Sunday, November 06, 2016

Episode 2

Bismillahirrahmanirrahim

Saya ada di sana...
Sungguh diluar rencana, saya  berada di RS ini. Hanya krn menemani teman wanita yg baru saya kenal saat Aksi Damai pingsan 3x dan harus di-infus. Sebenarnya saya sdh memutuskan utk pulang dan mengabari suami utk menjemput.

Saya ada disana....
Saat tiba2 suasana UGD mjd riuh. "SIAGA... SIAGA... SiAP-SIAP perkiraan 60 korban akan datang bahkan bisa lebih !!!" suara dokter perempuan sigap menginstruksikan rekan2nya. MasyaAllah.. Saya putuskan utk tetap di RS ini, membantu mereka. Tapi saya seorang DOKTER GIGI.... Apa yg bisa saya lakukan utk mereka ???.... MasyaAllah.

Saya ada di sana...
Seketika suasana begitu mencekam. Suara ambulan di luar meraung-raung. "Ada yang bisa saya bantu suster" merapat mendampingi mereka. Kaki ini menguat, dada ini bergemuruh melihat mujahid2 digotong masuk ke UGD.

Saya ada disana....
Seorang suster dalam balutan baju plastik memegang selang air, siap di depan UGD.. menyambut korban yg turun dr ambulan dan mengucurkan air ke wajah mereka kmd mendorong mereka dlm kursi roda/tandu memasuki ruang UGD. MasyaAllahh tidak ada rintihan sakit atau erangan pilu dari mereka....Yang terdengar adalah sayup2 ASMA MU YA Allah tak terhenti lekat di bibir mereka... MasyaAllah..

Saya ada di sana....
Berada di sebelah mujahid, seorang pria yang tersengal sengal nafasnya. "Sesak dok, leher saya" dan ia terbatuk batuk... Dipasangkanya oksigen oleh suster... "Istighfar pak... Astaghfirullahalazim, Laa haula walaquwwata illaa billah, ini jihad kita !!"... Saya bantu mengangkat kepalanya utk menyeruput teh hangat, krn dia bilang "tangan saya gak bisa digerakkan dok" . Subhanallah walhamdulillah Walaa Ilaa Ha Illallah Allahu Akbar.

Saya ada disana....
Seketika ruang UGD penuh sesak & hawa gas air mata sangat terasa. "Abang, Habib bang.. Habib bang.. Habib bagaimana bang" seorang mujahid dgn wajah berlumur darah krn luka di kepalanya mengkhawatirkan Sang Habib. Dia TAK PERDULI dg lukanya... Justru HABIB yang dipikirkannya... MasyaAllah,... Mulianya Sang Guru.

Saya ada di sana ...
Seorang pria didorong masuk dg fiksasi kayu di kaki kirinya. Keadaan umumnya baik. Terbengong memegang hp. Saya dekati... Sdh bisa hubungi keluarga? Dia menggeleng? Kenapa? Batere habis, jawabnya. Brp no.nya saya bantu hubungi. No ibu saya dok, katanya... "Halo ibu, ini dr RSBK, ibu jangan panik,  putra ibu, Victor ada di sini. Kondisi baik hanya kakinya terluka". Suara sang ibu terbata-bata menanyakan lokasi RS dan keadaan putranya (dengan logat khas 'BATAK' sangat kental terdengar). Sungguh Tak TERPIKIR sedikitpun saat itu... mungkinkan dia mualaf? non-muslim? ataukah provokator? Sama sekali TIDAK!!!. Kami menolong semua yg terluka.

Saya ada di sana ...
Para mujahid yg terluka tak tertampung di ruang UGD ... selasar dan halaman RS-pun terpakai. "Kami tdk bersenjata, kami baru selesai sholat isya, sebagian kami tengah duduk tenang berdzikir, dan letupan itupun menggelegar" ungkap seorang mujahid yg saya dekati dalam gemuruh keGERAMAN-saya atas semua ini.

ALLAHU AKBAR !!!
Saya ada di sana... bersama sahabat saya, dr. Cut di RS.BUDI KEMULIAAN
Allah sempatkan saya MENYAKSIKAN dan MENGALAMI semua ini.
Jadikan semua sebagai ibadah kami dalam membela DIEN-Mu yaa Robbi...  (47:7)

ditulis oleh NADA ISMAH.

No comments: