hayatnya mati dalam titik nadir, bagi saya kematian dalam titik nadir karena memegang prinsip adalah kematian yang mulia. Karena hingga mati ia tak tersentuh hipokritnya dunia, dalam kesenangan dan kemewahan pribadi semata.
Adalah Mursi, nama baru yang akan dicatat sejarah sebagai orang yang mati mulia. Ia berprinsip tak mengakui Pemerintahan yang terbentuk karena mengkudeta hasil pemilu yang sah. Andai ia mau mengangguk barang sekali, mungkin kebebasan akan dirasakannya sambil menikmati hari tua.
Kalau dalam pandangan kebanyakan orang, Toh apa lagi yang harus Mursi perjuangkan? Organisasi sudah bubar centang perenang, aktivisnya ditangkapi dan lari keluar negeri. Sudah tak ada harapan bagi Ikhwanul Muslimin di Mesir, ia sudah game over.
Tapi memang Mursi tak sedang membela Ikhwanul Muslimin, ia sudah tak punya daya dan upaya, yang masih bisa ia bela tinggallah suara rakyat yang memilihnya, meski mungkin para pemilihnya bisa jadi sudah melupakannya.
Bersenjatakan tubuhnya yang renta, ia lakukan perlawanan Sunyi, dengan mengorbankan satu demi satu organ tubuhnya digerogoti penyakit dalam penjara, ia tukar dengan prinsip bahwa kekuasaan As Sisi tidaklah sah dan pilihan rakyat harus dibela.
Diabetesnya terus menggila, sebelah matanya hampir buta entah kenapa, paru-parunya meradang akibat dinginnya penjara, jantungnya berdebar-debar akibat hipoglikemia, mulut dan rahangnya terluka.
Selama 7 tahun, Ia melawan hingga titik nadir, sampai tumbang, hingga raga kakek berwajah teduh itu tak lagi mampu lagi jadi senjata terakhir perlawanannya. Nahas, kalau dilihat dari kacamata materil. Hina, kalau dipandang dari perspektif penguasa. Menyedihkan kalau ditatap dari kacamata awam.
Tapi Mursi sudah menang, ia jauh lebih mulia dari penguasa yang ia lawan. Tanpa angkat senjata, As Sisi sudah kalah. Martabat Mursi melambung tinggi seperti jiwanya yang kini merdeka menghadap Rabbnya, sementara harga diri As Sisi jatuh karena dzalim membunuh seorang Kakek renta.
Selamat jalan kakek berwajah teduh, dada jutaan orang kini telah kau buat membara, akibat perlawanan sunyimu dalam dinginnya penjara. Panjang Umur Perlawanan! Pendek Umur Kedzaliman!
Ahmad Jilul Qurani Farid
PIDATO TERAKHIR PRESIDEN MURSI DALAM PERSIDANGAN
Berdasarkan saksi mata dari jurnalis Mesir yang ada di persidangan, Dr. Muhammad Mursi Presiden Republik Arab Mesir yang legal, mendapatkan wafat syahid setelah 25 menit menyampaikan pidato terakhirnya di persidangan, lalu beliau jatuh ke lantai dan wafat.
Beberapa hal terpenting yang beliau sampaikan dalam pidato terakhirnya sebagai berikut :
1. Kalian telah menuduh saya melakukan aksi mata2 kerjasama intelijen bersama Hamas, sekarang (pemerintahan) Kalian berinteraksi dan bekerja sama juga dengan HAMAS.
2. Kalian telah menuduh saya atas apa yang terjadi di Sinai, dan sekarang Kalian menyaksikan juga yang terjadi di Sinai ( penyerangan & pembunuhan ), sementara saya sudah ada di dalam penjara.
3. Kalian menuduh saya terkait insiden kekerasan di Mesir, sekarang Kalian menyaksikan apa yang terjadi di Gereja2 dan Masjid ( serangan pemboman), dan pengusiran penduduk dari beberapa kampung dan daerah di Mesir.
3. Kalian mengkudeta-ku dan tak pernah membiarkanku sehari saja tanpa penyiksaan di dalam penjara, dan kalian pura-pura bodoh dengan apa yang terjadi. Kalian ingin membunuhku dengan berbagai macam cara, tapi pada saat yg sama kalian juga ketakutan akan kerasnya reaksi yg akan muncul saat itu terjadi.
5. Tidak ada yg tahu kapan ajal seseorang kecuali Allah. Dia-lah yg berkuasa atas segala urusan. Dan tidaklah kami ucapkan selain : Cukuplah Allah sebaik-baik pelindung dari setiap pelaku kezaliman dan antek2 penjahat kudeta.
6. Sungguh aku sangat yakin, aku akan bertemu Allah dalam kondisi bersabar dan berharap mendapatkan pahala. Aku yakin sepenuhnya akan bertemu dengan para penjahat itu di hadapan Allah, dan pada sisi-Nya akan tuntas segala perselesihan (dengan keadilan).
7. Pesanku kepada anak2 dan istriku, Allah menyaksikan bahwa sungguh aku mencintai kalian, dengan sebuah cinta yang tidak akan mengetahui (kedalaman)nya kecuali hanya Allah semata.
Betapa sering aku menderita, kesakitan, menjalani kehidupan dalam penjara tanpa obat dan pengobatan, tapi saat itu Aku memikirkan kalian siang dan malam. Aku tak tahu kapan kita akan bertemu, dan sungguh mungkin pertemuan kita kelak di Surga. Kita mohon itu kepada Allah, dan kita adukan kepada-Nya kezaliman mereka yang zalim.
8. Sungguh aku sampaikan kepada kalian bangsa Mesir yang agung, aku ulang kembali pesan ini dan senantiasa aku kuatkan : bahwa Kalian mampu menjalankan perubahan wahai pemuda2 Mesir. Jangan meninggalkan dan mengecewakan para ibu2 yang anak2nya syahid dalam perjuangan ini, juga mereka saudara2mu yang telah terzalimi. Sesungguhnya kezaliman tidak akan abadi, dan mereka para pengkudeta, akan datang kepada mereka hari kepastian. Tidak ada yg abadi, karena hanya Allah-lah yg kekal lagi abadi.
9. Pemerintahanku belum berjalan satu tahun lamanya, dan banyak sekali upaya interfensi dari banyak negara, baik itu Zionis, Amerika dan juga Arab. Mereka menginterfensi banyak urusan Mesir dan membeli para pengkhianat bayaran untuk menghancurkan negeri ini. Dan sekarang ini Mesir sebagaimana kalian saksikan setiap hari, kejadian perusakan demi perusakan terjadi, dan bangsa ini tidak pernah tenang kecuali dengan hilangnya pelaku kezaliman, dan kembali bebasnya mereka2 yang terzalimi.
10. Dan point terakhir yang disampaikan Mursi sebelum jatuh ke lantai. Media televisi Mesir merekam peristiwa/ucapan tersebut, tanpa menyiarkannya, yaitu : Aku hanya menunggu perjumpaan dengan Allah semata Wahai para Hakim, celakalah Hakim dunia ( akan diadili) oleh Hakim Langit.
Kemudian saat itu beliau tidak bisa melihat lagi siapa yg di hadapannya, beliau mengangkat jari telunjuknya ke atas tinggi2 dan jatuh ke lantai.
*diterjemahkan dari sumber liputan netizen berbahasa arab via grup WA.
Malu lah pada Mursi !!
Pagi ini aku ingin berteriak, Heey! Kalian yang mengaku sefikrah dengan Mursi, terinspirasi konon... Malulah pada Mursi. Sesungguhnya pertikaian kalian itu memalukan. Apa yang kalian ributkan hanya remeh temeh belaka.
KaKammi FH, Non FH. PKS, Garbi, FKP dan apalah apalah. Kalian semua meributkan semua itu, sementara kodok terus menertawakan kalian. Kalian mau berjalan kemana pun ternyata malah jalan di tempat.
Soko guru peradaban atau ustadziyatul alam yang ingin kalian perankan, hanyalah sebatas keinginan yang tidak akan pernah mewujud.
Sebab kalian sekarang memposisikan diri di tengah arena permainan anak-anak. Main tembak-tembakan. Main benteng-bentengan. Saling kejar, saling pukul. Terkadang ada yang pingsan. Tapi pingsan-pingsanan. Atau kadang juga ada yang mati, tapi boong-boongan.
Yah, namanya juga sedang bermain-main.
Malulah pada Mursi. Yang teguh sendirian menggenggam kebenaran. Walau harus bertaruh nyawa.
Kalian, apa masalah kalian? Melihat seeorang teman memakai jam mewah, belingsatan.
Kewalahan bertarung di pengadilan, katanya kawan akan nangis bombay.
Melihat kader banyak yang kritis, suruh tandatangan kesanggupan dan sampai muahadah ulang.
Disodori daftar kemungkinan tersangka korupsi...
Melihat kawan tidak berkopyah...
Sekedar kawan dimasukkan struktur BPN...
Dan apalagi saat mendengar kawan akan jadi saksi...
Ayolah, mulai bergerak jelas, terukur dan substansial!
Sekali lagi, malulah pada Mursi...
*Rusdi Abrar Rifa'i
Tuesday, June 18, 2019
MURSI
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
Akhirnya lelaki bercambang dengan wajah teduh berkacamata itu menemui Rabbnya: 17 Juni 2019, 13 Syawal 1440. Tepat ketika banyak Muslimin menunaikan shaum Syawal dan/atau yaumul bidh. Ia dinyatakan tak bernapas usai pingsan dengan baju merah dalam balutan letih sangat. Kiranya nama dan wajah Muhammed Mursi (1951-2019) akan terus dikenang oleh para keluarga pejuang kebenaran.
Wafat dalam status tahanan sungguh tak mengenakkan. Dikurung dalam kelaliman tiada kenal kemanusiaan oleh kekuasaan tiran yang pernah duduk sebagai pihak kepercayaan. Dikhianati oleh kalangan yang menahbis diri pembela kebenaran dan kebebasan. Entah yang Islamis Salafi ataupun sekularis-liberal dan komunis.
Sebenarnya ada banyak pelajaran dari perjalanan Mursi bila dikaitkan dengan kekuasaan dan hasrat manusia biasa. Semisal dalam seleksi persahabatan. Mursi sejatinya berbeda pandangan dalam urusan geopolitik kawasan (terutama negara yang masih alami Arab Spring 2011) ketika disandingkan dengan Recep Tayyip Erdoğan, sahabat Mursi yang merupakan presiden Turki.
Penting kiranya disebutkan di sini bahwa Erdoğan memberikan pernyataan belasungkawa yang diawali kritik tajam atas standar ganda Barat terhadap kudeta berdarah terhadap Mursi.
Sebagaimana dikutip dari laman Haber Vakti, Erdoğan berkata, "Pertama-tama, saya berharap belas kasihan Tuhan kepada saudara dan martir Mursi kita. Jenderal as-Sisi saat ini, yang mengambil kekuasaan almarhum Mursi, yang menjadi Presiden Mesir dengan suara demokratis 52 persen, mengakhiri demokrasi. .. mengeksekusi hampir 50 orang Mesir."
Sayangnya, kata Erdoğan, "Barat selalu diam terhadap eksekusi Sisi ini." Sementara negara-negara anggota Uni Eropa yang melarang keras eksekusi mati, sayangnya di kasus Mesir ini, mereka ini justru menghadiri pertemuan di Mesir sebagai tanggapan atas undangan Sisi.
"Itu kemunafikan!" dakwa Erdoğan. "Anda akan melarang kematian di satu sisi, (semisal) Anda akan ingin pelaksanaan penghapusan dari Turki... tetapi, di sisi yang lain, Mesir menerapkan eksekusi mati ini, ... Uni Eropa tidak mungkin untuk memahami dan menjelaskan partisipasi negara-negara tanpa apa-apa."
Sayangnya, menyitir kata-kata Erdoğan, proses tersebut memakan waktu sekitar 6 tahun.
"Saudara laki-laki kami, Mursi, telah dipenjara selama 6 tahun dan dihukum di sana bersama ribuan teman. Dan hari ini, saya mengesampingkan keraguan, dia menjadi martir dengan menjadi perintah. Saya berharap bahwa Tuhanku akan bersamamu, Habibi sayang."
"Doa kami ada bersamanya. Belasungkawa untuk semua saudara lelaki saya yang berjalan di jalan yang sama. Belasungkawa kepada rakyat Mesir. Saya menyampaikan belasungkawa kepada keluarga dan kerabatnya. Semoga Allah mengampuni Anda," pungkas Erdoğan.
Ketika di tengah kita seteru berkelompok itu masih saja hadir, perjalanan Muhammad Mursi amat pantas untuk jadi pelajaran berharga.
Ya, ini tentang fokus pada siapa kita antusias membuka telinga lebar-lebar. Jangan sampai kita cepat puas atas capaian yang ada. Juga jangan sampai kita salah mendengarkan masukan para al-akh yang ajak berislam secara paripurna tapi ditempuh harus secara seketika. Siapa dinyana, sang jenderal yang dipercaya ternyata musuh laten. Siapa sangka, kalangan yang selalu mengajak tampil saleh ala manhaj Salaf lantas menggebu mengajak kita mengikuti jalannya, kelak malah bakal berkhianat: An-Nour.
Menyebut nama Mursi rasanya juga perlu hadirkan nama Khairat El-Shater. Nama yang muncul dari internal Ikhwanul Muslimun sebelum akhirnya didiskualifikasi dalam pencalonan presiden seusai Arab Spring 2011. Inilah tentang kesetiaan. Sebagaimana perlunya disebut nama Abdel Moneim Aboul Fotouh, yang memilih berseberangan dalam ijtihad siyasi tentang siapa yang maju sebagai calon presiden dari sayap politik Ikhwan.
Mursi yang kini merengkuh jalan syahidnya insyaallah akan terus dikenang oleh para aktivis Islam. Betapapun berbeda jalan perjuangannya. Karena ada pelajaran dari sisi kegagahannya dalam memperjuangkan idealisme Islam. Baik saat Mursi di bawah tekanan rezim Hosni Mubarak hingga hari-hari dalam bayangan fitnah dan siksaan di penjara. []
Thursday, June 13, 2019
PENDETA YAHUDI RINDU NABI ﷺ .
membenci Rasulullah Muhammad ﷺ.
Pendeta tersebut mempunyai sebuah kegiatan kerohanian yang diadakan tiap Sabtu,
dan dihadiri puluhan ribu jema’at.
ia menemukan sejarah keagungan Nabi Muhammad ﷺ dalam kitab Taurat yang dibacanya.
Semula terdapat delapan tempat dimana sejarah Rasulullah ﷺ tertulis dalam
kitab agungnya orang Yahudi itu.
Karena rasa bencinya kepada Rasulullah ﷺ, ia merobek delapan tempat tersebut.
menyiapkan materi kitab Taurat yang akan diajarkan kepada murid-muridnya.
Ia kembali menemukan keterangan dalam kitab tersebut yang menjelaskan tentang
sejarah Rasulullah ﷺ pada 16 tempat dan semuanya itu juga ia robek.
Kemudian pada pekan hari Sabtu berikutnya (pekan ketiga) saat ia mempersiapkan
materi untuk pengajian kitab Tauratnya, kembali ia menemukan 24 tempat dalam
kitab tersebut yang menceritakan tentang Rasulullah ﷺ dan semuanya pun juga dirobeknya.
dengan Rasulullah Muhammad ﷺ.
Ia berpikir jarak antara daerahnya (Syam) dan Kota Madinah adalah
perjalanan selama 30 hari (menggunakan onta), sehingga perjalanan itu
harus meninggalkan kegiatan rutinnya paling tidak 8 kali pertemuan.
“Sebaiknya tuan pendeta tidak menemui Muhammad,
karena siapapun orang yang bertemu dengannya pasti akan tunduk padanya,
kalau nanti anda tunduk kepada Muhammad,
lalu siapa yang nantinya memimpin kami ?”.
Mendengar nasehat tersebut pendetapun mengurungkan niatnya
pergi ke Madinah untuk menemui Muhammad ﷺ .
mengutarakan keinginannya yang tertunda tersebut.
Tapi kembali murid-muridnya melarangnya.
Hal tersebut terulang tiga kali.
Hingga akhirnya pendetapun berkata:
” Atas kebesaran Nabi Musa dan Kitab Taurat saya harap kalian
memperkenankan saya bertemu Muhammad”.
Dan para muridpun akhirnya merelakan pendetanya pergi
menemui Nabi besar Muhammad ﷺ.
30 hari kemudian, setiba di pintu gerbang kota,
sang pendeta berjumpa seorang lelaki tampan, berkulit putih,
berbadan tinggi dan berbaju serba putih.
Ia mengira bahwa lelaki itu adalah Muhammad,
iapun menyapanya : “Assalamu Alaika yaa Muhammad”.
lelaki itu tiba-tiba menangis tersedu-sedu begitu mendengar sapaan tersebut.
Si pendeta terheran-heran.
Tak lama laki-laki itupun mendekati si pendeta dan menanyakan asal sang pendeta
“Anda dari mana ?”.
“Saya dari tempat yang jauh, dari Syam dan saya ingin bertemu Muhammad”
jawab si pendeta.
Di depan pintu masjid pendeta yang sudah tak sabar lagi bertemu Rasulullah ﷺ.
segera mengucapkan salam “Assalamu’alaikum, Assalamu Alaika Yaa Muhammad”.
Ia semakin kaget karena setiap ia mengucapkan salam kepada penduduk Madinah
mereka langsung menangis.
Ketika suasana masjid makin penuh disesaki isak suara tangis,
sahabat Ali bin Abi Thalib كرم الله وجهه segera menemuinya dan terjadilah percakapan :
Pendeta : “ Saya dari tempat yang jauh, kota Syam”
Ali رضي الله عنه : “Ada keperluan apa anda kemari ?”
Pendeta : “Saya ingin bertemu Muhammad”,
Ali رضي الله عنه : “ Terlambat…! Seminggu yang lalu beliau wafat,”
Pendeta (sambil penuh penyesalan) : “Kalau begitu saya ingin melihat jubahnya!”
mengambilkan jubah Nabi ﷺ di rumahnya.
Sesampai di depan pintu rumah, Bilal رضي الله عنه berkata
“ Wahai Sayyidah Fatimah, ada tamu ingin melihat jubah Rasulullah ﷺ ,
saya disuruh sahabat Ali untuk mengambilkan jubah itu untuknya,”.
Putri bungsu Rasulullah ﷺ itu langsung menangis teringat bau
harum tubuh ayahandanya tercinta.
Diciuminya jubah tersebut, sebelum beliau berikan kepada Bilal رضي الله عنه.
Bilal رضي الله عنه pun kemudian menangis sambil membawanya ke masjid Nabawi.
Dan begitu Bilal رضي الله عنه sampai di masjid,
semua sahabat yang berada di dalam masjid menangis teringat Rasulullah ﷺ .
Ali كرم الله وجهه segera memberikan jubah tersebut kepada sang pendeta,
yang segera menciuminya seraya berkata :
“ Ternyata benar, dialah utusan Allah,
beginilah bau harum Nabi Muhammad ﷺ seperti yang disampaikan dalam kitab Taurat !“.
ia melihat dua belas tambalan pada jubah tersebut,
sesuai dengan apa yang diterangkan dalam kitab Taurat.
Sang pendetapun makin yakin bahwa orang yang baru seminggu meninggal dan
ditangisi semua orang itu adalah Muhammad yang tertulis dalam kitabnya,
dan ia adalah utusan Allah ﷻ.
Asyhadu an Laa Ilaaha Illa Allah, Wa Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullah”
jawab Ali, lembut.
Maka resmilah ia menjadi seorang Muslim.
pintanya tak lama setelah ia bersyahadat.
mengantarkannya ke makam Rasul.
Sesampainya di sana sang bekas pendeta mengangkat kedua tangannya seraya berkata :
Aku ingin bertemu Nabi Muhammad,
namun kini aku sudah terlambat,
dan aku ingin agar engkau mempertemukanku dengannya di alam barzakh,
mohon matikanlah aku !”.
Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un.
Para sahabat رضي الله عنه kemudian memakamkan mantan pendeta
tersebut di pemakaman Baqi, tak jauh dari masjid Nabawi dimana Nabi ﷺ
yang tadinya dibencinya itu dimakamkan.
yang sangat membenci Rasulullah ﷺ, melalui ayat-ayat yang tertulis dalam kitab Taurat.
Kisah 25 Nabi dan Rasul
Monday, June 03, 2019
ISTIGHFAR |
Suatu waktu (ketika saya sudah usia tua) saya tidak tau kenapa ingin sekali menuju satu kota di Iraq. Padahal tidak ada janji sama orang dan tidak ada keperluan.
Akhirnya Imam Ahmad pergi sendiri menuju ke kota Bashrah. Beliau bercerita;
Begitu tiba di sana waktu Isya', saya ikut shalat berjamaah isya di masjid, hati saya merasa tenang, kemudian saya ingin istirahat.
Begitu selesai solat dan jamaah bubar, Imam Ahmad ingin tidur di masjid, tiba-tiba penjaga masjid datang menemui Imam Ahmad sambil bertanya; "Kenapa kamu di sini, syaikh?."
Penjelasan
Kata "syaikh" boleh digunakan untuk 3 panggilan:
1⃣untuk orang tua,
2⃣orang kaya atau pun
3⃣orang yg berilmu.
Panggilan Syaikh dikisah ini panggilan sebagai orang tua, karena penjaga tu memanggil hanya sebagai orang tua.
Penjaga masjid itu tidak tau yang lelaki itu adalah Imam Ahmad. Dan Imam Ahmad pun tidak memperkenalkan dirinya. Di Iraq, semua orang kenal siapa Imam Ahmad, seorang ulama besar & ahli hadits, sejuta hadits dihafalnya, sangat shalih & zuhud. Zaman itu tidak ada kamera / gambar sehingga orang tidak tau wajahnya, cuma namanya sudah terkenal.
Imam Ahmad menjawab, "Saya ingin istirahat, saya musafir."
Kata penjaga tu, "Tidak boleh, tidak boleh tidur di masjid."
Imam Ahmad bercerita,
"Saya diusir oleh orang itu, disuruh keluar dari masjid, Setelah keluar masjid, dikuncinya pintu masjid. Lalu saya ingin tidur di birai masjid."
Ketika sudah berbaring di birai masjid Penjaganya datang lagi, marah-marah kepada Imam Ahmad. "Kamu nak apa lagi syaikh?". Kata penjaga itu.
Sy nak tidur, saya musafir", kata Imam Ahmad.
Lalu penjaga masjid berkata;
"Di dalam masjid tidak boleh, di birai masjid juga gak boleh." Imam Ahmad diusir. Imam Ahmad bercerita, "Saya diusir sampai jalanan."
Di samping masjid ada penjual roti (rumah kecil sekaligus untuk membuat & menjual roti). Penjual roti ini sedang membuat adunan, sambil melihat kejadian imam Ahmad diusir oleh penjaga masjid tadi.
Ketika Imam Ahmad sampai di jalanan, penjual roti itu memanggil dari jauh; "Mari syaikh, anda boleh nginap di tempat saya, saya punya tempat, meski pun kecil."
Kata Imam Ahmad, "Baik". Imam Ahmad masuk ke rumahnya, duduk di belakang penjual roti yg sedang membuat roti (dengan tetap tidak memperkenalkan siapa dirinya, hanya bilang sebagai musafir).
Penjual roti ini punya perilaku baik dan memuliakan tetamu. Kalau Imam Ahmad mengajak bersembang, pasti dijawabnya. Kalau tidak, dia terus membuat adunan roti sambil *(terus-menerus)* melafazkan *ISTIGHFAR.* _"Astaghfirullah"_
Saat meletakkan garam, _astaghfirullah_, memecah telur, _astaghfirullah_ , mencampur gandum _astaghfirullah_. Dia senantiasa mengucapkan _istighfar_. Sebuah kebiasaan mulia. Imam Ahmad terus memerhatiknnya.
Lalu imam Ahmad bertanya, _"Sudah berapa lama kamu lakukan ini?"_
Orang itu menjawab;
"Sudah lama sekali syaikh, saya menjual roti sudah 30 tahun, jadi semenjak itu saya lakukan."
Imam Ahmad bertanya;
"Apa hasil dari perbuatan mu ini?"
Orang itu menjawab;
"(lantaran wasilah istighfar) Tidak ada hajat / keinginan yg saya minta, kecuali PASTI dikabulkan Allah. Semua yg saya minta ya Allah... pasti saya akan dapat"
Rasulullah
صلى الله عليه وسلم
pernah bersabda;
"Siapa yg menjaga istighfar, maka Allah akan menjadikan jalan keluar baginya dari semua masalah dan Allah akan berikan rezeki dari jalan yg tidak disangka-sangkanya."
Lalu orang itu melanjutkan, "Semua dikabulkan Allah kecuali satu, masih satu yg belum Allah beri."
Imam Ahmad penasaran lantas bertanya;
"Apa itu?"
Kata orang itu;
"Saya minta kepada Allah supaya dipertemukan dengan Imam Ahmad."
Seketika itu juga Imam Ahmad bertakbir, "Allahu Akbar..!
Allah telah mendatangkan saya jauh dari Bagdad pergi ke Bashrah dan bahkan - sampai diusir oleh penjaga masjid - Sampai ke jalanan, ternyata karena ISTIGHFAR MU."
Penjual roti itu terperanjat, memuji Allah, ternyata yg di depannya adalah Imam Ahmad.
Ia pun langsung memeluk & mencium tangan Imam Ahmad.
Sunday, June 02, 2019
"WALI ALLAH TANPA NAMA DAN TANPA GELARAN"
" Hai budak bodoh mahu kemana kalian, Kalian ini bagaimana ? datang pun tidak mengucapkan salam, Malah pergi begitu saja tanpa mengucapkan salam, baru diejek begitu saja sudah bermuka masam dan emosi, apakah mursyidmu yang seorang wali qutub tidak mengajarkanmu untuk mengucapkan salam saat datang dan pergi? Apakah mursyidmu yang seorang wali tidak mengajarkanmu untuk bersabar menahan celaan dan hinaan?"
" Kenapa kamu masih disini?"
Aku sudah mengenal wali tersebut? siapa dia?
Dan apa kau tidak kau tahu bahwa Sulthonul AWLIYA SYEIKH ABDUL QADIR JAILANI , dimasa kecilnya ketika dirompak malah berkata jujur tentang kantung emas yang ia bawa, perompak itu kehairanan mengapa dia malah jujur mengatakan kantung emas yang dibawanya , padahal setiap orang yang kena rompak selalu berbohong tentang bawaannya dan berusaha menyembunyikannya dari perompak, Lalu kau tahu apa kata SYEIKH ABDUL QADIR JAILANI? beliau berkata "Ketika aku hendak pergi menuntut ilmu ibuku berpesan "anakku .. bila engkau bertemu dengan siapapun maka jujurlah jangan berbohong, sungguh ibu lebih redha bila engkau jujur, sekalipun engkau harus kehilangan harta dan bekalanmu daripada kau harus kehilangan kejujuranmu"……
" Lihatlah ibumu, berapa lama dia menanggung dirimu dalam perutnya? apakah kau sanggup menahan perit dan pedih seperti dirinya hanya untuk menginginkan kau lahir di dunia hingga bertarung nyawa agar kau dilahirkan sihat dan selamat?? apakah kau pernah memikirkan hal ini ??
Tuesday, May 28, 2019
MasyaAllaah......
Yg hapal 8 juz? 6? 5? Dan ada beberapa yg berdiri. Dan akan disekolahkan ke sekolah pencetak ulama. Dia yg biayai.
Dia malu jwb "saya mau umroh ustad".
Ditanya lagi "orangtua msh ada?" dan dia ngangguk. Lgsg nangis dia dan semua takbir pas ustad jwb "kamu + orgtua kamu berangkat umroh brg saya sept thn ini". Masya Allah.
1. Ketampar malu krn dari ribuan yg dtg, yg hapal quran bisa diitung pake jari. Dan bukan itu mslhnya, yg MALUUU adalah gw sama sekali gak nunjuk tangan. Bahkan An Naba aja gak hapal Kmn aja gw? Ada anak dgn cerebral palsy yg bisa hapal quran hanya dlm waktu 8 bulan.
2. Di ceramah, Ustad Adi bilang PAKAI HARTA UTK SURGA KITA dan bener dia praktekin. Dunia ini kecil, gak ada apa-apanya. Yg utama adalah mendapatkan kelapangan dan ketenangan diri dari Allah, nanti dunia akan mengikuti.
3. Betapa asik nya menjadi muslim yg kaya krn bisa punya byk pilihan menggunakan hartanya. Ksh sekolah agama utk penghapal quran, ksh sedekah utk anak yatim, ksh cash utk penghapal surat dll. Betapa asik nya menjadi muslim yg kaya krn bisa jor-jor an sedekahnya, bisa membantu lebih banyak, tanpa dipikir, tanpa takut miskin. Knp orang kaya harus jor-jor an sedekahin hartanya? Krn harta itu akan dihisab. Semakin banyak harta semakin banyak dihisabnya. Makanya sedekahin, kasih Allah dan jadiin harta kita penolong kita di akhirat nanti.
4. Dan kepada penerima beasiswa, umroh dan uang jutaan kmrn, gw yakin gak bakal ada yg sangka. Pas berangkat dari rumah, mau cari ilmu ttg hijrah tapi malah ketiban rezeki gede kaya gitu. Ustad Adi bilang klo mau sesuatu, ikhtiarnya bukan dunia. Tapi dekati pemilik dunia maka insya allah dunia mengikuti. Klo dekat, kita minta, Allah akan kasih.
Saturday, May 25, 2019
Sejarah, darah dan Sampah
Jihad Bingkai Negrikku
Tapaki Sejarah Panjang Dan Harapan Generasi Kami
Generasi Yang Selalu Menitipkan Harapan
Harapan Dari Rahmat Cinta Sepanjang Masa
Bagi Tanah Air Ini ... Indonesia
Aku Kenang Engkau Bersama Para Mujahid Sudirman Hingga Orasi Lantang Diponegoro
Ku Ingat Selalu Disetiap Cerita Semangat Hancurnya Djien Hingga Pattimura
Membasuh Begitu Tulus Air Mata Dan Keringat Kartini
Kau Membetang Begitu Besar Jauh Dan Hijau Membasuh Lagenda Perang Dan Senapan
Bambu-Bambu Runcing Merubah Air Mata Dan Darah Menjadi Semangat Merdeka Ternyaring
Gaung Ayam Jantan Dari Timur Membelah Darah Dalam Harapan Termakmur
Saat Para Pahlawan Tersungkur Tinggalkan Mimpi Tentang Negeri Yang Makmur
Ihwal Nyata Fenomena Melantur Lintah Darat Demokrasi Menjamur
Begitu Manis Soekarno Hatta Bertutur Melindungi Benturkan Demokrasi Dalam Gamelan
Karikatur
Pengekangan Euforia Sandiwara Negeri Praktisi Elit Menikam Bungkam Sejarah
Harapan Yang Sempit Hitam
Diujung Sejarah Dan Harapan Tlah Menggumpal Bagai Hakikat Kegelapan
Tersirat Darah Pedang Dan Air Mata
Keringat Berubah Menjadi Sampah
Menggeluti Warna-Warna Hati Yang Berduka
Masih Adakah Lagi Kesetiaan Seperti Dicerita Ramayana
Seperkasa Para Pejuaang Diantara Lagenda Gatot Kaca
Atau Bengis Otak Kita Lebih Dangkal Dari Sangkuriang
"Tanpa Jiwa Raga Hanyalah Kapas Hancurkan Neraka Hempas"
Ketika Ajal Menjemput Kita Tuk Bergegas
Diatas Air Mata Petuah Dan Wejangan-Wejangan Terhina
Sejarah Darah Dan Sampah
Indonesia...
Mari Kita Kembali Ke 12 September 1984
Bukan Era Priuk Busuk Membisu Diselangkangan Hukum Keparat
Parodi Strimulator Air Liur Babi LB Murdani Dan Tri Sutrisno
Tak Semanis Sampah Janji Ketumpulan Komnas Ham
Dan Arwah Barhaludin Lopa Dihadapan Mungkar Dan Nakir
Salatlaka Pasti Izroil Kan Datang Menjemput Nyawamu
Detak Jantung Bergerak Cepat Diatas Irisan Merah Paku
Tak Sempat Memilih Konsfirasi Yang Kau Pilih Diatas Nyawa Amir Biki !!!
Dendam Fitnah Menyudutkan Riziq!!!
Memvonis Jaffar Umar Thalib
Pada Intuisi Kemanusiaan Sepihak
Seperti Para Ustadz Yang Terculik !!!
Langkah Picik Kelinci Argumentasi Bukit Jerami Theo Safe'i
Siapa Yang Melempar Bensin Disargumen Pendeta Versus Ulama Di Tong Sampah
Satu Meja Diatas Sampah Demokrasi Dan Kertas Sejarah
Memicu Masalah Kecil Dan Krusial Untuk Sebuah Perang Agama
Indonesia Disatu Dasar Korelasi Reformasi Terparah
Kelas Membual Senja Terpanjang Membangun Hitam Hangus Busuk Dan Terbuang
Kenanglah Batas Perlawanan Darah Para Mujahidin Nusantara
Hingga Arif Rahman Hakim Dan Semanggi Sempilan Puluh Delapan
Cerminan Yang Takkan Terlupakan
Dan Abu Bakar Ba'asyir Yang Terbingkai Fitnah Sebagai Kambing Hitam
Negeri Yang Selalu Kucintai Ini Memfitnah Warna Sejarah Anak Cucu Kita
Dari Timur Hingga Ke Barat Hijaulah Indonesiakku
Disetiap Kota Tak Semakmur Rasa Nasionalis Ala Sidomuncul
Disini Hati Kami Terpukul Setiap Beban Yang Terpikul Kebencianpun Terkumpul
Bongkar Nurani Untuk Lebih Mengerti Sekedar Refleksi Ala Republika
Atau Buku-Buku Dominan Disetiap Rak Perpustakaan Negara
Biarlah Waktu Menjadi Guru Hingga Hidayahmu Membaca
Disudut Sakral Penghianatan Nusantara
Memfitnah Agama Diatas Ambisi Tahta
Etika Penghianat Jelata
Monopoli Militer Untuk Ambisi Darah Dan Negara
Merobek Dibalik Neraca Pembenaran
Membuat Respon Penghuni Istana
Persis Dengan Demonstrasi Mahasiswa Dan Transaksi Narkotika
Kesenjangan Yang Harus Kami Telan
Mengunyah Dalam Kengerian Terdalam
Memastikan Setiap Prasasti Para Adipati Tak Bernurani
Bingkai Peninggalan Kambus Dan Mataram
Lebih Kejam Untuk Biadab Mereka Yang Melihat Tapi Diam
Ambon,Poso,Aceh Dan Nostalgia Timur Leste
Indonesia Disini Mimpimu Mengalir Dalam Darah
Menjadi Koleksi Sejarah
Koran Paper Dan Pembantaian Moneter
Situbondo Ketapang Hingga Papua
Batas Langkah Para Penghianat Piagam Madina
Merekam Batas Wacana Politik
Yang Mencuci Darah Rakyatmu Sendiri
Friday, May 24, 2019
KEMENANGAN YANG RAPUH AKAN BERAKHIR GADUH
(Pendidikan Lemhannas Angkatan LVIII)
Catatan Subuh
Sesuai sekali untuk renungan, tolong pahami baris demi barisnya, kata demi katanya. Semoga Allah SWT membukakan hati
*Catatan subuh.*
Kejadian penembakan dan pembubaran sahur ini membuat saya flash back kembali tahun ‘98.
Yang ngomong seperti itu, banyaak.
Yang bicara begini, juga ga sedikit.
Komentar begini juga terdengar.
Dan masih banyak lagi komentar yang menentang pergerakan mahasiswa.
Sungguh andai mereka tau.
Ada yang mendidih di darah kami. Ada yang bergejolak di dada kami. Ada kedholiman yang tak bisa kami toleransi.
mereka menyuarakan keprihatinan mereka di depan KPU, bukan Istana Presiden.
Tuntutan yang disuarakan, tau juga kan?
Gunakan mata batin dan nuranimu (kalo masih punya).
Makanya Belanda betah bercokol dan menguras kekayaan kita selama 350 tahun, menyisakan mental-mental orang terjajah yang harus diupgrade sebagai manusia merdeka.
Jangan dikira penjajahan era baru tidak ada.
Belum sempat memprotes, tetiba bagian negerimu sudah menjadi milik negara lain.
Banyak lagi permasalahan negeri ini yang mesti kita kawal, kembali ke jalan yang benar.
Thursday, May 23, 2019
ILLA LIQO' HABIBANA
Ya, aku dari tiada,
sekarang ada,
itu juga hanya sebentar,
kembali lagi tiada.
Inilah yang menjadi asbab bersemangat dalam mencari rejeki yang halal, kuat bestari dalam beramal silaturahim, sayang pada keluarga, sayang pada semua apalagi pada yang papa lebih-lebih pada saudara-saudara yang tertindas.
Hari ini di bulan penuh Rahmat dan ampunannya beliau benar benar telah kembali.
Beliau telah persiapkan sendiri Kafan bersulam Istighfar pembungkusnya jasad kembali keRidhoNya.
Allahummaghfirlahu warhamhu waafihi wafu anhu
Wednesday, May 15, 2019
Lalu diam.....adalah PENGHIANATAN!!
Menyaksikan pembantaian yg tak kunjung reda
Dihadapan dunia, di ujung hidung para pemimpin dunia
Di depan mata ummat yg tak sanggup menggerakkan hati nya sekalipun untuk berpihak...
Dan kita hanya membisu..membungkuk kuyu
Ummat macam apa kita wahai kawan?
Kurang contoh kah dariMu wahai Nabi kepada kami yang setiap hari bersholawat dalam sholat2 wajib kami, tapi tak punya iba membela saudara kami yg terjajah dan dihinakan musuh2 nya dibelahan bumi manapun saat ini
Di seberang hotel mewah selat Bosphorus aku bermimpi .. mencium tangan Thoriq Bin Ziad ketika turun dari kapal yg terbakar di selat Gibraltar
Diam mu adalah PENGHIANATAN
Diam mu adalah PENGHIANATAN
Diam mu adalah PENGHIANATAN
Mengalirlah air mata mulia
Mari do'akan semua yg terjajah agar segera MERDEKA
Bergumam lah wahai hati...
Walau aku tak pernah menginjakkan kaki ku di sana
Di Baitul Maqdis
Tapi
Rindu pembebasan mu
Kan kubawa
Sampai aku mati
Sampai suatu saat jasad ini
Terbujur kaku liang lahat..
15 May 2019
10 Ramadhan 1440 H